Monday, 6 March 2017

Mi-26 VS CH-47: Dua Raksasa dari Dua Kutub


Helikopter Mi-26 dan CH-47 adalah dua pesawat sayap putar ikonik yang dirancang oleh dua pesaing utama selama Perang Dingin. Meskipun dirancang untuk angkat berat, dua helikopter ini dirancang untuk dua peran yang berbeda.

Mi-26 dirancang untuk mengangkut divisi mekanik dan senjata taktis sedangkan yang satu lagi dirancang untuk menjadi kuda pekerja bagi tentara AS dan pada dasarnya sebuah truk udara yang bisa mengangkut berbagai barang.

Kedua helikopter hingga saat masih dalam produksi setelah hampir 3-4 dekade penerbangan pertama mereka dan telah diekspor ke berbagai negara. Mari kita lihat perbandingan keduanya dengan adil.

IDEOLOGI & DESAIN


Mi-26

Uni Soviet memiliki wilayah yang luas dan sebagian besar tidak dapat diakses ketika musim dingin yang ekstrem. Pasukan Soviet dilatih untuk beroperasi di daerah-daerah sulit terutama di musim dingin karena dua kali catatan sejarah dingin Rusia yang parah telah memberi mereka keuntungan atas musuh mereka dan memukul mundur serangan musuh yang kredibel.

Mereka menghadapi masalah dalam mengangkut amunisi, bahan bakar, senjata, pasukan, bahkan senjata strategis dan taktis dalam jumlah besar untuk pos-pos tersebut. Padahal pos-pos ini bisa menjadi kejutan besar dan mematikan bagi musuh yang menyerang.

Pada 1960-an, helikopter terbesar Mi-6 yang ada belum mampu menjawab kebutuhan pasukan Soviet. Mereka membutuhkan helikopter baru. Biro Mil kemudian mulai mengembangkan Mil V-12, helikopter terbesar yang pernah dirancang dan dibangun, tapi akhirnya justru menjadi helikopter yang rawan karena desain yang sangat kompleks. Helikopter itu seharusnya bisa membawa beban mengejutkan hingga 40 ton pada jarak lebih dari 100 kilometer.

Mil V-12

Soviet dengan cepat menyadari bahwa ini bukan yang mereka butuhkan. Sesuatu yang sedikit lebih kecil dengan muatan sekitar 20 ton sudah cukup untuk mengangkut kendaraan lapis baja ringan, atau sepasukan tentara. Persyaratan ini  kemudian dijawab oleh Mil dengan Mi-26. Helikpter yang memiliki volume internal yang besar, sehingga bisa membawa hulu ledak, rudal, mesin, tank, bahan bakar untuk rudal balistik taktis atau strategis atau rudal jelajah pada rentang 800km.

Mi-26

Biro desain berjalan melalui beberapa desain, termasuk desain rotor tandem. Karena muatan sangat tinggi, perakitan gear, drive shaft dan komponen lainnya akan menjadi besar dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan desain rotor tunggal konvensional.

Mereka juga mempertimbangkan aspek pemeliharaan, seperti kebiasaan Soviet yang memiliki kecenderungan merancang hal-hal berdasarkan utilitas murni dan kemudahan pemeliharaan, maka diputuskan untuk beranjak dengan desain rotor tunggal. Mi-26 memasuki layanan pada awal tahun 1980-an dengan beberapa varian yang berbeda dirancang untuk berbagai peran.


BOEING CH-47

Sekarang mari lihat sejarah lahirnya Chinook. Piasecki helikopter telah berhasil memproduksi dan menjual H-21 ke beberapa negara. Helikopter yang telah telah membuktikan dirinya dalam pertempuran.

H-21

Setelah dibeli oleh Boeing, di akhir 1950-an mereka mendapat permintaan dari Angkatan Darat AS untuk sebuah helikopter baru yang bisa menggantikan armada Sikorsky H-37. Helikopter H-37 menggunakan mesin ganda R-2800, yang juga digunakan pesawat tempur legendaris era Perang Dunia II seperti P-47 Thunderbolt, F4U Corsair dan F6F Hellcat.

Mesin piston memiliki daya rendah untuk rasio berat dan karenanya helikopter generasi baru, dimulai dengan UH-1 yang didukung oleh mesin turbo shaft yang pada dasarnya mesin jet untuk memberikan output berupa gerakan berputar dari turbin yang bukan knalpot di ujungnya.

