Rusia terus
memperkuat gelembung anti access/area denial (A2/AD) mereka. Meski sudah
menempatkan sistem rudal pesisir antikapal K-300P Bastion-P dan rudal permukaan
ke udara S-300 dan S-400, Rusia akan
menambah dengan mengerahkan rudal BUK di Crimea untuk melindungi kapal
permukaan dan kapal selam mereka terhadap drone dan rudal jelajah. Hal ini
jelas menjadikan Laut Hitam menjadi wilayah yang semakin sulit ditembus kapal
Amerika Serikat dan NATO.
Koran Izvestia mengutip ahli militer menulis
BUK yang akan bergabung dengan Bastion, S-300 dan S-400 di Crimea akan mampu
mengamankan wilayah udara di atas semenanjung dan Laut Hitam.
Resimen pertahanan udara 1096, yang berbasis
di Sevastopol, akan menerima batch awal rudal BUK-M2 dan selanjutnya versi yang
lebih canggih yakni BUK-3MS akan dikirim selanjutnya. Resimen 1096 saat ini
dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara jarak pendek Osa.
Buk-M2
memiliki rudal baru dan radar bertahap generasi ketiga untuk kontrol
penembakan. Radar ini dapat melacak 24
target dan menyerang empat target secara bersamaan.
BUK-M2 mampu
menembak jatuh pesawat dan drone pada jarak 3-45 kilometer dan rudal jelajah pada jarak hingga 20 km dan
bahkan mampu menembak pesawat yang terbang pada ketinggian 25 km.
Sementara
sistem rudal Osa memiliki jangkauan horisontal maksimum 10 kilometer dan
serangan vertikal lebih dari 5 kilometer.
Resimen 51
Angkatan Udara Rusia juga dikerahkan di Crimea, dipersenjatai dengan S-300 dan
S-400 dan Pantsir.
“Resimen
pertahanan udara dari divisi 51 mengamankan infrastruktur strategis di Crimea,”
ahli militer independen Anto Lavrov mengatakan kepada Koran Izvestia Senin 27
Februari 2017.
“Resimen
1096 akan melindungi fasilitas darat dan kapal
dari Armada Laut Hitam.
Bersama-sama, unit-unit ini dapat memberikan pertahanan berlapis di Crimea dan
seluruh Laut Hitam dari serangan lawan berteknologi tinggi,” katanya.
0 comments:
Post a Comment