Presiden
Joko Widodo berencana akan membahas prospek patroli bersama dengan Australia di
Laut China Selatan. Bahasan ini akan dikemukakan saat bertemu dengan Perdana
Menteri Australia, Malcolm Turnbull, di Canberra akhir pekan ini.
Saat
diwawancara oleh media Australia, The Australian, Presiden Jokowi mengungkapkan
usul agar RI bisa patroli bersama dengan Australia di Laut China Selatan, hanya
jika tidak menimbulkan ketegangan yang lebih jauh dengan China. Jokowi
dijadwalkan bertolak ke Australia pada Jumat malam dari Bali dan pulang pada
Hari Minggu, 26 Februari 2017.
“Jika tidak
ada ketegangan, saya pikir itu sangat penting untuk memiliki patroli bersama.
Kami akan membicarakan hal ini dengan PM Turnbull,” kata Jokowi dalam wawancara
dengan koran Australia itu, seperti yang dikutip Reuters, Jumat 24 Februari
2017.
Pada
dasarnya, lanjut Jokowi, Indonesia
mengambil posisi netral dalam sengketa Laut China Selatan dan bertindak sebagai
penengah antara China dan beberapa negara di ASEAN. Beberapa negara di Asean
yang terlibat dalam klaim Laut China Selatan, seperti Filipina dan Vietnam.
Namun
lantaran China sempat menyebutkan bahwa Indonesia juga memiliki klaim tumpang
tindih di perairan Kepulauan Natuna, Indonesia pun mengeluarkan sikap dengan
melakukan latihan skala besar di dekat Laut China Selatan pada Oktober 2016
lalu.
Seperti
diketahui, China telah melakukan klaim terhadap hampir seluruh wilayah Laut
China Selatan, yang disebut sebagai jalur perdagangan bernilai USD5 triliun per
tahun. Dalam hal ini, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga
mengklaim beberapa bagian dari perairan tersebut.
Australia
memang tak turut ambil bagian dari sengketa perairan Laut China Selatan. Namun
negara ini menunjukkan konsistensinya dengan mendukung kebebasan bernavigasi
yang diusung Amerika Serikat di perairan tersebut.
0 comments:
Post a Comment