NATO dan
Rusia akan melakukan pertemuan langka pada hari Senin (19/12/2016) yang
kemungkinan berlangsung di Brussels untuk meredam ketegangan. NATO akan
berupaya meyakinkan Rusia bahwa penumpukan pasukan ke Baltik dan Polandia tahun
depan murni defensif.
Sementara
itu, Dewan NATO - Rusia forum yang menyatukan diplomat NATO dan diplomat Rusia
yang dipimpin Amerika Serikat akan bersidang untuk ketiga kalinya pada tahun
ini dengan krisis Ukraina sebagai fokus utama.
Rusia telah
mencemaskan penumpukan pasukan militer NATO di dekat perbatasannya. ”Kami
mengandalkan diskusi terbuka tentang situasi keamanan di Eropa, termasuk
konsekuensi dari bala bantuan NATO di wilayah timur,” kata Duta Besar Rusia
untuk NATO, Alexander Grushko, seperti dikutip Reuters.
Para diplomat
Barat mengisyaratkan rentetan pengeboman Rusia di Aleppo, Suriah, tidak akan
dibahas dalam pertemuan ini mengingat hubungan Rusia dan NATO sedang berada di
titik terendah.
Sekutu NATO,
khususnya Jerman, telah mendorong untuk melakukan pertemuan dengan Grushko guna
menjelaskan mengapa NATO mengirim empat batalion multinasional hingga 4.000
tentara ke negara-negara bekas Soviet seperti Estonia, Latvia, Lithuania dan
Polandia mulai awal 2017.
Empat
batalion itu didukung oleh pasukan tambahan AS yang melakukan rotasi. Pengiriman pasukan besar-besaran oleh NATO itu seiring dengan kekhawatiran
negara-negara Baltik akan agresi Rusia setelah Moskow menganeksasi Crimea dari
Ukraina pada 2014.
”Seluruh ide
dengan penegakan kembali (kekuatan militer) adalah untuk mencegah
konflik," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada awal bulan
ini setelah melakukan pertemuan dengan Presiden Estonia. ”Ini untuk mengirim
pesan yang jelas, yakni pencegahan.”
0 comments:
Post a Comment