Thursday, 2 March 2017

Tak Harus Minta Izin Trump, Jenderal AS Bisa Lakukan Serangan Sensitif


Gedung Putih dikabarkan akan mendelegasikan kewenangan yang lebih besar kepada Departemen Pertahanan AS dan memungkinkan seorang jenderal untuk melaksanakan operasi kontraterorisme tanpa mendapatkan persetujuan dari Presiden Donald Trump.

The Daily Beast melaporkan pada hari Rabu 1 Maret 2017, langkah yang akan memungkinkan Menteri Pertahanan James Mattis untuk meluncurkan misi yang lebih cepat, dan akan meningkatkan serangan terhadap kelompok ISIS.

Dengan kewenangan ini seorang komandan AS berwenang untuk meluncurkan misi yang sensitif di zona perang, tapi mereka tidak dapat melakukannya di lokasi lain, termasuk Somalia, Libya dan Yaman.

Laporan tentang kemungkinan seorang jenderal mendapat kewenangan ini muncul setelah  Departemen Pertahanan sedang melakukan evaluasi terhadap serangan mematikan ke Yaman pada Januari 2017 lalu.

Pada tanggal 29 Januari, pemerintah Trump memerintahkan serangan militer pertama melawan al-Qaeda di Semenanjung Arab di Yaman. Serangan ini mengakibatkan seorang personel Navy SEAL, Ryan Owens tewas.

Selama operasi, pasukan operasi khusus AS menewaskan 14 gerilyawan. Serangan itu dilaporkan mengakibatkan kematian lebih dari selusin warga sipil. Sebuah helikopter Amerika juga terpaksa dihancurkan sendiri karena mengalami kecelakaan saat mendarat. Gedung Putih secara resmi menyebut serangan itu sebagai “operasi yang sukses.”


Trump mengaku dalam sebuah wawancara Fox News pada hari Selasa bahwa misi itu dimulai sebelum ia sampai ke Gedung Putih.

0 comments:

Post a Comment