Sudah lebih
dari satu bulan tim investigasi pembelian helikopter AgustaWestland AW101
dibentuk. Namun, belum ada seorang pun pejabat terkait yang diperiksa.
Kepala Staf
TNI Angkatan Udara Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, saat ini, tim masih
melengkapi dokumen.
“Hanya
melengkapi dokumen saja dulu. Pejabatnya nanti (diperiksa), kalau sudah lengkap
semua,” ujar Hadi di Kompleks Istana Kepresidenan Senin (13/3/2017).
Mantan
Sekretaris Militer Presiden Joko Widodo itu tidak menjelaskan secara rinci
dokumen apa yang dimaksud.
Hadi
menambahkan, tim investigasi memang sangat mengedepankan kehati-hatian dalam
menyelidiki perkara ini sehingga proses investigasi cenderung terlihat lamban.
“Mengkonstruksikannya
itu harus hati-hati sekali. Jangan sampai kami salah. Pokoknya harus hati-hatilah
itu semuanya,” ujar Hadi.
Meski
demikian, Hadi memastikan bahwa proses investigasi tetap pada jalur yang benar.
Sebelumnya,
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memutuskan untuk membatalkan rencana
pembelian helikopter AW101.
Menteri
Pertahanan Ryamizard Ryacudu juga menegaskan hal yang sama. Sebab, usai sempat
ditolak rencana pembeliannya oleh Presiden Jokowi pada 2015 silam, TNI AU tetap
membeli helikopter AgustaWestland asal Inggris.
KSAU pada
saat itu, Marsekal Agus Supriyatna berargumen, yang ditolak Presiden itu adalah
heli AW101 untuk VVIP. Sementara, yang direncanakan dibeli ini difungsikan
untuk pasukan tempur dan SAR.
“Sudah
sesuai kajian TNI AU,” ujar Agus di Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Belakangan,
Panglima TNI dan KSAU sama-sama membentuk tim investigasi terkait pembelian
helikopter tersebut. Namun, tim investigasi keduanya hingga saat ini belum
menghasilkan sebuah kesimpulan.
0 comments:
Post a Comment