Engineer
LAPAN & engineer PTDI berkolaborasi laksanakan Drop Test dan Static Test
landing gear pesawat N219 di Laboratorium Aerostruktur Pustekbang LAPAN.
Pengujian yang dilakukan selama 4 hari, pada tanggal 7-10 Februari 2017.
(lapan)
Menteri
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meninjau
progres sertifikasi yang salah satunya adalah pengujian struktur sayap (wing
static test) pesawat N219 di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat.
“Kami ingin
tahu perkembangan pesawat N219. Apresiasi harus diberikan kepada PTDI, LAPAN,
Kementerian Perhubungan, bahkan sertifikasinya juga dilakukan oleh anak
bangsa,” kata Nasir, Senin.
Ia berharap
akhir April 2017 benar-benar dapat dilakukan terbang perdana untuk prototipe
pertama pesawat N219.
Nasir
menegaskan pengembangan pesawat secara mandiri akan terus didorong untuk
menghubungkan pulau-pulau di Indonesia. Harapannya, pengembangan juga dapat
dilakukan untuk pesawat-pesawat kargo dengan ukuran yang pas untuk antarpulau.
“Konsentrasi
penuh dulu untuk menyelesaikan yang satu ini. Perlu juga dipikirkan soal
pricing, proses produksi harus diperhitungkan dengan baik,” ujar Nasir,
menyinggung pentingnya faktor harga.
Direktur
Utama PTDI Budi Santoso mengatakan bahwa pesawat yang dikembangkan bersama
LAPAN ini segera memasuki tahap uji purwarupa (test prototipe) pertama.
Dalam proses
uji struktur sayap, menurut dia, diberi batasan beban mencapai 100 persen,
bahkan hingga terakhir (ultimate) atau dipatahkan untuk melihat kekuatan
maksimum yang dapat ditahan oleh sayap pesawat.
“Banyak
kendala teknis yang dihadapi, namun wajar untuk pengembangan pesawat baru,”
katanya.
Ia pun
mengemukakan, sejumlah pengujian harus dilakukan sehingga PTDI telah membangun
beberapa laboratorium, antara lain untuk avionic, sistem tenaga listrik,
hidrolik dan simulator pesawat N219.
“Selain
untuk uji pesawat ini bisa untuk lakukan tes teknologi apapun yang memang
membutuhkan uji-uji tersebut. Kita harap proses sertifikasi berjalan lancar,
dan N219 menjadi langkah awal masuk ke komersial, sehingga bisa masuk pasar
2018,” ujarnya.
Sebelumnya,
menurut dia, berbagai pengujian sudah dilakukan, seperti uji kelistrikan di
landasan, uji kebocoran dan uji kebersihan untuk tangki bahan bakar. Selain
itu, PTDI telah menguji gigi mesin saat turun mendarat dan uji sistem
kelistrikan.
Proses badan
pesawat secara mendasar dan sistem instalasi dasar untuk purwarupa pertama
pesawat N219 saat ini masih berjalan yang akan dilanjutkan dengan berbagai
macam uji fungsi untuk memastikan setiap komponen berfungsi dengan baik.
Kepala LAPAN
Thomas Djamaluddin mengatakan pengembangan pesawat N219 sudah memasuki tahap
akhir dan diharapkan segera bisa terbang perdana pada pertengahan 2017.
“Ini langkah
penting industri penerbangan Indonesia, dan bagi LAPAN ini sudah sesuai dengan
semangat pertama lembaga kami didirikan, yakni bisa membangun pesawat untuk
Indonesia,” ujarnya.
Thomas
berharap setelah pengembangan pesawat N219 akan dapat terus berlanjut ke N245
dan N270.
Pesawat N219
merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang dengan dua mesin
turbo berbaling-baling (turbo propeller) yang mengacu kepada regulasi CASR Part
23. Ide dan desain dari pesawat dikembangkan oleh PTDI dengan pengembangan
program dilakukan bersama dengan LAPAN.
0 comments:
Post a Comment