Monday, 13 March 2017

Kapal Selam Soviet ini Masih Jadi Bom Berdetak di Bawah Laut


Didasarkan pada Kelas November (Project 627 Kit), K-27 adalah kapal selam serang nuklir pertama dan satu-satunya dari Project 645 yang dibangun Uni Soviet.

Seperti Amerika Serikat, Uni Soviet sering bereksperimen dengan teknologi canggih untuk menungguli lawannnya. Salah satunya dengan menggunakan reaktor nuklir liquid-metal cooled VT-1.

Ketika K-27 secara resmi mulai dibangun pada tanggal 15 Juni tahun 1958, kapal ini dirancang sebagai kapal selam pertama yang akan menggunakan sepasang reaktor novel lead-bismuth cooled.

Reaktor ini lebih kecil dan lebih kuat dibandingkan reaktor konvensional pressurized water. Powerplants baru yang inovatif sempat merepotkan di tahap awal, tetapi K-27 dengan cepat mengumpulkan catatan mengesankan ketika masuk ke layanan Angkatan Laut Uni Soviet, salah satunya dia menjadi kapal selam serang nuklir pertama Rusia yang bertahan di bawah air selama 55 hari nonstop.

Tapi meski memiliki sejumlah catatan mengesankan, kapal selam ini berumur pendek. Kapal selam dipensiunkan sangat cepat karena kecelakaan reaktor.

Pada tanggal 24 Mei 1968, K-27 mengalami kegagalan di salah satu reaktor VT-1 yang menjadikan daya turun dengan cepat dari output 87 persen menjadi tujuh persen. Penurunan daya diikuti dengan peningkatan besar radiasi gamma yang membanjiri kompartemen reaktor.

Selain itu, gas vented dari reaktor menyebar ke kompartemen lain. “Kami memiliki detektor radiasi di kompartemen, tapi itu dimatikan. Jujur, kami tidak memberi banyak perhatian pada dosimeter radiasi kami . Tapi kemudian, pengawas radiasi kami mengaktifkan detektor di kompartemen dan melihat skala. Dia tampak terkejut dan khawatir,” kata Vyacheslav Mazurenko, yang pada saat berusia 22 tahun dia menjadi chief warrant officer (CWO) di kapal tersebut kepada BBC Selasa 22 November 2016.

Para kru tidak sepenuhnya menyadari sejauh mana masalah dengan reaktor itu sampai akhirnya sangat terlambat. Akhirnya, para kru berhasil membawa kapal ke permukaan. Perjalanan kembali ke Gremikha (Ostrovnoy) dari Kola Peninsula Rusia membutuhkan waktu lebih dari lima jam.

“Ketika kapal selam muncul ke permukaan untuk melakukan perjalanan kembali ke dermaga, divisi memerintahkan untuk mematikan mesin dan menunggu instruksi khusus,” kata Mazurenko.

“Kapten (Pavel Leonov), bagaimanapun, memutuskan untuk terus berjalan, karena jika kapal selam berhenti selama beberapa jam tak seorang pun akan bertahan cukup lama.”

Seluruh awak kapal yang berjumlah 144 orang terpapar radiasi dan sembilan di antaranya meninggal karena keracunan radiasi.

K-27 itu secara permanen dinonatkfikan setelah Juni 1968, meskipun Soviet melakukan berbagai percobaan di atas kapal tersebut sampai tahun 1973.

DITENGGELAMKAN DI LAUT DANGKAL


K-27 akhirnya dipensiun Februari 1979 dan kemudian ditenggelamkan di air yang sangat dangkal dengan kedalaman hanya sekitar 99 kaki di Laut Kara pada 6 September 1982. Masalahnya kapal selam ditenggelamkan dengan tetap membaw reaktor nuklirnya hingga menjadi sebuah bom waktu yang terus berdetak.

Masalah ini telah menjadi sorotan banyak ilmuwan lingkungan yang meyakini kapal selam harus diambil dan dibuang dengan benar.

“Kebocoran radiasi akan datang cepat atau lambat jika kita membiarkan K-27 dalam kondisi sekarang ini. Kapal selam itu telah berada di dasar laut selama 30 tahun, dan kapal berkarat. Kebocoran radioaktif di bawah air hampir tidak mungkin untuk dibersihkan, ” kata editor Independen Barents Observer, Thomas Nilsen.

“Tantangan kami hari ini adalah untuk menemukan cara untuk mengangkatnya tanpa menggetarkan reaktor sehingga reaksi berantai yang tidak terkontrol tidak dimulai. Jika itu terjadi, sejumlah besar radioaktiv dapat bocor keluar ke lingkungan laut Arktik yang rapuh.”

Meski K-27 akhirnya berubah menjadi bencana, teknologi lead-bismuth tetap digunakan di kapal selam Project 705 Lira (Kelas Alfa) Uni Soviet. Hasilnya kapal selam mampu bergerak cepat dan menyelam dalam. Namun kapal selalm ini telah ditarik dari layanan Rusia karena masalah biaya.

Sementara itu, Amerika Serikat sempat menggunakan reaktor cooled metal liquid pada USS Seawolf (SSN-575) pada tahun 1950, tetapi AS dengan cepat meninggalkan karena dianggap merepotkan dan menggunakan cooled powerplant natrium dalam mendukung reaktor bertekanan air.


0 comments:

Post a Comment