Sunday, 5 February 2017

TNI AL Berencana Memesan Tiga Unit KCR-60 Tambahan Pada Pertengahan 2017


Laksamana Leonardi, kepala Departemen Pertahanan dari pusat pengadaan, menekan tombol, menyalakan mesin laser cutting yang segera memulai memotong lembaran baja yang diproduksi Krakatau Steel dengan presisi sempurna.

Tindakan yang berlangsung di aula pertemuan PT PAL di Surabaya, menandai dimulainya pembangunan Fast Missile Boat (FMB) 60 meter, yang juga dikenal sebagai KCR60M, yang dipesan oleh Angkatan Laut Indonesia.

“PT PAL telah membangun tiga unit FMB, kami berharap bahwa kelemahan yang ditemukan di kapal sebelumnya akan diperbaiki dan ditingkatkan di kapal keempat sehingga akan menjadi versi perbaikan,” kata Leonardi.

Dia mengatakan bahwa Angkatan Laut percaya diri mengoperasikan kapal perang buatan dalam negeri. Hal ini tercermin dengan meningkatnya jumlah order yang dilakukan oleh Angkatan Laut pada galangan kapal domestik.

Pada pertengahan 2017, Angkatan Laut berencana untuk memesan Batch Tiga dari FMB 60 meter.

Angkatan Laut diharapkan memiliki tujuh FMB yang beroperasi pada 2017.

Saat ini, Angkatan Laut memiliki tiga FMB dalam dalam layanan yang mulai beroperasi pada tahun 2014, satu lagi baru saja dimulai tahap konstruksi dan pesanan untuk pembangunan tiga yang lain akan dilakukan pada pertengahan 2017.

Biaya konstruksi untuk FMB terakhir diperkirakan mencapai Rp2,2 triliun (US$165 juta).

Secara terpisah, Asisten Logistik Kepala Angkatan Laut Laksamana Mulyadi menjelaskan bahwa keempat FMB, yang dipesan oleh Departemen Pertahanan, dan tambahan tiga FMB, yang dipesan langsung oleh Angkatan Laut, akan memiliki karakteristik yang berbeda.

PT PAL akan membangun FMB keempat tanpa persenjataan. Sebuah sistem kontrol senjata, senjata dan peluncur rudal akan ditambahkan pada saat selesainya FMB tersebut.

Di sisi lain, tiga FMB tambahan akan sepenuhnya diinstal dengan persenjataan selama proses konstruksi.

“Kami mencoba untuk membangunnya dengan persenjataan lengkap, namun karena keterbatasan anggaran, kami akan membangun kapal sebagai platform pertama dan kemudian melengkapinya dengan senjata yang diperlukan nanti,” katanya, mengacu pada FMB keempat.

Biaya untuk membangun FMB keempat adalah sekitar Rp210 miliar, sedangkan biaya untuk membangun tiga FMB tambahan dengan persenjataan lengkap masing-masing akan mencapai Rp665 miliar.

“FMB 60 meter akan menggunakan sistem manajemen tempur buatan (CMS) Eropa yang memiliki keandalan yang sangat baik, sedangkan FMB 40 meter akan menggunakan CMS buatan Cina,” tambahnya.

CEO PT PAL M. Firmansyah Arifin mengungkapkan bahwa selain tambahan tiga unit kapal, FMB dengan persenjataan lengkap, Angkatan Laut berencana untuk memesan platform LPD kelas Banjarmasin, kapal perang amfibi yang difungsikan sebagai kapal angkut.


“Kami masih dalam diskusi dengan rekan-rekan Angkatan Laut terkait spesifikasi rinci,” kata Firmansyah.

0 comments:

Post a Comment