Kepala Staf
TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama sejumlah pejabat
terkait meninjau pesawat angkut berat A400M Atlas buatan Airbus milik Angkatan
Udara Inggris di Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Senin 6 Maret 2017.
Pada
kesempatan itu KSAU bersama Sekjen Kemhan Laksdya TNI Widodo, Gubernur
Lemhannas Letjen TNI (Purn) Agus Wijoyo, Aslog Kasau Marsda TNI Yadi Husyadi,
Pangkoopsau I Marsda TNI Yuyu Sutisna, serta Danlanud Halim Perdanakusuma
Marsma TNI Fadjar Prasetyo.
Kasau dan
para pejabat yang meninjau pesawat angkut berat A400M milik Angkatan Udara
Inggris itu mendapat menjelasan dari Komandan Skadron Udara 70 RAF, Wing
Commander Simon Boyle tentang kelebihan pesawat A 400 M yaitu sebagai pesawat
yang mempunyai misi taktis jarak rendah, misi strategis jarak jauh dan sebagai
tanker.
“Sebagai
misi taktis jarak pendek mampu membawa muatan logistik untuk bantuan
kemanusiaan, mobilitas kendaraan militer dan pasukan. Dengan lebar dan tinggi 4
meter serta panjang 18 meter memungkinkan pesawat mampu membawa cargo seperti
truk semi trailer sekitar 25 ton,” kata Simon Boyle.
Menurut dia,
dengan karakteristik yang unik berupa 12 roda utama dapat mendarat di atas
bebatuan, kerikil maupun pasir, penyerapan daya kejut yang efisien ke dalam
struktur rangka pesawat serta resiko minimal dari kerusakan akibat benda asing.
Pesawat A400M dapat mendarat dan terbang dari landasan pacu tak beraspal yang
pendek, lembut ataupun kasar sekalipun.
“Sehingga
bantuan kemanusiaan dapat segera tiba di tujuan dalam jangka waktu yang sangat
pendek setelah terjadinya bencana,” jelas Wing Comannder Simon Boyle.
Pada
kesempatan itu Kasau juga melihat cockpit yang telah menggunakan perangkat
komputer seluruhnya dan glass cockpit Dengan sistem yang telah komputerisasi
tersebut pengawaknya cukup tiga saja dalam keadaan normal yaitu satu pilot
utama, pilot cadangan dan satu load master.
Untuk
bongkar muat telah dilengkapi alat bongkar muat kargo secara cepat dan otomatis
tanpa perlengkapan pendukung khusus yaitu alat derek berdaya 32 ton di atas
pesawat dan crane berdaya 5 ton.
Berdasarkan
kemampuannya yang dapat terbang dengan kecepatan rendah, menjadikan A400M ideal
untuk menurunkan pasokan barang dari ketinggian rendah. Kemampuan terbang A400M
adalah hingga 4.700 mil laut/8.700 km, dengan ketinggian jelajah 37.000 kaki
dan kecepatan 0,72 Mach.
Kasau sempat
menanyakan mengenai jangkauan bahan bakar (endurance) pesawat A400M dan dijawab
Wing Comannder Simon Boyle selama 11 jam. Hal ini tentu baik apabila digunakan
untuk perjalanan yang jauh dengan waktu yang lama.
Pada hari
yang sama, Airbus juga memberikan kesempatan kepada jurnalis melihat langsung
seluruh bagian pesawat transport berat yang ditawarkan juga kepada TNI AU
sebagai komplemen dari armada C-130 Hercules yang sudah ada di Skuadron Udara
31 dan Skuadron Udara 32 TNI AU.
Squadron
Leader (setara mayor) Rich McPhaeden, salah satu pilot yang ikut dalam
penerbangan safari A400M Atlas nomor registrasi ZM401 itu mendampingi jurnalis
untuk mengenal lebih dekat pesawat transport berat militer yang hingga kini baru
dibuat sebanyak 38 unit dan dipergunakan delapan angkatan udara itu.
“Interior
memang sangat lega, rapi, dan mudah untuk dikenali dan dikuasai juru muat.
Banyak sekali tautan di lantai ruang kabin, dengan tujuan memudahkan
bongkar-muat sesuai misi yang dikehendaki,” katanya seraya menambahkan
begitupun dengan kokpit yang diatur sangat memerhatikan ergonomika dan
kemudahan operasionalisasi.
Airbus A400M
Atlas sejak beberapa tahun lalu ditawarkan kepada TNI AU. Satu unit A400M Atlas
pernah mendarat dan dipertunjukkan kepada pers pada 2012 di tempat yang sama,
namun saat itu penawaran resmi belum dilayangkan. Secara pengembangan, A400M
Atlas telah tertunda, di antaranya penerbangan perdana dari seharusnya 2008
menjadi Januari 2009.
0 comments:
Post a Comment