TNI AU akan
menempatkan pesawat drone di daerah perbatasan terutama di Natuna dan Tarakan
dan akan mengadakan pengadaan pesawat drone yang lebih besar setingkat
predator, sehingga mampu terbang dengan radius yang lebih luas yang akan conect
dengan program Kementrian Pertahanan yang saat ini sedang membangun satelit
yang nanti akan dapat digunakan oleh pesawat dron yang akan dikembangkan,
sehingga daerah-daerah yang perlu perhatian dapat di awasi. Demikian dikatakan
Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP dihadapan para perwira dalam
kunjungannya di Lanud Iswahjudi Madiun, Jumat (3/3/17).
Diikuti juga
para Asisten Kasau, Dan Korpaskhas, Pangkoopsau II dan para Kepala Dinas
jajaran Mabesau, selain itu Kasau juga mengunjungi Lanud Adi Soemarmo Solo dan
Lanud Abdurachman Saleh Malang.
“Pemerintah
memberikan program yaitu Renstra I, Renstra II dan Renstra III dan itu
berdasarkan minimum essensial force, TNI AU bekerja mengarah kepada
kepentingan-kepantingan Skadron-skadron Udara, sehingga prioritas kebijakan
kepada pengadaan perlengkapan-perlengkapan seperti pada tahun 2017 pengadaan
Radar untuk pesawat T-50 termasuk persenjataannya,” kata Kasau.
Menurutnya,
Yang tidak kalah pentingnya adalah pengadaan pengganti pesawat F-5 yang dalam
waktu dekat akan terealisasi dua atau tiga tahun mendatang, namun waktu yang
begitu panjang perlu diperhatikan karena penerbang harus mengikuti jenjang
karier, sehingga para penerbang harus mengikuti dan melaksanakan latihan di
Skadron Udara 16 dan juga di Skadron Udara 11.
“Termasuk
kebutuhan sebanyak 12 Radar di seluruh Indonesia berdasarkan kepada minimum
essensial force bukan ideal dan tahun 2019 ini akan berdatangan dan melengkapi
kebutuhan TNI AU, ujarnya.
Kasau juga
mengadakan trobosan yaitu dalam setiap kontrak pengadaan pesawat harus ada dua
yang dimasukkan, yaitu pelatihan pilot harus sampai pada tingkat pertempuran
dan memasukan semua kataloging speare dalam kontrak.
“Kita tidak
boleh terjebak dengan tradisi yang ketat, kita harus membangun inovasi, tradisi
tanpa inovasi akan ketinggalan, oleh sebab itu mari kita terus berinovasi dari
kekurangan kita,” tegas Kasau.
Kasau
menambahkan, Program kedepan segera melengkapi pesawat MRT (Multi Rolle
Tangker) Airbus 330, sehingga bisa mendukung penerbangan untuk air refueling,
selain itu akan membangun network center warfire, sehingga dapat memberikan
data link kepada pesawat-pesawat tempur dan yang tidak kalah pentingnya dapat
memberikan data link kepada kapal-kapal perang, bahkan dalam suatu pertempuran
Tank Leopard pun dapat diberikan datanya.
“Selain itu
harus segera perkuat pesawat-pesawat survellance, sehingga Skadron Udara 5
untuk segera memasang peralatan yang mampu untuk melihat wilayah ZEE, apakah
kapal-kapal yang mencuri ikan atau kapal perang lainnya sudah masuk ke wilayah
kita. TNI AU juga akan membangun kebutuhan-kebutuhan seperti testcell engine T-50
yang SDMnya dapat di ambil dari yang menangani pesawat F-5, pengadaan radar
pesawat T-50 dan persenjataannya seseuai dengan spek yang
dimintanya,”pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment