Sunday, 26 February 2017

Bandara Letung Anambas Jadi Trending Topic. Ada Apa Dengan Bandara Ini?


Bandara Letung hari Minggu (26/2/2017) menjadi trending topic di twitter untuk wilayah Indonesia. Ada apa sebenarnya dengan bandara ini?

Dari penelusuran yang dilakukan, Bandara Letung yang mempunyai kode WIDL ini terletak di Kepulauan Anambas Kepulauan Riau dan merupakan bandara yang dikelola oleh Ditjen Perhubungan Kementerian Perhubungan. Bandara ini sebenarnya kecil saja dan hanya melayani penerbangan perintis sehari seminggu dari maskapai Susi Air.

Dari rilis yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara, Bandara Letung mulai dibangun pada bulan Juli tahun 2014 dan saat ini sudah mulai dioperasikan. Jadi hanya dua tahun proses pembangunan. Untuk pembangunan sebuah bandara, jangka waktu tersebut termasuk singkat.

Dari rilis tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pembukaan dan pengoperasian Bandara Letung ini adalah wujud dari Nawa Cita pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yaitu sebagai bentuk kehadiran negara bagi masyarakat di daerah terluar Indonesia.

Fungsi dari bandara ini adalah untuk membuka keterisolasian masyarakat di Kepulauan Anambas, menjaga pertahanan dan keamanan NKRI, membuka perekonomian dan fungsi kemanusiaan. Bandara ini memang  terletak di pinggir utara Indonesia, berada persis berhadapan dengan Laut Cina Selatan.

Menurut Bupati Kepulauan Anambas, Abdul Haris  kepulauan Anambas saat ini masih tertinggal dalam hal infrastruktur dasar. Seperti misalnya air bersih, listrik, komunikasi dan transportasi. Sebagai daerah yang terdiri dari 255 pulau, wilayah daratan di Kepulauan Anambas hanya 1,3 persen dan sisanya adalah lautan. Dengan demikian transportasi laut saat ini menjadi transportasi utama baik di internal kabupaten maupun dengan kabupaten dan provinsi lain.

“Transportasi laut di sini dipengaruhi oleh musim, yaitu musim angin selatan, utara dan timur. Untuk musim angin selatan dan utara, ombak sangat besar dan tinggi sehingga sering mengganggu pelayaran kapal. Hanya musim angin timur pada bulan Februari - Juni yang tenang,” ujar Abdul Haris.

Menurut Abdul Haris, pihaknya menginginkan adanya transportasi udara karena tidak akan banyak terpengaruh dari musim angin tersebut. Transportasi udara juga diperlukan untuk mengembangkan pariwisata dan sektor perikanan laut di wilayah ini.

Bandara Letung sudah mulai dioperasikan pada 22 November 2016. Penerbangan  perdana dengan menggunakan pesawat Dornier 228 oleh maskapai Susi Air. Saat ini Susi Air masih melakukan penerbangan perintis satu kali per minggu pada hari Jumat. Selain itu, landasan pacu bandara juga telah berhasil diujicoba untuk operasional pesawat Kingair Beechcraft pada tanggal 11 Februari 2017 dan pesawat Cessna Grand Caravan tanggal 17 Februari lalu.

Bandara Letung mempunyai ukuran landas pacu 1200 m x 30 m dan taxiway 125 m x 15 m serta apron 70 m x 125 m.


Menurut Satuan Pelaksanan Ditjen Perhubungan Udara untuk Bandara Letung Ariadi Wiriawan, landasan pacu bandara bisa diperpanjang sampai dengan 1430 m sehingga bisa mengakomodasi operasional pesawat ATR 72 yang lebih besar.

“Saat ini bandara juga sudah mempunyai gedung terminal, gedung administrasi, klinik kesehatan, ruang operasi, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), gedung kelistrikan, ground support equipment dan gedung VIP,” ujar Ariadi.


Untuk keamanan penerbangan, sebagian besar wilayah bandara juga telah dilakukan pemagaran sesuai peraturan yang berlaku.


0 comments:

Post a Comment