Nama
Rheinmetall Defence tak hanya kondang sebagai pemasok kendaraan lapis baja dan
kanon PSU (Penangkis Serangan Udara), lebih dari itu perusahaan yang berbasis
di Bremen, Jerman ini nyatanya juga dipercaya oleh TNI AL untuk memasok
Submarine Command Team Trainer (SCTT) untuk pelatihan awak Korps Hiu Kencana. Seiring dengan rencana kedatangan kapal selam Nagapasa Class (Changbogo Class)
dari Korea Selatan, beragam persiapan dikebut, termasuk instalasi pendukung
untuk pelatihan awak kapal selam.
SCTT yang
ditempatkan di Komando Latihan Armada RI Kawasan Timur (Kolatarmatim), Dermaga
Ujung, Surabaya. Untuk mewujudkan fasilitas simulator untuk awak kapal selam,
proyek SCTT dibagi ke dalam tiga tahap. Rheinmetall Defence pernah menampilkan
solusi SCTT pada ajang Indo Defence 2014. Diantara bagian dari SCTT pada tahap
satu adalah Cubicle Sonar, yang tidak lain adalah simulator perangkat navigasi
sonar.
Pada Cubible Sonar ini terdapat beberapa peralatan berupa satu unit
server simulator, dua unit Instructor Control Console, serta 12 display monitor
yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya skenario latihan dalam berbagai
misi tempur. Selain itu, ada enam unit Sonar Console Simulator yang berfungsi
sebagai console operator sonar dalam mendeteksi dan menganalisa propagasi bawah
air.
Fasilitas di
SCTT juga terdapat satu unit Simulator SCS (Submarine Control Simulator) untuk
mengendalikan pergerakan kapal sendiri (Own Ship) untuk mengubah halu, cepat
dan kedalaman, serta satu unit Periscope Simulator SERO 400. Hasil visual dari
periskop dengan moda panorama dapat divisualkan Combat Information Center, atau
yang akrab di TNI AL disebut Pusat Informasi Tempur (PIT).
Dalam suatu
latihan, prajurit Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim dipimpin oleh Letkol
Laut (P) Widya Poerwandanu selaku Komandan KRI Nanggala-402 menampilkan latihan
analisa kontak sonar dengan skenario kapal selam menyelam pada kedalaman 30
meter. Kemudia kapal selam Type 209 itu mendapatkan kontak sonar dari beberapa
baringan yang berbeda, lalu dilaksanakan analisa terhadap kontak tersebut
sehingga akan diperoleh data tentang baringan, jarak, cepat, halu, jumlah
shaft, jumlah blades dan dapat diidentifikasi jenis dari kontak tersebut,
kemudian akan dinyatakan sebagai sasaran atau target.
Rheinmetall
Defence menawarkan SCTT dengan konsep fleksibilitas tinggi, memungkinkan desain
khusus untuk perangkat latihan dan aplikasi yang digunakan. Semua sensor,
termasuk optronic (optical electronic) dan efektor pada kapal selam dalam
disimulasikan dalam SCTT, sehingga adaptasi awak pada sistem teknologi baru dan
pelatihan dapat dilakukan dengan aman, dan dapat mengurangi biaya operasional
pelatihan.
Rheinmetall
Defence telah menggeluti solusi SCTT sejak 35 tahun lalu, selain digunakan oleh
Indonesia, solusi SCTT Rheinmetall juga telah diadaptasi oleh AL Jerman, AL
Inggris, dan AL Thailand. Pada 22 Desember lalu, proyek SCTT Tahap II telah
diselesaikan dan diserahkan langsung dari Asisten Logistik (Aslog) Kasal,
Laksamana Muda (Laksda) TNI Mulyadi. Dalam implementasi STCC melibatkan PT
Pustaka Strategik sebagai representasi dari Rheinnmetall Defence Electronic di
Indonesia.
0 comments:
Post a Comment