Mesin ini menawarkan kekuatan yang luar biasa untuk rasio berat, dan memungkinkan mesin lebih kecil tetapi lebih kuat untuk dipasang pada helikopter generasi baru.

Angkatan Darat Amerika menginginkan apa yang bisa disebut sebagai truk langit, yang bisa membawa semua hal dalam kompartemen kargo, untuk secara cepat dipindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Desainer di Boeing melakukan penelitian menyeluruh tentang apa yang dibutuhkan US Army, dengan melakukan wawancara dengan beberapa komandan. Beberapa keinginan yang muncul dari wawancara itu adalah

- Pintu kargo belakang
- Mesin ditempatkan tinggi untuk menghindari FOD.
- Perawatan mudah, bahkan dengan kargo dimuat.
- Cocok untuk operasi kapal induk.
- Mengurangi down wash.
- Kemampuan untuk beroperasi dari permukaan air.


Setelah pembahasan pada hampir 300 desain, mereka memilih desain rotor tandem yang dinilai paling cocok untuk Angkatan Darat AS. Inilah yang kemudian melahirkan CH-47.

KEMAMPUAN


Mi-26

Mi-26 ini didukung oleh 2 mesin turboshaft besar D-136 yang mampu memproduksi lebih dari 11,000 hp setiap mesinnya. Turbin ini memutar sebuah rotor utama 8 berbilah dengan diamater 32m. Ukuran kargo sekitar 15 × 3,2 × 3,15 meter, dan dapat mengangkat lebih dari 20 ton payload baik di dalam teluk kargo atau digantung di bawahnya.

Sebuah Mi-26 benar-benar dapat mengangkat 2 CH-47 jika diperlukan, meskipun Chinooks harus membutuhkan modifikasi intens seperti penghapusan mesin, rotor, gear box dll untuk dibawa Mi-26.

Mi-26 dapat membawa sekitar 100 warga sipil atau 80 pasukan tempur dengan senjata lengkap. Kendaraan lapis baja seperti BMD-4 dan BTR-80 dapat diterbangkan oleh helikopter tersebut. Bayangkan sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa Mi-26 mengirimkan seluruh unit mekanis siap tempur, dan membawa ke sebuah wilayah yang paling tepat untuk menyerang musuh. Ini adalah mimpi buruk bagi komandan di lapangan.

Dengan jangkauan maksimum lebih dari 1800 km, helikopter ini sangat baik untuk melakukan pekerjaan yang dirancang untuk mereka.

Helikopter ini, meskipun besar dan mumpuni, setelah berakhirnya perang dingin tidak begitu banyak digunakan dan akhirnya lebih menarik bagi perusahaan angkat berat di seluruh dunia daripada angkatan bersenjata yang awalnya dirancang untuk dilayani. Helikopter ini sebenarnya setara dengan airlifters strategis besar tetap seperti C-5 yang berlebihan untuk operasi taktis yang umum dilakukan oleh tentara.


CH-47

Rotor kembarannya ditempatkan di ujung badan pesawat yang merupakan cara terbaik dan efektif  untuk bisa menggunakan semua daya yang dihasilkan oleh mesin, daripada membuang-buang sekitar 15-30 persen pada rotor ekor.

Didukung oleh dua mesin turbo shaft Lycoming T55 helikopter ini dapat membawa sekitar 11 ton di teluk kargo atau di hook. Chinook juga memiliki kemampuan yang unik, dengan membawa tiga beban dengan tiga kait berbeda di bawah badan pesawat. Berkat desain rotor kembar, dapat menangani perubahan pusat gravitasi akibat beban yang tidak tersandang di bawah tengah helikopter.

Kabin cukup besar untuk 44 pasukan tempur. Helikopter juga telah digunakan sebagai dukungan serangan selama perang Vietnam, ditunjuk sebagai ACH-47, helikopter dipersenjatai dengan lima M60 atau M2S bersama dengan roket dipasang di stub wing.

Helikopter ini telah terbukti sebagai desain yang tidak pernah mati. Telah diproduksi terus menerus selama lebih dari 50 tahun sejak tahun 1962  dengan beberapa negara memesan Chinooks untuk menggantikan yang sudah ada atau menambah kemampuan angkat taktis baru.

Helikopter ini juga digunakan untuk operasi khusus angkatan bersenjata Amerika Serikat. Varian MH-47 dirancang khusus untuk misi ini, sementara varian terbaru yaitu CH-47F yang diproduksi untuk peran taktis biasa.

0 comments:

Post a Comment