Armada
Angkatan Laut Soviet berkembang dengan cepat termasuk dengan menerima banyak
kapal selam nuklir serang (SSN) dan kapal selam rudal balistik (SSBN). Sekutu
telah belajar bagaimana sulitnya melawan kapal selam ketika menghadapi U-Boat
Jerman yang hampir membuat Eropa tidak berdaya karena jalur distribusi dari
Amerika dipotong di tengah jalan. Dari pengalaman itu Amerika kemudian
mengembangkan apa yang disebut dengan
Sound Surveillance System untuk melawan ancaman dari kapal selam Soviet.
Pada awal
perang dingin, Angkatan Laut Soviet tidak memiliki kekuatan kapal selam yang
tangguh seperti negara-negara barat. Tetapi Soviet kemudian bergerak cepat
dalam pengembangan dan pembangunan kapal selam baik nuklir maupun konvensional.
Akhirnya Soviet memiliki banyak kapal selam yang bisa menghantam seluruh kota
sekutu.
Tetapi
sekutu memiliki sebuah wilayah geografis yang unik yang disebut sebagai selat
GIUK (Greenland, Islandia dan United Kingdom) untuk mencapai Atlantik. Oleh
karena itu sekutu memutuskan untuk memasang sensor sonar di wilayah ini
sehingga tidak ada kapal selam Rusia bisa masuk Atlantik tanpa terdeteksi.
Kemungkinan besar sensor ini juga ditempatkan di Pasifik.
Fasilitas
menerima sinyal yang ditangkap oleh radar ini mirip dengan pusat kendali misi
NASA. Sebuah fasilitas khas yang memiliki beberapa konsol kecil untuk memantau
sinyal dari suatu wilayah.
Wilayah yang
dicakup oleh satu konsol tumpang tindih sehingga beberapa operator yang
mendengarkan suara dari tempat tertentu. Jika mereka menemukan kontak baru,
mereka akan melaporkannya ke komandan mereka yang akan melanjutkan
menginformasikan komando USN.
Dalam kasus
perang, aset anti kapal selam sekutu seperti SSN, pesawat anti kapal selam
seperti Nimrod dan Orion, kapal anti kapal selam seperti frigate Type 22 dari
RN yang beroperasi di daerah akan dikirim untuk memburu setiap SSN dan SSBN
Soviet sebelum mereka bisa mencapai Atlantik. Jika sampai masuk Atlantik maka
memburu kapal selam akan seperti mencari jarum ditumpukan jerami.
Hal ini akan
memungkinkan sekutu memiliki sejumlah kemampuan dalam memburu kapal selam
Soviet meski tidak semua bisa dicegat dan beberapa kapal selam Soviet tetap
lolos.
Selama
bertahun-tahun sensor ini digunakan hingga Soviet membangun SSBN baru dengan
rudal yang bisa menyerang Amerika saat mereka berada di laut Barents atau di
Kutub Utara.
Soviet juga
terus belajar untuk melawan sensor ini dengan berbagai taktik. Salah satunya
dengan bergerak di bawah kapal komersial atau menggunakan jalur alternatif
melalui Arktik. Setelah berakhirnya perang dingin sensor ini digunakan untuk
penelitian tentang mamalia laut meskipun beberapa masih digunakan untuk tujuan
asli mereka.
Hanya saja
dalam beberapa waktu terakhir, Amerika dan NATO berniat untuk menghidupkan
kembali penjagaan di GIUK ini karena peningkatan aktivitas kapal selam Rusia.
0 comments:
Post a Comment