Biarpun
Rusia sudah mengembangkan sistem APS (Active Protection System) Afganit untuk
T-14 Armata, biro riset Kolomna ternyata masih aktif menyempurnakan sistem APS
Arena untuk keluarga tank dan ranpur yang mau memakainya.
Rusia
sendiri merupakan pemain lama di bidang sistem APS, jauh mendahului Amerika
Serikat dan negara NATO. Sistem APS Drozd sudah dipasang pada T-55 pada dekade
1970-an dan teruji di medan perang Afganistan.
Sistem
pertahanan aktif menjadi penting ketika pertempuran terjadi di ruang sempit
seperti di perkotaan. Dalam pertempuran kota musuh mudah bersembunyi dan waktu
reaksi untuk mendeteksi serangan yang datang sangatlah singkat. Dengan
keterbatasan kemampuan observasi dan kemungkinan serangan yang datang dari
segala arah, sistem peringatan dini dan juga proteksi aktif menjadi
keniscayaan.
Sistem
pertahanan aktif mengandalkan pada sensor untuk mendeteksi serangan roket atau
rudal yang datang. Sistem ini kemudian meluncurkan sistem penangkalnya yang
bisa menghentikan serangan sebelum menyentuh kulit tank atau ranpur pembawanya.
Sistem Arena
mengandalkan radar Doppler/milimetre wave radar yang dipasang pada pod
berbentuk silinder di atas kubah tank atau ranpur. Radar ini memiliki cakupan
sapuan bidang sampai 300 degree ke arah depan. Display tersedia pada konsol komandan
kendaraan dan akan beroperasi dalam moda otomatis begitu diaktifkan oleh
danran.
Apabila
radar Doppler mengidentifikasi adanya benda yang meluncur dengan kecepatan
tinggi, maka informasi ini akan diteruskan ke komputer balistik dan sistem
manajemen pertempuran. Sistem akan menghitung trayektori dan lintasannya, serta
waktu ketika objek tersebut akan sampai ke titik pencegatan.
Sistem
kendali penembakan kemudian memilih satu dari 26 cartridge yang dipasang di
atas glacis, kubah, dan titik lainnya.
Cartridge
tersebut akan diluncurkan dengan propelan yang terpasang, melontar ke atas,
lalu memuntahkan isinya berupa bola-bola tungsten berukuran kecil ke arah bawah
tepat ke lintasan rudal atau roket tersebut.
Bak shotgun
raksasa, proyektil Arena akan merusak dan meledakkan rudal dan roket tersebut
sehingga kendaraan pun teramankan.
Keseluruhan
sistem Arena berbobot sampai 1 ton, dan cocok untuk dipasang pada tank seperti
T-72, T-80, atau ranpur BMP-3F.
Kekurangannya,
karena sistem proteksi aktif ini mengandalkan pencegatan berbasis proyektil,
maka prajurit infantri harus bergerak pada jarak yang aman, 20 sampai 30 m dari
sistem Arena.
Sistem Arena
juga ditengarai belum cukup sensitif untuk mengenali apakah yang meluncur ke
arah kendaraan pembawa memang rudal, atau misalnya pecahan logam dari kendaraan
lain yang meledak dan terpental. Ini berbeda dengan Afganit yang mengandalkan
emisi ultraviolet dari sistem propelan rudal.
Pengembangan
sistem Arena-M diharapkan dapat menjawab tantangan tersebut, dan secara
spesifik dikembangkan untuk mengalahkan rudal BGM-71 TOW generasi terakhir.
Rudal tersebut dikembangkan AS dan dibeli oleh Arab Saudi untuk dibagikan kepada
para kelompok pemberontak antipemerintah di Suriah.
Hal ini
sesuai dengan yang dikatakan oleh Kepala Desainer Kolomna, Valery Kashin.
Arena-M akan menjadi satu paket modernisasi yang ditawarkan untuk negara yang
tertarik meminang atau mengupgrade MBT T-72 atau T-90 yang mereka miliki.
0 comments:
Post a Comment