Monday, 27 February 2017

Menristekdikti Tinjau Progres Sertifikasi Pesawat N219

Engineer LAPAN & engineer PTDI berkolaborasi laksanakan Drop Test dan Static Test landing gear pesawat N219 di Laboratorium Aerostruktur Pustekbang LAPAN. Pengujian yang dilakukan selama 4 hari, pada tanggal 7-10 Februari 2017. (lapan)

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meninjau progres sertifikasi yang salah satunya adalah pengujian struktur sayap (wing static test) pesawat N219 di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat.

“Kami ingin tahu perkembangan pesawat N219. Apresiasi harus diberikan kepada PTDI, LAPAN, Kementerian Perhubungan, bahkan sertifikasinya juga dilakukan oleh anak bangsa,” kata Nasir, Senin.

Ia berharap akhir April 2017 benar-benar dapat dilakukan terbang perdana untuk prototipe pertama pesawat N219.

Nasir menegaskan pengembangan pesawat secara mandiri akan terus didorong untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Harapannya, pengembangan juga dapat dilakukan untuk pesawat-pesawat kargo dengan ukuran yang pas untuk antarpulau.

“Konsentrasi penuh dulu untuk menyelesaikan yang satu ini. Perlu juga dipikirkan soal pricing, proses produksi harus diperhitungkan dengan baik,” ujar Nasir, menyinggung pentingnya faktor harga.

Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan bahwa pesawat yang dikembangkan bersama LAPAN ini segera memasuki tahap uji purwarupa (test prototipe) pertama.

Dalam proses uji struktur sayap, menurut dia, diberi batasan beban mencapai 100 persen, bahkan hingga terakhir (ultimate) atau dipatahkan untuk melihat kekuatan maksimum yang dapat ditahan oleh sayap pesawat.

“Banyak kendala teknis yang dihadapi, namun wajar untuk pengembangan pesawat baru,” katanya.

Ia pun mengemukakan, sejumlah pengujian harus dilakukan sehingga PTDI telah membangun beberapa laboratorium, antara lain untuk avionic, sistem tenaga listrik, hidrolik dan simulator pesawat N219.

“Selain untuk uji pesawat ini bisa untuk lakukan tes teknologi apapun yang memang membutuhkan uji-uji tersebut. Kita harap proses sertifikasi berjalan lancar, dan N219 menjadi langkah awal masuk ke komersial, sehingga bisa masuk pasar 2018,” ujarnya.

Sebelumnya, menurut dia, berbagai pengujian sudah dilakukan, seperti uji kelistrikan di landasan, uji kebocoran dan uji kebersihan untuk tangki bahan bakar. Selain itu, PTDI telah menguji gigi mesin saat turun mendarat dan uji sistem kelistrikan.

Proses badan pesawat secara mendasar dan sistem instalasi dasar untuk purwarupa pertama pesawat N219 saat ini masih berjalan yang akan dilanjutkan dengan berbagai macam uji fungsi untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik.


Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan pengembangan pesawat N219 sudah memasuki tahap akhir dan diharapkan segera bisa terbang perdana pada pertengahan 2017.

“Ini langkah penting industri penerbangan Indonesia, dan bagi LAPAN ini sudah sesuai dengan semangat pertama lembaga kami didirikan, yakni bisa membangun pesawat untuk Indonesia,” ujarnya.

Thomas berharap setelah pengembangan pesawat N219 akan dapat terus berlanjut ke N245 dan N270.

Pesawat N219 merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turbo berbaling-baling (turbo propeller) yang mengacu kepada regulasi CASR Part 23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan program dilakukan bersama dengan LAPAN.

0 comments:

Post a Comment