Friday, 3 February 2017

Kekalahan Besar Nazi Jerman Dalam Pertempuran Stalingrad


Stalingrad yang merupakan salah satu pertempuran terbesar dalam kancah Perang Dunia II (PD II) berakhir pada 2 Februari 1943 dengan kemenangan Uni Soviet. Pertempuran yang menelan setidaknya 2,2 juta nyawa manusia ini menjadi kekalahan terbesar dalam sejarah militer Jerman dan menjadi titik balik PD II.

Meski telah menyepakati perjanjian Nazi-Soviet pada 1939, Pimpinan Nazi Jerman, Adolf Hitler memerintahkan pasukannya untuk melakukan invasi besar-besaran ke Uni Soviet pada Juni 1941. Dengan angkatan udara yang handal, pasukan Jerman dengan cepat menyapu dataran Rusia, memberikan kerusakan besar bagi Tentara Merah dan rakyat Uni Soviet secara umum.

Tak butuh waktu lama, pasukan Jerman telah menguasai sejumlah besar wilayah Uni Soviet, dan telah mengepung dua kota besar di Rusia, Moskow dan Leningrad, sekarang Saint Petersburg, pada Oktober 1941. Pertahanan pasukan Soviet dan datangnya musim dingin memaksa pasukan Hitler menunda serangannya untuk sementara waktu.

Pada musim panas 1942, Hitler memerintahkan Pasukan Keenam Nazi di bawah pimpinan Jenderal Friedrich Von Paulus untuk merebut Stalingrad, kota industri di selatan Uni Soviet. Perintah ini mengawali salah satu pertempuran paling mengerikan dan berdarah selama PD II.


Angkatan udara Jerman memulai serangan pada Agustus 1942 dengan meluluhlantakkan Stalingrad menjadi kumpulan puing dan menewaskan sedikitnya 40 ribu penduduk sipil. Dengan kekuatan Pasukan Keenam, Jenderal Von Paulus memperkirakan butuh waktu 10 hari untuk merebut kota itu. Estimasi yang sangat keliru.

Meski Stalingrad telah menjadi puing, pasukan Uni Soviet di bawah pimpinan Letnan Jenderal Vasily Chuikov memberikan perlawanan hebat. Mereka memanfaatkan gedung-gedung yang hancur dan reruntuhan bangunan sebagai lokasi pertahanan dan perlindungan dalam melakukan serangan.


Kedua kubu bertempur dalam pasukan-pasukan kecil beranggotakan delapan sampai 10 orang memperebutkan setiap jengkal kota. Taktik yang disebut Rattenkrieg atau Perang Tikus oleh pasukan Jerman ini memberi kemajuan besar pada teknologi dan strategi perang kota atau urban warfare. Tetapi, meski banyak pertempuran di dalam kota banyak memakan korban, sebagian besar tentara tewas akibat kurangnya suplai obat, makanan dan air.


Titik balik pertempuran terjadi setelah pemimpin Soviet Joseph Stalin mengirimkan bantuan untuk membebaskan kota yang memiliki namanya tersebut. Dengan bantuan pasukan yang diberikan Stalin, pada November 1942 Jenderal Georgy Zhukov melancarkan serangan balik yang berhasil membuat pasukan Nazi Jerman terdesak. Hanya dalam tempo tiga hari pasukan Soviet dengan kekuatan 500 ribu infanteri, 900 tank dan 1.400 pesawat berhasil mengepung lebih dari 200 ribu tentara Jerman di Stalingrad.

Setelah terkepung, pasukan Italia dan Rumania yang ikut bertempur bersama pasukan Jerman menyatakan menyerah, tetapi pasukan Jerman bertahan sambil menunggu bantuan datang. Hitler memerintahkan Von Paulus untuk tidak menyerah dan mempromosikannya menjadi panglima tertinggi.

Namun, menghadapi musim dingin, kelaparan, pasukan Soviet, dan kenyataan bahwa tidak mungkin ada bantuan yang akan datang, pasukan Jerman akhirnya menyerah. Pada 31 Januari 1943, Jenderal Von Paulus dan pasukan Jerman di sektor selatan Stalingrad menyerah, dan pada 2 Februari 1943 sisa pasukan Jerman lainnya juga menyatakan menyerah.

Di akhir pertempuran, dari lebih 400 ribu tentara Jerman yang berada di Stalingrad hanya 90 ribu yang bertahan hidup. Lebih tragis lagi dari jumlah itu hanya 5.000 orang yang selamat dari kamp tahanan Soviet dan bisa kembali pulang ke tanah airnya.

0 comments:

Post a Comment