Tuesday, 7 March 2017

Washington Buka Peluang Kirim Senjata Nuklir ke Korea Selatan


Tiga tahun lalu, Presiden Barack Obama memerintahkan para pejabat Pentagon untuk meningkatkan serangan maya dan serangan elektronik terhadap program rudal Korea Utara dengan harapan bisa menyabotase peluncuran rudal Korea Utara di detik-detik awal.

Tetapi faktanya rudal Pyongyang terus berhamburan tanpa bisa dicegah yang menjadikan banyak pihak skeptis strategi yang digunakan Obama akan efektif.

Selama delapan bulan terakhir saja Korea Utara berhasil berhasil meluncurkan tiga roket jarak menengah. Dan Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, kini mengklaim negaranya dalam “tahap akhir dalam persiapan” untuk tes perdana rudal antarbenua mereka.

Presiden Donald Trump mencoba merespons lebih agresif dengan memposting di Twitter-nya yang bernada ancaman dengan mengatakan “Ini tidak akan terjadi” yang mengacu pada uji rudal. Namun seperti Obama, Trump segera sadar sekadar gertak tak akan menyurutkan Korea Utara.

Dia bisa saja meminta Pentagon untuk meningkatkakn perang cyber dan elektronik melanjutkan strategi Obama tetapi itu juga tidak akan memberi jaminan. Dia bisa membuka negosiasi dengan Korea Utara untuk membekukan program nuklir dan rudalnya, tapi itu akan meninggalkan ancaman menjulang di banyak tempat.

Dia bisa mempersiapkan serangan rudal langsung pada situs peluncuran, yang Obama juga sempat berepikir tetapi kecil kemungkinan untuk menghancurkan semua sasaran. Dia bisa saja menekan China untuk mengurangi dukungan kepada Korea Utara, tetapi Beijing selalu tidak sepenuh hati untuk meruntuhkan Korea Utara.

Dalam dua pertemuan deputi keamanan nasional Trump di Situation Room semua pilihan itu telah dibahas. Termasuk salah satunya adalah dengan membawa kembali senjata nuklir taktis ke Korea Selatan sebagai sebuah peringatan keras. Para pejabat pemerintahan mengatakan masalah tersebut akan segera dibawa Trump untuk dibahas dengan penasihat keamanannya.

Sebagaimana dilaporkan New York Times Senin 6 Maret 2017, pejabat pemerintah mengatakan semua pilihan sekarang ini ada di atas meja. Gedung Putih juga melihat pilihan serangan pre-emptive, kata seorang pejabat senior pemerintah Trump, meskipun tantangannya sangat besar mengingat Korea Utara memiliki banyak daerah pegunungan dan terowongan.

“Penempatan senjata nuklir Amerika di Korea Selatan seperti seperempat abad yang lalu juga sedang dipertimbangkan meski langkah itu bisa memacu perlombaan nuklir dengan Korea Utara,” tulis New York Times.


0 comments:

Post a Comment