Sejak 2010
Rusia akhirnya mampu menggantikan banyak pesawat peperangan elektronik era
Perang Dingin dengan peralatan modern. Pesawat era Perang Dingin didasarkan
pada versi militer dari pesawat empat mesin turboprop Il-10.
Yang paling
jelas adalah platform baru yang menggunakan Il-38 yang menjadi jawaban Rusia
pada pesawat anti-kapal selam Amerika P-3 Orion. Seperti Amerika dan
negara-negara Barat lainnya Rusia menggantikan pesawat empat mesin era Perang
Dingin dengan pesawat mesin jet yang lebih modern.
Rusia juga
menggunakan Tu-204 untuk pesawat peperangan elektronik baru. Pesawat jet dua
mesin ini dapat membawa sampai 210 penumpang, atau 21 ton kargo. Tu-204
memiliki berat sekitar 100 ton, dan bisa terbang 4.000 kilometer. Ini adalah
sebuah pesawat relatif murah di kelasnya dengan biaya kurang dari US$ 50 juta
untuk setiap unitnya.
Versi
militer disebut Tu-214. Model ini hadir dengan pintu kargo lebih banyak dan
dapat dengan mudah dimodifikasi untuk membawa lebih banyak bahan bakar guna
jangkauan yang lebih panjang atau daya tahan yang lebih besar. Seperti Il-10
akan ada beberapa versi militer yang berbeda dari Tu-214.
Sejauh ini
Tu-214 jarang terlihat di luar Rusia. Satu pengecualian adalah Tu-214R yang
baru-baru ini muncul di Suriah. Pesawat Rusia ini setara dengan RC-135 Rivet
Joint Amerika. Pesawat ini dapat mengumpulkan berbagai sinyal elektronik dan
menganalisis mereka dengan cepat dan melakukan tindakan (seperti menggunakan
jammers onboard).
Pesawat
dapat menyadap semua jenis komunikasi musuh baik menggunakan ponsel atau
walkie-talkie atau menyediakan visual yang diambil dari kamera pengintai. Pesawat
ini mampu dengan cepat menemukan di mana target berada dan segera dilaporkan
untuk kemudian ditindaklanjuti dengan serangan darat atau udara.
Pekerjaan
semacam ini sangat populer dengan awak RC-135 yang berjumlah sekitar tiga puluh
aircrew dan teknisi di Irak, Afghanistan dan di tempat lain.
Selain itu
pesawat ini relatif bebas risiko, karena pesawat terbang di luar jangkauan
senapan mesin atau rudal anti-pesawat panggul. Selain itu, pekerjaan yang
paling produktif dilakukan pada misi malam, ketika orang-orang jahat bahkan
tidak dapat melihat RC-135 (atau Tu-214R) berputar-putar di atasnya.
Rusia dan
Cina mempelajari penggunaan RC-135 di Irak dan Afghanistan dan respon Rusia
adalah dengan membangun Tu-214R. Pesawat ini menyelesaikan pengujian mereka selama
2015 dan satu dikirim ke Suriah untuk debut pengalaman tempur. Setidaknya ada
tujuh Tu-214 lainnya dalam pelayanan militer untuk pengawasan, komunikasi atau
sebagai pos komando.
0 comments:
Post a Comment