Kerjasama
antar negara yang tergabung di Indian Ocean Rim Association (IORA) diyakini
tidak hanya membuka peluang untuk ekspor komoditi pangan. Tetapi juga ekspor
alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
Iman
Sulaiman, Kepala Divisi Marketing PT PAL mengatakan, pihaknya menargetkan tahun
2018 bisa menciptakan kontrak pembuatan kapal dengan negara-negara anggota
IORA. Saat ini, kata dia, komunikasi intensif telah dilakukan saat ini dengan
sejumlah negara anggota IORA.
Pada umumnya
kontrak pembuatan yang ditangani PT PAL merupakan hasil negosiasi atau
pembahasan secara mendalam sejak dua tahun sebelumnya. Namun dengan adanya KTT
IORA, kontrak dengan sejumlah negara-negara lingkar Samudra Hindia diharapkan
tercipta setahun lebih awal.
“Pembicaraan
yang kita mulai saat ini biasanya akan membutuhkan waktu satu atau dua tahun
sampai menjadi kontrak. Artinya, kontrak yang kita dapat sekarang merupakan
hasil dari penetrasi pasar yang kita mulai satu atau dua tahun lalu. Tapi mudah-mudahan
tahun depan sudah ada yang closing (kontrak),” ujarnya, Selasa (14/3).
Menurutnya
anggota IORA mayoritas merupakan negara-negara pesisir yang memiliki pantai
sehingga membutuhkan kapal. “Bagi PT PAL, jelas ini merupakan pasar. Melakukan
penjualan internasional dengan posisi IORA seperti itu akan lebih mungkin
terjadi,” tuturnya.
Saat ini PT
PAL telah mengajukan penawaran penjualan ke Mozambik. “Kemudian dengan Senegal
dan Madagaskar tengah membangun komunikasi. Kemarin waktu KTT IORA, ada Menteri
kelautan datang dan banyak bertanya, dari negara Tanzania,” kata Iman yang
mengaku menggandeng Exim Bank untuk memuluskan rencananya tersebut.
Direktur
Kerjasama APEC dan Organisasi Internasional, Direktorat Jenderal Perundingan
Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag, Deny Kurnia mengatakan, khusus untuk
pasar alutsista pemerintah melalui PT Pindad (Persero), saat ini juga sedang
menggarap potensi ekspor alutsista ke wilayah Timur Tengah dengan nilai US$300
juta dalam dua tahun ke depan.
Selain itu,
ia menyebut, saat ini juga tengah dijajaki kemungkinan investasi pembuatan
pabrik senjata di negara Timur Tengah dengan izin atau lisensi dari Indonesia.
0 comments:
Post a Comment