Friday, 10 March 2017

Benarkah F-35 Adir Israel Serang Suriah?


Beberapa hari terakhir munucl laporan di berbagai outlet berita bahwa Israel telah mengerahkan sepasang jet tempur F-35i Adir mereka ke medan perang Suriah. Padahal jet tempur itu sendiri belum masuk status operasional dengan Angkatan Udara Israel.

Georges Malbrunot, yang menulis untuk surat kabar Prancis Le Figaro, mengutip sumber intelijen Prancis, memposting di akun Twitternya dan menyebut secara rinci misi dari pesawat Israel tersebut.

Dia menulis dua F-35i Adir ini dikerahkan pada 12-13 Januari malam ke wilayah udara Suriah. Misi mereka adalah menyerang sasaran di Ibukota Damaskus.

Menurut Malbrunot, F-35i Adir menyerang sistem rudal permukaan ke udara mobile Pantsir-S buatan Rusia yang dikhawatirkan akan sampai ke tangan Hizbullah. Senjata itu dihancurkan di sebuah gudang di Mezzeh, lapangan terbang militer di Damaskus.

Dalam serangan sama  Angkatan Udara Israel (IAF) juga dilaporkan menghancurkan baterai S-300 yang dikerahkan di dekat istana presiden Suriah, di Gunung Qassioun. Menurut sumber yang  intelijen Prancis dikutip Malbrunot, pesawat F-35i Adir akhirnya terbang di atas istana Presiden Suriah Bashar al-Assad sebelum kembali ke Israel.

Malbrunot juga membuat kutipan dari seorang tentara yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan “Dengan Pantsir itu, Hizbullah memastikan bahwa Angkatan Udara Israel hampir benar-benar tidak dapat beroperasi di atas Lebanon.”

Namun Thomas Newdick, seorang wartawan penerbangan meragukan kabar ini. Suriah, jelas tidak memiliki baterai  S-300 seperti yang dilaporkan. Ada S-300 di Suriah tetapi milik Rusia yang dikerahkan bersama S-400.

Jika benar Israel menghancurkan S-300 dan itu milik Rusia, maka jelas akan menjadi persoalan serius yang bisa memunculkan konflik dengan Moskow,

Adapun terbang di atas istana Assad sebagai upaya unjuk kekuatan juga hampir tidak mungkin. Untuk apa Israel memprovokasi situasi Suriah yang sudah rapuh dengan mempertaruhkan sistem senjata paling canggih mereka.

Adapun Pantsir-S1 yang ditransfer ke Hizbullah memang sudah menjadi isu lama. Tetapi klaim bahwa dengan keberadaan Pantsir-S1 menjadikan Israel tidak bisa beroprasi di atas Lebanon juga terlalu berlebihan.

Jika memang Hizbullah memiliki Pantsir-S1, maka jumlahnya pasti hanya segelintir dan itu tidak mungkin menutupi seluruh wilayah udara Lebanon. Klaim itu hanya menunjukkan kurangnya pemahaman tentang pertempuran udara modern terutama tentang kekuatan udara Israel dan Pantsir-S1.

Selain itu, sistem pertahanan titik Pantsir-S1 akan menjadi target sendiri, terutama mengingat kemampuan pengawasan elektronik Israel dan kondisi asimetris yang unik dari kemampuan SEAD Israel terhadap musuh. Dengan kata lain, meskipun meningkatkan risiko untuk operasi udara, IAF dapat menangani beberapa Pantsir-S1 di tangan Hizbullah.

Israel dikenal sangat kuat dan cerdik dalam kekuatan udara yang hampir pasti akan mampu melawan segelintir Pantsir-S1.
Apakah mungkin bahwa F-35i  Adir berkelana ke luar perbatasan Israel untuk menguji kemampuannya  mendeteksi, geolokasi dan mengklasifikasikan sistem pertahanan udara paling canggih Rusia dari jauh?. Mungkin saja, tapi Israel memiliki banyak aset lain yang mampu mengumpulkan data yang sama tanpa harus menggunakan F-35.

Pada akhirnya, memang dimungkinkan bahwa Israel telah menggunakan dua F-35i Adir mereka dalam beberapa peran tempur atau tempur dukungan, tetapi kemungkinan itu sangat kecil dan sedikit bukti yang mendukung klaim tersebut.


0 comments:

Post a Comment