Korea
Selatan dan Indonesia membuka kantor bersama pada hari Rabu untuk memudahkan
melakukan konsultasi proyek pengembangan pesawat tempur KF-X, kata lembaga
pengadaan pertahanan negara.
“Pembukaan
kantor manajemen program bersama tidak hanya akan membantu kedua negara
bertukar pandangan mengenai isu-isu yang tertunda selama proyek KF-X, tetapi
juga memungkinkan mereka untuk secara efektif menyempurnakan perbedaan,” ungkap
Jung Kwang-sun, direktur umum untuk KF-X Program Group di Defense Acquisition
Program Administration (DAPA).
Kantor telah
didirikan di Sacheon, 437 kilometer tenggara Seoul.
Dilansir
dari Yonhap News (8/2), Seoul dan Jakarta menandatangani kesepakatan 8,1
triliun won (US$ 7,1 milyar) untuk bersama-sama mengembangkan KF-X / IF-X,
pesawat tempur generasi 4,5 pada bulan Januari tahun lalu, dengan nilai
investasi terakhir sebesar 1,7 triliun won untuk 20 persen saham di proyek
tersebut.
Proyek ini
dipimpin oleh DAPA Korea Selatan, dengan Korea Aerospace Industries Co (KAI),
produsen pesawat satu-satunya negara itu, yang memimpin pengembangan, kata juru
bicara pejabat Korea Selatan.
Saat ini, PT
Dirgantara Indonesia (PTDI), telah mengirimkan 74 insinyur dan pejabat ke KAI
untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan, katanya.
Tahap desain
awal untuk KF-X/ IF-X dimulai pada bulan Desember dan diharapkan akan selesai
pada kuartal kedua 2018. Sebuah prototipe akan terbang pada 2021 atau 2022,
dimana pengiriman dijadwalkan dapat dilakukakan sekitar tahun 2025, menurut
DAPA.
Militer
Korea Selatan membutuhkan lebih dari 100 KF-X, sementara Indonesia membutuhkan
sedikitnya 50 IF-X. Akan ada perbedaan kecil dalam sistem operasi antara
keduanya, kata sumber resmi.
Setelah
operasional, pesawat tempur KF-X akan menggantikan F-4 dan F-5 Korea Selatan.
pesawat tempur 16 meter itu sedang dibangun untuk dapat mencapai kecepatan
hingga Mach 1,97 atau 2.411 kilometer per/jam. Dan dapat membawa sistem radar
dan peralatan elektronik yang lebih canggih dibandingkan dengan KF-16.
0 comments:
Post a Comment