Setelah awal
tahun lalu Bakamla (Badan Keamanan Laut) RI memesan tiga unit drone helikopter
Rajawali 350, kini drone/UAV (Unmanned Aerial Vehicle) helikopter dengan
kemampuan real time intai maritim dari tipe yang lebih canggih dikabarkan bakal
segera hadir di Indonesia. Yang dimaksud drone VTOL (Vertical Take Off and
Landing) Saab Skeldar V-200 yang telah merampungkan masa uji dan performa pada
kuartal keempat tahun 2016. Dan kini Skeldar V-200 dalam status siap dikirmkan
ke Indonesia.
Mengutip
siaran pers dari UMS Skeldar (15/2/2017), drone helikopter intai maritim dengan
kemampuan high endurance RPAS (Remotely Piloted Aerial Systems) ini merupakan
pesanan dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI. Perjanjian pengadaan Skeldar
V-200 mencakup program pelatihan pilot, paket sudu cadang, dan kerjasama yang
mengangkut pengembangan industri strategis. Sebagai informasi, UMS Skeldar
adalah manufaktur drone asal Swiss yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh Saab,
Swedia. Bila flashback ke Rajawali 350 pesanan Bakamla, drone helikopter
tersebut sejatinya adalah varian dari Skeldar R350.
Apa yang
menarik dari Skeldar V-200? Drone ini sejatinya masuk segmen medium range VTOL
dengan radius operasi 150 km, serta endurance terbang selama lima jam. Bila
dibandingkan dengan Rajawali 350, drone Bakamla itu hanya punya radius operasi
120 km, serta endurance selama empat jam. Bicara soal kecepatan, Skeldar V-200
mampu melesat hingga 130 km per jam, sedangkan Rajawali 350 sedikit lebih cepat
dengan kecepatan maksimum 145 km per jam.
Skeldar
V-200 dapat dirancang untuk beragam misi, mulai dari reconnaissance,
identification, target acquisition dan electronic warfare. Dengan pola kendali
dan komunikasi LoS (Line of Sight), Skeldar V-200 dapat menyajikan informasi
real time ke GSC (Ground Control Station) atau remote video terminal. Selain
dapat dikendalikan dari GCS yang berada di kapal patroli, Skeldar V-200 dapat
bergerak fully autonomous, bahkan bisa dikendalikan di tingkat high-level-commands
untuk moda “Point and Fly” dan “Point and Look”.
Untuk
menjalankan operasinya, Skeldar V-200 dapat dimuati beragam perangkat
penginderaan, mulai dari Lidar (Light Detection and Ranging), multi/hyper
spectral camera, dan SIGINT/ELENT system dan communication relay (data link
system). Sementara bermacam sensor visual yang bisa dicangkok termasuk EO
(electro optic)/IR (infra red) sensor dan mapping camera. Total payload Skeldar
V-200 adalah 40 kg, sementara bobot maksimum saat take off mencapai 200 kg.
Drone
helikopter dengan dua bilah baling-baling ini ditenagai mesin dengan dua
silinder, two-stroke, dan liquid cooled internal combustion. Tenaga yang
dihasilkan mencapai 55 hp pada 6.000 rpm. Sistem mesin Skeldar V-200 sudah
menganut electronic fuel injection. Serupa dengan Rajawali 350, batas
ketinggian terbang Skeldar V-200 adalah 4.500 meter.
Skeldar
V-200 mulai dikembangkan pada tahun 2004, dan sampai Mei 2006 sudah lima
prototipe berhasil dirampungkan. Drone ini resmi diberi kode Skeldar V-200 pada
tahun 2008. Selain hadir untuk kebutuhan TNI AL, done maritim ini juga
direncanakan melengkapi kekuatan intai destroyer Arleigh Burke Class AL AS.
Saat ini Skeldar
V-200 tengah ditampilkan dalam pemeran dirgantara Aero India 2017 di Bangalore,
India. Selanjutnya Skeldar V-200 dijawalkan tampil di IDEX (International
Defence Exhibition & Conference) 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada 19 - 23 bulan Februari ini.
0 comments:
Post a Comment