Setelah
Korea Utara mengembangkan kapal selam rudal balistik nuklir, Korea Selatan juga
tengah memikirkan untuk memiliki kapal selam serangan bertenaga nuklir (SSN).
Namun, Republik Korea menghadapi jalan panjang, sulit dan mahal untuk
memperoleh kemampuan tersebut.
“Partai ini
menekankan bahwa memiliki kapal selam nuklir adalah tugas yang mendesak untuk
mengatasi kemampuan asimetris Utara dan memperkuat pertahanan diri,” kata anggota parleman Kim Gwang-lim, kepala
pembuat kebijakan untuk Partai Saenuri sebagaimana dikutip Korea Times beberapa
waktu lalu. “Pemerintah berjanji untuk serius mempertimbangkan saran tersebut.”
Pemerintah
Korea Selatan percaya mereka memerlukan SSN untuk melawan program kapal selam
rudal balistik Pyongyang. Alasan Seoul adalah bahwa kapal selam konvensional
diesel-listrik meski menggunakan Air Independent Propulsion tidak akan tidak
memiliki kegigihan untuk mempertahankan pelacakan terus menerus pada boomer
Korea Utara.
Namun, tidak
mudah bagi Korea Selatan untuk memiliki kapal selam nuklir. Untuk membangunnya
sangat mahal dan menghadapi tantantangan teknis tinggi.
Korea
Selatan tidak bisa berharap mendapatkan kapal selam dari Amerika karena sangat
tidak mungkin Washington akan menjual kapal selam serangan kelas Virginia pada
mereka.
Selain juga
secara teknologi sulit bagi Angkatan Laut Korea Selatan mengoperasikan kapal
selam dengan teknologi sangat rumit ini. Dengan demikian, paling mungkin bagi Korea
Selatan adalah membangun SSN sendiri.
Tapi untuk
mencapai prestasi seperti itu, Seoul hampir pasti memerlukan bantuan teknis
dari Amerika Serikat, yang mungkin tidak bersedia untuk mentransfer teknologi
kapal selam yang sangat sensitif ke Korea Selatan.
Tetapi
bahkan dengan bantuan teknis Amerika, mengembangkan SSN akan sangat mahal dan
tetap sulit. Bahkan Inggris, yang memiliki pengalaman dalam membangun kapal
selam nuklir sebelumnya, memerlukan bantuan Amerika untuk mengembangkan SSN
kelas Astute dan penerus kelas SSBN.
Tantangan
selanjutnya adalah bahwa Washington efektif mengendalikan sebagian besar
pengayaan uranium dan pemrosesan kembali bahan bakar nuklir untuk Korea
Selatan. Perjanjian saat ini antara Seoul dan Washington tidak memungkinkan untuk
Korea Selatan menggunakan sumber uranium Amerika untuk tujuan militer.
“Kedua
negara belum meninjau apakah atau akan memungkinkan Korea Selatan untuk
mengamankan uranium yang diperlukan untuk kapal selam nuklir,” kata seorang
pejabat kementerian pertahanan Korea Times pada kondisi anonimitas.
Pilihan lain
untuk Korea Selatan adalah mendekati Prancis untuk membantu dalam mengembangkan
kapal selam nuklir. Prancis umumnya lebih terbuka dalam berbagi teknologi kapal
selam mereka. Memang, Prancis telah menawarkan untuk mengembangkan versi
konvensional SSN kelas Barracuda mereka untuk Australia. Namun, SSN Perancis
tidak setenang kapal selam serangan Amerika atau Inggris.
Sementara
itu, baik Rusia maupun China juga tidak akan mungkin menawarkan teknologi SSN
mereka ke Seoul meski Selatan begitu ingin.
Bahkan salah
satu komplikasi yang mungkin timbul dari serangan kapal selam nuklir milik
Korea Selatan akan menjadi reaksi dari China, Rusia dan yang juga berpotensi,
Jepang. Moskow dan terutama Beijing cenderung bereaksi dengan kemarahan atas
rencana SSN Korea.
0 comments:
Post a Comment