Friday, 3 March 2017

Aneh.. Sudah 3 Tahun Dikeroyok Banyak Negara, ISIS Kok Tak Kunjung Bisa Dikalahkan?


Jika mengikuti, perang melawan ISIS di Irak dan Suriah sebenarnya semakin aneh. Perang dimulai pada 2014 yang artinya sudah berlangsung lebih dari tiga tahun. Puluhan negara mengeroyok kelompok ini dengan senjata paling canggih. Tetapi kenapa ISIS seperti tidak pernah berkurang kekuatannya?

Kekuatan yang mengeroyok ISIS bisa dibagi menjadi dua kelompok besar yakni koalisi lebih dari 60 negara yang dipimpin Amerika dan kelompok lain adalah Rusia yang bersekutu dengan pemerintah Suriah dan Iran.

Mari kita lihat koalisi Amerika terlebih dahulu. Laporan yang dikeluarkan Pentagon pada Januari 2017 menyebutkan biaya untuk menghancurkan ISIS yang harus dikeluarkan Amerika Serikat meningkat dua kali lipat pada  2016. Operasi Inherent Resolve telah menyedot anggaran US$ 12,5 juta atau sekitar Rp166,3 miliar  per hari.

Mengingat Amerika Serikat mulai menggelar operasi ini  sejak Juni 2014, maka diperkirakan sampai saat ini dana yang dihabiskan telah mencapai lebih dari US$10, 7 miliar atau sekitar Rp142,3 triliun. Sebagai perbandingan anggaran pertahanan Indonesia selama satu tahun pada 2017 ini hanya sekitar Rp108 triliun.


Amerika juga tidak henti-hentinya membuat klaim telah menghancurkan ribuan target. Pada Februari 2017 lalu Jenderal Raymond Thomas, kepala komando Operasi Khusus Amerika Serikat mengatakan Amerika dan sekutunya  telah menewaskan lebih dari 60.000 anggota ISIS di Irak dan Suriah.

Belum lagi puluhan ribu target yang sudah dihancurkan. Sebagai gambaran sebanyak enam pembom B-52 Stratofortress yang dikerahkan ke Pangkalan Al Udeid, Qatar untuk  mendukung Operasi Resolve Inherent sejak April 2016  hingga 20 Februari 2017 tercatat telah dilakukan 729 sortie dan menjatuhkan 3.419 senjata ke target ISIS. Masih banyak klaim sukses lainnya. Amerika juga menurunkan jet-jet tempur paling canggih dan paling mahal mereka, termasuk secara tetap menggunakan kapal induk.

Prancis yang secara konstan ikut melakukan serangan dengan pesawat-pesawat tempur mereka telah menjatuhkan sekitar 2.300 bom untuk menggempur ISIS di Irak dan Suriah. Jumlah ini dua kali lipat dibandingkan senjata yang digunakan untuk menggulingkan diktator Libya Moamar Kadhafi pada 2011.

Inggris, juga menggunakan rudal terkenal mereka yang disebut Brimstone yang dilesatkan dari jet tempur Tornado mereka untuk menghajar truk-truk dan kendaraan ISIS. Brimstone adalah rudal udara ke darat terbaik di dunia dalam membidik target bergerak. Belum lagi kekuatan negara-negara lain.


Di sisi lain, Rusia juga tak mau kalah. Mereka mengaku sukses menghancurkan ribuan target. Pada 2 Maret 2016 Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan selama Februari saja pesawat mereka telah menghancurkan 2.300 target di Suriah dengan melakukan 991 sortie.

Seperti halnya koalisi Amerika, Rusia juga mengerahkan senjata terbaiknya termasuk rudal yang diluncurkan dari kapal dan kapal selam. Bomber mereka juga tak henti-hentinya melakukan serangan jarak jauh dengan terbang dari Rusia, menebar bom di Suriah dan kembali ke pangkalan nonstop.

Rusia juga menggunakan rudal  Raduga Kh-101, salah satu rudal jelajah  paling canggih di arsenal Rusia. Ini adalah rudal siluman atau sulit dideteksi radar. Padahal menggunakan rudal yang biasa juga tidak masalah karena ISIS tak punya radar.

Rudal yang memiliki panjang 7,45 meter dengan berat peluncuran maksimal 2.400 kilogram serta membawa hulu ledak 400 kilogram. Varian yang dikenal sebagai Kh-102 bisa membawa hulu ledak nuklir 450 kiloton.

Rudal jelajah ini diyakini memiliki jangkauan hingga 5.500 kilometer dan mampu berjalan pada kecepatan maksimum 270 meter per detik. Rudal ini memiliki profil penerbangan ketinggian rendah, pada 30-70 meter di atas permukaan tanah. Kh-101 menggunakan sistem navigasi satelit GLONASS Rusia, untuk mengkoreksi lintasan dan dilaporkan memiliki akurasi 5-6 meter.

Rusia juga baru saja menarik pulang kapal induk mereka. Meski tua, dan diwarnai dengan dua kecelakaan pesawat, pengiriman kapal induk ini jelas menunjukkan Rusia ingin menggunakan kekuatan maksimalnya.

Pertanyaanya, sudah begitu besar dan canggih kekuatan yang digunakan dan sudah begitu banyak target yang dihancurkan, kenapa ISIS tak juga bisa dikalahkan?, Bahkan untuk merebut Mosul pun masih belum bisa. Atau perang ini memang sengaja dibuat lama?


0 comments:

Post a Comment