Amerika
dikabarkan sedang membangun sebuah pangkalan militer besar di Irak Utara.
Kemungkinan ini akan menjadi pangkalan militer terbesar di Timur Tengah. Ahli militer
Irak Qasi al Myatasim mengatakan kepada Sputnik Arabia bahwa Washington
baru-baru ini meluncurkan kebijakan baru di wilayah tersebut yang tentu sesuai
dengan kepentingannya.
Saat ini,
ada pembicaraan yang tengah berlangsung pada perubahan sistem politik Irak dan
membangun pangkalan militer Amerika baru di Irak utara.
“Setelah AS
menyerbu Irak, sebenarnya banyak pangkalan Amerika telah dibentuk di seluruh
negeri. Beberapa dari mereka diungkap ke publik, tetapi beberapa masih rahasia.
Sejak tahun 2003, selama periode tiga tahun, Washington telah meminta peralatan militer berat ke Irak melalui bandara Baghdad, “katanya Selasa
31Januari 2017.
Al Myatasim
menambahkan bahwa semua senjata mereka dikirim ke Irak utara untuk membangun
pangkalan militer di sana, “Mungkin ini pangkalan militer terbesar di Timur
Tengah.
“Tapi tidak
ada yang tahu di mana basis mereka berada. Mereka rahasia dan jauh dari daerah
berpenduduk,” jelasnya.
Ahli ini
menambahkan keberadaan dan kesiapan pangkalan mereka dapat dikonfirmasi dengan
pernyataan terbaru oleh Presiden Irak Kurdistan Massoud Barzani. Pekan lalu,
Barzani mengatakan ia akan mendeklarasikan kemerdekaan wilayah itu dari Irak
jika Wakil Presiden Irak Nouri Maliki kembali ke jabatan perdana menteri negara
itu.
“Saya akan
mengumumkan kemerdekaan Kurdistan menit ini juga ketika Maliki menjadi perdana
menteri, saya tidak akan merujuk kepada siapa pun dan membiarkan apa pun yang
perlu terjadi,” kata Barzani.
Selain itu,
Barzani juga meminta AS untuk menjaga pasukan militernya di Irak setelah
pembebasan Mosul selesai.
“Saya
berharap bahwa Amerika Serikat tidak akan mengulangi kesalahan itu (menarik
penuh pasukan AS dari Irak yang dilakukan Presiden Barack Obama). Saya
mengatakan kepada komandan militer yang berada di negara ini pada tahun 2010
dan 2011 bahwa jika pasukan AS menarik diri dari Irak, itu akan memberikan kesempatan
bagi terorisme untuk tumbuh, “kata Barzani dalam sebuah wawancara dengan The
Washington Post.
Kontingen
pasukan AS di Irak saat ini mencapai hampir 15.000 personil. “Ini sesuai dengan (Presiden AS Donald) Trump untuk diam-diam meningkatkan jumlah pasukan Amerika
di Irak. Dia ingin mengubah keseimbangan kekuasaan di wilayah tersebut sesuai
dengan kepentingan Washington,” kata Al Myatasim.
0 comments:
Post a Comment