Meski
statusnya belum mendapatkan kontrak pengadaan, namun Airbus A330 MRTT (Multi
Role Tanker Transport) tetap punya peluang kuat untuk diakuisisi TNI AU. Selain
kompetitor di segmen pesawat tanker tidak sebesar kue di lini jet tempur,
identitas Airbus A330 MRTT sudah disebut oleh dua Kepala Staf Angkatan Udara,
sejak era KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia (Tahun 2015), dan KSAU saat ini
Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, terselip nama Airbus A330 MRTT sebagai salah satu
alutsista yang akan didatangkan.
Dalam
persepsi strategis, adopsi MRTT adalah jawaban atas perbedaan platform pada jet
tempur TNI AU. Seperti kelompok jet tempur asal Amerika Serikat, F-16 Figting
Falcon yang jumlahnya terus bertambah hingga membentuk dua skadron udara, maka
menganut sistem pengisian bahan bakar di udara (air refuelling system)
menggunakan teknik boom. Sementara kelompok Sukhoi Su-27/Su-30 dan Hawk 200
mengacu air refuelling system dengan teknik hose. Dan selama ini yang baru bisa
merasakan ‘disusui’ dari Ibu Kandung adalah jet tempur Sukhoi dan Hawk 200,
lantaran TNI AU hanya mempunyai pesawat tanker KC-130B Hercules.
Atas dasar
efektivitas dan efisiensi, TNI AU membutuhkan jenis pesawat tanker yang mampu
‘menyusui’ dua platform jet tempur sekaligus. Ini artinya TNI AU dapat
melakukan penghematan biaya operasional, sementara armada jet tempur F-16 yang
selama ini tak pernah mendapatkan ‘perhatian’ di udara akan mempunyai jarak
jangkau terbang dan endurance lebih panjang dengan MRTT. Tidak itu saja,
menyandang gelar “Multi Role” pesawat twin engine ini juga dapat disulap untuk
kebutuhan angkut personel dan Medevac (medical evacuation).
Airbus A330
MRTT produksi Airbus Defence and Space dibangun dari platform pesawat sipil
Airbus A330-200. Pesawat tanker dengan dua mesin jet ini dapat membawa muatan
111 ton bahan bakar, tanpa fuel tank tambahan. Selain itu, masih bisa ditambah
kargo tambahan hingga kapasitas 45 ton. Muatan kargo dapat dibawa dalam 8
military pallets. Bila disulap sebagai pembawa personel, A330 MRTT dapat
membawa 380 penumpang (konfigurasi single class). Saat keadaan mendesak, Airbus
A330 MRTT dapat disulap sebagai Medical Evacuation, 130 usungan standar dapat
dibawa.
Airbus A330
MRTT dapat membawa 111 ton bahan bakar, sebagai perbandingan KC-130B Hercules
TNI AU hanya mampu membawa 136,26 hecto liter bahan bakar, atau setara 13.630
liter. Sebagai pesawat tanker, pada masing-masing sayap dilengkapi hard point
untuk penempatan refuelling pod guna menjulurkan teknik hose. Sementara untuk
mendukung teknik boom, terdapat tail boom pada sisi ekor bawah pesawat.
Airbus A330
MRT dengan bobot kosong 125 ton dapat menjelajah hingga 14.800 km. Punya
kecepatan maksimum 880 km per jam, dan ketinggian terbang maksimum 13.000
meter. Sampai saat ini, A330 MRTT sudah digunakan oleh AU Inggris, AU
Australia, AU Emirat Arab, AU India, AU Arab Saudi, dan menyusul Singapura.
Dengan basis pesawat sipil Airbus A330 -200, kelak untuk perawatan bisa
bersinergi dengan maskapai Garuda Indonesia yang kini mengoperasikan Airbus
A330-300, dan perawatan dapat ditangani di Garuda Maintenance Facility (GMF).
0 comments:
Post a Comment