Pemerintahan
Donald Trump tidak akan melanjutkan kembali rencan untuk membuka kembali
penjara rahasia CIA untuk menginterogasi tersangka teroris. Demikian laporan
media Amerika Serikat (AS) mengutip sumber-sumber di Gedung Putih.
Menurut New
York Times, Gedung Putih telah memutuskan untuk meninggalkan rencana mereka
untuk membuka kembali penjara rahasia. Sejumlah pejabat, dalam kondisi anonim,
mengungkapkan hal itu berdasarkan revisi draft sebuah perintah eksekutif
kebijakan penahanan AS.
Draft
pertama dari dokumen itu berjudul "Penahanan dan Interogasi Musuh
Perang" dirilis oleh WikiLeaks pekan lalu seperti dikutip dari Russia
Today, Senin (6/2/2017).
"Draft
baru, bagaimanapun, tampaknya telah meninggalkan ide membuka kembali jalan ke
situs hitam CIA dan perubahan aturan interogasi," demikian laporkan New
York Times, mengutip pernyataan pejabat yang diberitahu tentang isi dari
dokumen itu.
Rancangan baru
juga dikatakan tidak memiliki bahasa apapun yang bermaksud membuka kembali
penjara rahasia, meskipun diduga memang mengandung bagian dari rancangan
sebelumnya, termasuk memperluas penggunaan Guantanamo.
"Situs
hitam" penjara rahasia, di mana CIA menggunakan apa yang kemudian disebut
sebagai teknik penyiksaan, dioperasikan di bawah Presiden George W. Bush.
Fasilitas itu digunakan untuk menahan tersangka teroris pasca serangan 11/9.
Pada tahun 2009, Presiden Obama menandatangani sebuah perintah eksekutif yang
menyatakan bahwa CIA akan menutup secepat mungkin setiap fasilitas penahanan
yang saat ini beroperasi dan melarang pengoperasian fasilitas penahanan
tersebut di masa depan.
0 comments:
Post a Comment