Friday, 3 March 2017

Ternyata Hubungan Saudi Dan Indonesia Pernah Kurang Harmonis Lho..


Kepala negara Arab Saudi pertama yang secara resmi melakukan lawatan luar negeri ke Indonesia adalah Raja Faisal bin Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Saud. Ia berkunjung ke Tanah Air pada Juni 1970 dan disambut meriah oleh Presiden Soeharto.

Wartawan Antara, Ismail Albanjar pada 11 Juni 1970 melaporkan lawatan ini selain untuk membahas kerjasama bilateral, juga menjadi pertanda membaiknya hubungan antara Indonesia dan Saudi. Pasalnya, pada orde lama, pertalian hubungan kedua negara bisa dibilang kurang harmonis.

Bung Karno dan Presiden China Mao Zedong

Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dianggap telah mengambil jalan yang kekiri-kirian, alias condong pada ideologi komunis. Begitulah, pada tingkat resmi, hubungan antara Soekarno dan Raja Faisal tidaklah begitu baik.

Kedua negara tidak mengirimkan duta besarnya, kawat diplomatik cukup diwakili dengan kuasa usaha saja. Keretakan ini kabarnya bermula sejak Jakarta dinilai bersikap tidak layak terhadap delegasi Saudi yang ditugaskan Raja Faisal.

Bicara ideologi, sejatinya Indonesia berlandaskan pada prinsip pancasila. Para pendiri bangsa ini, Soekarno dan Mohammad Hatta tidak pernah menyetujui didirikannya negara Islam. Tujuannya satu, merangkul seluruh kalangan dari Sabang sampai Merauke. Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu. Itulah semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Meski begitu, secara demografi, sebagian besar populasi Indonesia adalah Muslim. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Arab Saudi sebagai tempat lahirnya agama Islam melirik Indonesia. Pemimpin negara Arab tersebut secara terbuka menawarkan persahabatan dengan Jamrud Khatulistiwa.

Selain karena Indonesia menempati peringkat nomor satu penduduk beragama Islam terbanyak di Asia dan di luar Saudi, Nusantara kaya akan sumber daya alam yang potensial untuk diajak bekerja sama di bidang ekonomi. Sebagaimana pada masa itu, Indonesia dan Saudi baru terhubung sebatas pada kedekatan spiritual dan kerjasama politik. Sementara ekonomi dan kebudayaan kala itu dianggap masih terlalu jauh dalam khayalan.


Untuk kedua kalinya pemimpin monarki Saudi akan bertandang ke Indonesia. Raja Salman dijadwalkan menyambangi Jakarta dan Bali pada 1-9 Maret 2017. Indonesia mendapat kehormatan sebagai negara di Asia yang paling lama menjadi tempat berlabuhnya rombongan Kerajaan Islam ini.

0 comments:

Post a Comment