China telah
menandatangani kontrak besar dengan Rusia pada 2015 untuk membeli 24 Sukhoi jet
tempur Su-35 dengan nilai US$ 2 miliar.
Akhir tahun 2016, Rusia mulai mengirimkan empat pesawat pertama yang
akan disusul 10 pesawat pada tahun ini. Sisanya yakni 10 pesawat akan
dikirimkan 2018.
Kedatangan
Su-35 akan memberikan tambahan kekuatan penting bagi China untuk menegaskan
klaimnya di Laut China Selatan sekaligus melakukan serangan pada negara
tetangga, terutama Taiwan.
Su-35 adalah
jet tempur paling canggih yang dilahirkan Rusia saat ini dan pengiriman ke
China menjadi sangat penting. Ditambah
dengan mulai masuknya jet tempur
generasi kelima Chengdu J-20, Su-35 akan memperlebar jurang kesenjangan dengan
Taiwan yang sekaligus menggerus keseimbangan militer di kawasan tersebut.
China saat
ini memiliki 2.300 pesawat tempur operasional, sementara Taiwan hanya memiliki
490. Situasi yang jelas tidak menguntungkan Taiwan. Negara ini juga menghadapi masalah dengan jet tempur mereka yang
semakin tua seperti sekitar 50 F-5 dan Mirage 2000 yang telah berusia 55 tahun. Mereka akan
mulai pensiun dalam 10 tahun ke depan.
Taiwan akan mengandalkan 126 upgrade pesawat yang diproduksi sendiri dan 145 pesawat tempur F-16 A/B. Taiwan telah memulai program upgrade
untuk F-16, tapi AS ingin menjual
66 F-16 C/D ke Taiwan yang telah
ditahan sejak 2006.
Sebuah studi
Pentagon pada kekuatan udara Taiwan merekomendasikan menjual jet tempur F-35.
Ini sinyal bahwa pemerintahan AS tahu betul F-35 sangat diperlukan Taiwan. Di bawah Taiwan Relations Act, AS
wajib menyediakan Taiwan dengan semua senjata yang diperlukan untuk mengatur
pertahanan yang cukup.
Akuisisi
Su-35 oleh China yang mengganggu
keseimbangan kekuasaan di Pasifik, membuat
F-35 akan memungkinkan angkatan udara Taiwan untuk menjalankan misi
secara efektif tidak hanya hari ini, tapi
masa depan. Jadi memang tidak ada harapan bagi Taiwan untuk bisa
mengimbangi Su-35 dan kekuatan udara China pada umumnya kecuali pada Lightning
II.
0 comments:
Post a Comment