Didasarkan
pada Kelas November (Project 627 Kit), K-27 adalah kapal selam serang nuklir
pertama dan satu-satunya dari Project 645 yang dibangun Uni Soviet.
Seperti
Amerika Serikat, Uni Soviet sering bereksperimen dengan teknologi canggih untuk
menungguli lawannnya. Salah satunya dengan menggunakan reaktor nuklir
liquid-metal cooled VT-1.
Ketika K-27
secara resmi mulai dibangun pada tanggal 15 Juni tahun 1958, kapal ini
dirancang sebagai kapal selam pertama yang akan menggunakan sepasang reaktor
novel lead-bismuth cooled.
Reaktor ini
lebih kecil dan lebih kuat dibandingkan reaktor konvensional pressurized water.
Powerplants baru yang inovatif sempat merepotkan di tahap awal, tetapi K-27
dengan cepat mengumpulkan catatan mengesankan ketika masuk ke layanan Angkatan
Laut Uni Soviet, salah satunya dia menjadi kapal selam serang nuklir pertama
Rusia yang bertahan di bawah air selama 55 hari nonstop.
Tapi meski
memiliki sejumlah catatan mengesankan, kapal selam ini berumur pendek. Kapal
selam dipensiunkan sangat cepat karena kecelakaan reaktor.
Pada tanggal
24 Mei 1968, K-27 mengalami kegagalan di salah satu reaktor VT-1 yang
menjadikan daya turun dengan cepat dari output 87 persen menjadi tujuh persen.
Penurunan daya diikuti dengan peningkatan besar radiasi gamma yang membanjiri
kompartemen reaktor.
Selain itu,
gas vented dari reaktor menyebar ke kompartemen lain. “Kami memiliki detektor
radiasi di kompartemen, tapi itu dimatikan. Jujur, kami tidak memberi banyak
perhatian pada dosimeter radiasi kami . Tapi kemudian, pengawas radiasi kami
mengaktifkan detektor di kompartemen dan melihat skala. Dia tampak terkejut dan
khawatir,” kata Vyacheslav Mazurenko, yang pada saat berusia 22 tahun dia
menjadi chief warrant officer (CWO) di kapal tersebut kepada BBC Selasa 22
November 2016.
Para kru
tidak sepenuhnya menyadari sejauh mana masalah dengan reaktor itu sampai
akhirnya sangat terlambat. Akhirnya, para kru berhasil membawa kapal ke
permukaan. Perjalanan kembali ke Gremikha (Ostrovnoy) dari Kola Peninsula Rusia
membutuhkan waktu lebih dari lima jam.
“Ketika
kapal selam muncul ke permukaan untuk melakukan perjalanan kembali ke dermaga,
divisi memerintahkan untuk mematikan mesin dan menunggu instruksi khusus,” kata
Mazurenko.
“Kapten
(Pavel Leonov), bagaimanapun, memutuskan untuk terus berjalan, karena jika
kapal selam berhenti selama beberapa jam tak seorang pun akan bertahan cukup
lama.”
Seluruh awak
kapal yang berjumlah 144 orang terpapar radiasi dan sembilan di antaranya
meninggal karena keracunan radiasi.
K-27 itu
secara permanen dinonatkfikan setelah Juni 1968, meskipun Soviet melakukan
berbagai percobaan di atas kapal tersebut sampai tahun 1973.
DITENGGELAMKAN
DI LAUT DANGKAL
K-27
akhirnya dipensiun Februari 1979 dan kemudian ditenggelamkan di air yang sangat
dangkal dengan kedalaman hanya sekitar 99 kaki di Laut Kara pada 6 September
1982. Masalahnya kapal selam ditenggelamkan dengan tetap membaw reaktor
nuklirnya hingga menjadi sebuah bom waktu yang terus berdetak.
Masalah ini
telah menjadi sorotan banyak ilmuwan lingkungan yang meyakini kapal selam harus
diambil dan dibuang dengan benar.
“Kebocoran
radiasi akan datang cepat atau lambat jika kita membiarkan K-27 dalam kondisi
sekarang ini. Kapal selam itu telah berada di dasar laut selama 30 tahun, dan
kapal berkarat. Kebocoran radioaktif di bawah air hampir tidak mungkin untuk
dibersihkan, ” kata editor Independen Barents Observer, Thomas Nilsen.
“Tantangan
kami hari ini adalah untuk menemukan cara untuk mengangkatnya tanpa
menggetarkan reaktor sehingga reaksi berantai yang tidak terkontrol tidak
dimulai. Jika itu terjadi, sejumlah besar radioaktiv dapat bocor keluar ke
lingkungan laut Arktik yang rapuh.”
Meski K-27
akhirnya berubah menjadi bencana, teknologi lead-bismuth tetap digunakan di
kapal selam Project 705 Lira (Kelas Alfa) Uni Soviet. Hasilnya kapal selam
mampu bergerak cepat dan menyelam dalam. Namun kapal selalm ini telah ditarik
dari layanan Rusia karena masalah biaya.
Sementara
itu, Amerika Serikat sempat menggunakan reaktor cooled metal liquid pada USS
Seawolf (SSN-575) pada tahun 1950, tetapi AS dengan cepat meninggalkan karena
dianggap merepotkan dan menggunakan cooled powerplant natrium dalam mendukung
reaktor bertekanan air.
0 comments:
Post a Comment