Friday, 10 March 2017

Memanfaatkan Ketakutan pada Rusia, Saab Berharap Bisa Jual 50 Kapal Selam


Perusahaan asal Swedia, Saab AB berharap akan bisa menjual 40-50 kapal selam dengan memanfatkan kecemasan banyak negara atas bangkitnya kekuatan militer Rusia.

“Kami mungkin bisa memenangkan kontrak di 3-4 negara, atau sekitar 12 kapal selam dalam 10 atau 15 tahun ke depan,” kata Chief Executive Officer Saab, Hakan Buskhe dalam sebuah wawancara, menyoroti penundaan pembaruan armada di Polandia dan Belanda.

Didirikan awalnya sebagai produsen pesawat pada tahun 1937, Saab yang berbasis di Stockholm juga mengembangkan sayap usahanya dengan membangun kapal selam dan korvet yang mencetak penjualan sekitar US$ 38 juta kepada Swedia yang ingin meningkatkan kekuatan militernya di tengah kekhawatiran ancaman dari Rusia.

Saab mulai membangun kapal selam A26, desain Kockums yang telah ditahan di bawah kepemilikan ThyssenKrupp Jerman, pada tahun 2015, dan sejauh ini memenangkan pesanan untuk dua kapal dari Swedia.

Polandia berencana untuk membeli tiga kapal selam pada akhir tahun ini, sementara Belanda dapat mengisi armada mereka dalam beberapa tahun ke depan. Saab bekerja sama dengan pembuat kapal Belanda Damen Shipyards Grup pada tahun 2015 untuk mengejar pengganti potensial untuk empat kapal selam kelas Walrus milik Amsterdam.

“Ada minat baru di kapal selam dan kemampuan peperangan anti-kapal selam di dalam dan sekitar Eropa saat domain maritim menjadi lingkungan yang lebih diperebutkan lagi,” kata Nick Childs,  peneliti  senior untuk  angkatan laut dan keamanan maritim di International Institute for Strategic Studies sebagaimana dilansir Bloomberg Jumat 10 Maret 2017. Permintaan di Asia Pasifik juga tumbuh cepat untuk mengimbangi kekuatan maritim China yang terus menguat.

Saab mengalami kemunduran tahun lalu ketika Norwegia memilih ThyssenKrupp Sistem Marine dan DCNS SA dari Perancis sebagai dua pilihan terakhir dalam rencana pembelian kapal selam negara tersebut. Saab juga gagal dalam penawaran kapal selam Australia yang akhirnya dimenangkan oleh DCNS.

Polandia telah menandatangani perjanjian kerjasama angkatan laut dengan Saab, DCNS dan ThyssenKrupp. Saab telah mengatakan bahwa A26 merupakan kapal selam yang sangat tenang dan sulit dideteksi sehingga cocok untuk digunakan Polandia beroprasi di Laut Baltik.


0 comments:

Post a Comment