Bangkai
kapal perang Belanda, Inggris, dan kapal selam Amerika Serikat (AS) hilang di
Laut Jawa. TNI AL sudah berkoordinasi dengan ketiga negara tersebut terkait
permasalahan itu.
“Kita sudah
melaksanakan pertemuan dengan mereka, biar bagaimana pun juga itu heritage
mereka yang ada di sini,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade
Supandi di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (3/3/2017).
Meski sudah
berkoordinasi dengan Belanda, Inggris, dan AS soal bangkai kapal perang yang
hilang, Ade menegaskan ketiga negara itu harus tetap mematuhi aturan Indonesia.
Namun TNI memastikan akan memberikan bantuan, termasuk jika Belanda, Inggris,
dan AS ingin survei ke lokasi tempat bangkai kapal perang terkubur.
“Harus
tunduk pada peraturan Indonesia, oleh karena itu mereka tidak bisa survei
sendiri, nyelam sendiri, tetep menggandeng atau memberitahukan kepada kita
pemerintah Indonesia,” jelas Ade.
KSAL juga
menyatakan kerja sama juga harus ditentukan dengan jelas sebelum survei
dilakukan. Ade mengatakan semua perlu dipetakan karena dalam pengawasan, semua
ada di tangan TNI, dalam hal ini TNI AL.
“Kerja sama
itu harus ditentukan, apa yang diinginkan dari survei itu sendiri, kemudian
juga berapa lama surveinya, dan detail yang diharapkan dari mereka, dan
demikian juga setiap kerangka yang dimiliki,” sebutnya.
“Harus
dipetakan, karena itu adalah bagian dari pengawasan dari kita, dan untuk peta
laut yang melakukan itu Angkatan Laut, semua heritage, harus diinformasikan ke
kita, posisinya, di mana dia tenggelam, karena tenggelamnya tahun ’42-an,
sebelum kita merdeka,” imbuh Ade.
Mengenai
pengawasan di sekitar bangkai kapal perang Belanda, AS, dan Inggris tersebut,
menurut KSAL bisa dilakukan dengan dua cara. Namun itu pun setelah lokasi
pastinya diketahui.
“Patroli itu
kan kalau sudah tahu markanya, pengawasan itu bisa dari melakukan surveillance
system, sehingga bisa kita lakukan pertama dengan surveillance system, yang
kedua dengan patroli,” tutur dia.
Sebelumnya,
pemerintah Belanda mengungkapkan kesedihannya atas hilangnya tiga bangkai kapal
perang miliknya di Laut Jawa. Ketiga kapal perang Belanda itu adalah Hr.Ms. De
Ruyter, Hr.Ms. Java, dan Hr.Ms. Kortenaer, yang tenggelam pada Pertempuran Laut
Jawa 1942. Ketiganya tenggelam saat menghadang invasi Jepang ke Pulau Jawa.
Menurut
Kementerian Pertahanan Belanda, dua dari tiga bangkai kapal perang tersebut,
yakni Hr.Ms. De Ruyter dan Hr.Ms. Java, hilang seluruhnya. Sedangkan kapal
Hr.Ms. Kortenaer masih ada sisanya sebagian.
Bukan hanya
bangkai kapal perang Belanda yang hilang di Laut Jawa, bangkai kapal perang Inggris
dan AS juga hilang. Bangkai kapal-kapal perang Inggris, yaitu HMS Exeter, kapal
perusak HMS Encounter, dan HMS Electra, juga ikut hilang bangkainya. Ketiganya
karam setelah bertempur dengan pasukan Jepang pada bulan Maret 1942.
Bahkan
sebuah bangkai kapal selam Amerika Serikat (AS) juga hilang tak jelas rimbanya.
Mengenai kejadian ini, Belanda telah memberi tahu negara-negara terkait, antara
lain Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Indonesia. Selanjutnya Belanda
mengupayakan investigasi atas hilangnya ketiga bangkai kapal perangnya itu.
Pihak
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Inggris menduga hilangnya bangkai kapal ini
dikarenakan telah diambil oleh para pemulung besi tua ilegal.
“Bangkai
(kapal) itu nyaris semua dipindahkan dari dasar laut oleh pemulung besi
ilegal,” demikian kecaman yang dikeluarkan oleh Kemenhan Inggris seperti
dilansir Dailymail.co.uk, Jumat (18/11/2016).
0 comments:
Post a Comment