Rusia ikut
bergabung dengan Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan untuk mengutuk
uji tembak rudal balistik terbaru Korea Utara (Korut). Kremlin marah atas
manuver Pyongyang tersebut karena bisa memicu konflik panas di Asia.
Pemerintah
Presiden Vladmir Putin menyatakan masalah dari rezim Korut yang dipimpin Kim
Jong-un telah menjadi tantangan bagi
semua negara. Kremlin secara tegas menentang manuver-manuver berbahaya oleh
rezim Kim Jong-un.
Rusia
melalui Kementerian Luar Negeri-nya mengatakan, tes rudal balistik Korut sudah
“mengabaikan dan menantang” resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi itu dirancang
untuk menghentikan senjata nuklir yang dibangun oleh Korut.
Kepala
Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Rusia, Lenoid Slutsky, sependapat bahwa
tindakan rezim Kim Jong-un bisa memicu konflik berbahaya di kawasan Asia,
khususnya semenanjung Korea. ”Kita harus memahami bahwa situasi semenanjung
(Korea) cukup stabil dan dapat berubah menjadi konflik panas,” katanya, seperti
dikutip Daily Star, semalam (13/2/2017).
“Tes rudal
adalah pengingat bahwa kita tidak harus santai,” katanya lagi.
Kim Jong-un
sendiri tak peduli dengan reaksi para pemimpin dunia. Dia bangga dengan
kesukesan uji tembak rudal balistik terbaru yang ditembakkan pada hari Minggu.
Rudal
balistik yang melesat lebih dari 500km itu diklaim merupakan rudal balistik
terbaru yang diberi nama Rudal Pukguksong-2.
Kim Jong-un
seperti dilaporkan kantor berita negara Korut, KCNA, mengawasi langsung uji
tembak rudal berbahaya itu. ”(Dengan rudal) baru itu berarti Pyongyang mampu
mengirimkan hulu ledak nuklir,” tulis KCNA mengutip pernyataan Kim Jong-un.
“Tes (rudal)
diverifikasi, fiturnya bisa menghindari intersepsi,” lanjut KCNA.
0 comments:
Post a Comment