TNI Angkatan
Udara melaksanakan tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP) membantu program
pemerintah menanggulangi bencana kabut asap dan banjir di beberapa daerah di
Indonesia.
Salah satu
alat yang digunakan adalah Console TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di pesawat
C-130 Hercules guna melakukan penebaran bubuk garam. Alat ini dibuat oleh
Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU (Koharmatau).
Kegiatan TMC
atau hujan buatan yang dikoordinir oleh BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi) bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan
Tentara Nasional Indonesia (TNI), sebelumnya menggunakan metode “lempar karung”
untuk menebar bahan semai hujan berupa serbuk garam (NaCl).
Proses hujan
buatan secara manual ini terbukti kurang efektif dan efisien karena
mengakibatkan efek korosif pada pesawat serta turbulensi udara campur garam
yang memasuki kabin.
Bahan semai
(seeding agent) yang digunakan adalah bahan yang memiliki sifat higroskopik
dalam bentuk “super fine powder” (bubuk berukuran sangat halus) dalam orde
mikron dan dapat larut dalam air.
Persyaratan
teknis bahan semai yang digunakan antara lain bersifat melembabkan lingkungan
pertumbuhan awan. Material ini berfungsi sebagai inti kondensasi (Cloud
Condensation Nucleus/ CCN) dan inti es (Ice Nucleus/ IN).
Bahan semai
yang paling sering digunakan dalam Teknologi Modifikasi Cuaca adalah NaCl atau
bisa juga berupa CaCl2, dan Urea.
Proses
penyemaian dilaksanakan dengan cara pesawat pengangkut menuju pada area awan yang
berpotensi hujan dengan melakukan manuver terbang memutar atau mengelilingi awan.
Target
pemilihan awan ditentukan dari tujuan awalnya. Untuk tujuan memadamkan
kebakaran hutan pada beberapa titik api/hotspots, maka posisi awan yang disemai
berada pada koordinat dan ketinggian yang tepat pada area hotspots.
Sedangkan
untuk pencegahan banjir, diupayakan awan yang berpotensi hujan dihadang.
Gunanya untuk menurunkan hujan lebih dini sebelum bergerak ke area potensi
banjir atau hulu sungai.
Dalam mendukung
program pemerintah ini, pesawat C-130
Hercules TNI AU dilibatkan sejak tahun 1994 karena C-130 memiliki kapasitas
muat kargo yang besar untuk mengangkut bahan semai.
Hercules
juga memiliki daya jelajah yang lebih jauh serta faktor ketinggian terbang yang
lebih dibandingkan pesawat CASA NC212-200 yang berukuran lebih kecil.
Ada ungkapan
menarik dari Tim BPPT mengenai Console TMC buatan Koharmatau yang disampaikan
kepada penulis selaku Liaison Officer/Technical Advisor Proyek Teknologi
Modifikasi Cuaca.
Bahwa Tim
BPPT sudah mengkaji lebih dari 20 tahun untuk mendesain alat yang tepat guna
menanggulangi bencana kebakaran hutan dan banjir. Sedangkan TNI AU dalam hal
ini Koharmatau mampu membuatnya hanya dalam hitungan bulan saja.
Console
Teknologi Modifikasi Cuaca digunakan sebagai tempat dan pendistribusian bahan
semai hujan buatan ke atmosfer. Console multitangki dengan sistem blower
pendorong didesain berbentuk bulat mengerucut dari stainless steel Tipe 316.
Bahan ini biasa digunakan untuk medical equipment.
Pada ujung
bagian bawah dari lima tangki berkapasitas satu ton ini disatukan dalam satu
struktur kerangka berbentuk persegi empat. Sudut kemiringan pada corong dibuat
agar memudahkan daya dorong bahan semai menuju corong pembuangan ke atmosfer.
Ujung bawah
masing-masing tangki dihubungkan dengan pipa tempat penampung jatuhnya bahan
semai. Kemudian pada ujung pipa dipasang blower bertekanan udara untuk
mendorong bahan semai menuju corong pembuangan bahan semai.
Dari segi
desain Console Teknologi Modifikasi Cuaca buatan Koharmatau memiliki banyak
keuntungan.
Pertama,
multitangki disusun sejajar dan masing-masing tangki diberi klep pengatur
output bahan semai. Dengan ini bahan semai dapat diatur volumenye untuk
distribusi bahan semai.
Kedua,
tekanan dihasilkan dari sistem blower bertekanan yang berfungsi mendorong bahan
semai menuju corong pembuangan di atmosfer/udara luar.
Ketiga,
menggunakan satu motor listrik sehingga menghemat penggunaan sumber daya
listrik. Keempat, desain tangki dan corong/pipa model venturi dibuat miring
untuk memudahkan daya dorong bahan semai menuju corong pembuangan ke
atmosfer/udara luar pesawat.
Untuk
mengurangi dampak turbulensi atau pengaruh udara balik ke ruang kargo,
pembuangan bahan semai juga diatur sedemikan rupa. Semula pembuangan melalui
kedua sisi paratroop door, kemudian dialihkan ke area empenage dengan
memodifikasi ramp door dan corong/pipa pembuangan bahan semai pesawat.
0 comments:
Post a Comment