Pasukan
tentara bayaran yang disewa oleh perusahaan pertahanan swasta Rusia telah
berkeliaran dan beroperasi di Libya untuk mendukung pemimpin pemberontak Libya,
Khalifa Haftar.
Ini adalah
sinyal jelas bahwa sampai saat ini Moskow siap untuk memberi dukungan publik
kepada Haftar bahkan dengan risiko akan semakin merenggangkan hubungan dengan
barat yang sudah kesal dengan Rusia karena menopang Presiden Bashar al-Assad di
Suriah.
Haftar
dikenal sebagai tokoh yang menentang pemerintahan Libya yang diakui PBB dan
negara barat. Tetapi beberapa pembuat kebijakan Rusia melihat Libya membutuhkan
orang kuat untuk mengatasi kekacauan
yang terus terjadi setelah berakhirnya rezim Muammar Gaddafi enam tahun lalu
oleh gerakan yang didukung oleh Barat.
Kehadiran
tentara swasta ini diakui oleh pemimpin perusahaan pertahanan swasta dalam
wawanacara dengan Reuters. Dia mengatakan pengiriman ini menggunakan aturan komesial.
Hal ini memang memungkinkan tanpa ada persetujuan dari Moskow.
Oleg
Krinitsyn, pemilik perusahaan swasta Rusia RSB-Group, mengatakan kontraktor
swasta dikirim ke Libya Timur tahun lalu dan mereka telah ditarik pada Februari
2017 setelah dianggap selesai melakukan misi mereka.
Dalam
laporan yang ditulis Reuters Minggu 12 Maret 2017, Krinitsyn mengatakan pasukan
swasta ini ditugaskan untuk menjaga dan mengamankan fasilitas industri di dekat kota Benghazi
Libya timur yang dikuasai kelompok bersenjata lain.
Dia menolak
untuk mengatakan siapa yang menyewa perusahaan pertahanan swasta ini, di mana
mereka beroperasi atau fasilitas industri apa yang dimaksud . Dia tidak
mengatakan jika operasi telah disetujui oleh pemerintah yang didukung PBB.
Ditanya apakah
misi memiliki izin resmi dari Moskow, Krinitsyn mengatakan perusahaannya tidak
bekerja dengan kementerian pertahanan Rusia, tetapi “konsultasi” dengan
kementerian luar negeri Rusia.
Para
kontraktor menurut Krinitsyn juga tidak mengambil bagian dalam pertempuran,
tapi mereka bersenjata dengan senjata yang mereka dapatkan di Libya. Dia
menolak untuk menentukan apa jenis senjata. PBB sendiri melarang impor senjata
ke Libya kecuali di bawah kendali pemerintah dukungan PBB.
Krinitsyn
mengatakan kontraktor swasta yang mereka kirim siap untuk melakukan perlawanan
jika mereka diserang.
“Jika kita
berada di bawah serangan kita memasuki pertempuran, tentu saja, untuk
melindungi kehidupan kita dan kehidupan klien kami,” kata Krinitsyn. “Menurut
ilmu militer, serangan balik harus mengikuti serangan. Itu berarti kita harus
menghancurkan musuh. ”
Militer dan
pejabat pemerintah di Libya timur mengatakan mereka tidak menyadari kehadiran
kontraktor swasta ini, sementara Haftar tidak menanggapi permintaan untuk
komentar.
Para pejabat
di Libya Barat yang didukung PBB, tidak mau berkomentar. Demikian juga dengan
Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pasukan
Haftar pada minggu ini terus bertempur untuk mengambil alih kontrol atas terminal minyak Mediterania dari Es
Sider dan Ras Lanuf, yang menjadi faksi saingan mereka yang merebut wilayah
ini.
Rusia
sendiri memiliki catatan menggunakan
kontraktor militer swasta sebagai perpanjangan dari militer sendiri.
Di Suriah,
kontraktor militer telah banyak digunakan dalam peran tempur dalam hubungannya
dengan pasukan reguler Rusia dan sekutu Suriah, menurut beberapa catatan yang
diberikan kepada Reuters oleh orang-orang yang terlibat dalam operasi. Moskow
belum mengakui menggunakan kontraktor swasta di Suriah.
Perusahaan
keamanan Rusia tidak mengungkapkan latar belakang orang yang mereka sewa tetapi
kontraktor biasanya adalah veteran pasukan khusus.
Krinitsyn,
pemilik perusahaan yang menyewa kontraktor militer swasta untuk Libya, adalah
seorang perwira dari layanan penjaga perbatasan Rusia yang berbasis di
Tajikistan yang berbatasan dengan Afghanistan.
Krinitsyn
mengatakan beberapa kontraktor yang disewa untuk Libya sebelumnya bekerja di
Suriah, meskipun tidak dalam peran tempur.
Dia menolak
untuk mengatakan berapa banyak kontraktor yang terlibat dalam misi di Libya,
mengutip kerahasiaan komersial. Namun, ia mengatakan bahwa secara umum,
operasi jenis ini akan membutuhkan
sekitar 50 ahli pembersihan ranjau dan kisaran jumlah yang sama untuk detail
keamanan mereka.
Haftar telah
mencari bantuan dari luar untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya atas wilayah
Libya. Rusia telah menunjukkan kesediaan untuk terlibat dengan dia. Haftar
mengunjungi Moskow pada bulan November tahun lalu dan bertemu dengan Menteri
Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Pada bulan
Desember, Haftar juga mengunjungi kapal induk Rusia di lepas pantai Libya dan
berbicara dengan Menteri Pertahanan Rusia melalui jaringan video. Dalam
beberapa pekan terakhir, Rusia telah mengevakuasi 100 pejuang Haftar yang terluka
untuk mendapatkan perawatan medis.
0 comments:
Post a Comment