Rusia tengah
mengembangkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru, RS-28 Sarmat, atau yang
disebut NATO sebagai “Satan 2”. Rudal ini dibangun untuk menggantikan R-36
“Satan.”
Satan 2
sebagian besar memiliki kemampuan yang sama dengan Satan yakni bahwa keduanya
bisa mencapai pantai Timur dan Barat AS, dan dapat melakukan perjalanan dalam
satu tahap, berkali-kali lebih cepat dari kecepatan suara, dan keduanya dapat
membawa beberapa hulu ledak menargetkan independen.
Kedua rudal
juga menggunakan campuran bahan bakar cair yang kurang stabil. Sementara
Amerika selama ini lebih suka dengan bahan bakar padat.
Rudal ini
juga diyakni tidak bisa dihentikan oleh sistem pertahanan rudal milik Amerika
Serikat. Tetapi Satan 2 menggunakan
sejumlah teknologi baru dalam hal elektronik, penargetan yang akan meningkatkan
keandalanya dibanding setan pendahulunya.
Dr. Jeffrey
Lewis, pendiri Arms Control Wonk mengatakan, senjata nuklir terbaru Rusia tidak
hanya mengancam stabilitas internasional, tetapi rudal itu sendiri tidak
stabil.
“Rusia
sangat mencintai bahan bakar cair,” kata Lewis dalam sebuah wawancara dengan
Business Insider.
“Di Amerika
Serikat, kami tidak berpikir rudal berbahan bakar cair adalah ide bagus. Mereka
berbahaya,” kata Lewis.
“Satu
meledak di Arkansas dan menghancurkan silo
dan melemparkan hulu ledak jarak jauh hampir menyebabkan bencana,” kata
Lewis.
Lalu kenapa
Rusia lebih memilih jenis bahan bakar ini? “Keuntungannya adalah, Anda dapat
menempatkan sejumlah hulu ledak pada mereka,” kata Lewis.
Memang,
memiliki beberapa nuklir pada rudal tunggal membuat persenjataan nuklir Rusia
menjadi sangat kuat, tetapi juga tidak stabil.
“Jika Anda
menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang (banyak senjata pada satu rudal) itu membuat target yang benar-benar menggoda, “kata Lewis. Sementara Amerika
memilih menempatkan satu hulu ledak nuklir di satu rudal tetapi tersebar di
banyak pangkalan dan platform.
“Rusia
memiliki sejumlah biro desain rudal, bukan hanya satu. Masing-masing biro ini
mengkhususkan diri dalam berbagai jenis rudal. Hal ini menciptakan situasi di
mana biro terus memiliki ide-ide rudal baru,”
Lewis
memperkirakan bahwa rudal baru, dengan perbaikan terbatas pada sistem yang
lebih tua, mungkin tidak sepenuhnya menjadi langkah strategis, tetapi juga
salah satu birokrasi.
Rusia
mungkin hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali mengayunkan tenaga
nuklir pada saat ketegangan puncak dengan Barat.
Dengan
nuklir terbaru Rusia memiliki potensi ofensif yang sangat mematikan, mereka
menuntut perhatian terus-menerus.
0 comments:
Post a Comment