Beberapa
waktu lalu terjadi penyerangan dan penikaman terhadap anggota polisi oleh
seseorang bersenjata tajam. Umumnya kita beropini bahwa mudah melumpuhkan
penyerang dengan sajam menggunakan senjata api atau pistol. Ternyata tidak
semudah itu apalagi dalam jarak dekat.
Kepolisian
Amerika Serikat di tahun 80-an pernah melakukan serangkaian simulasi pendekatan
standar anggota polisi terhadap tersangka yang diduga membawa senjata tajam.
Hasilnya cukup mengejutkan karena ternyata hingga jarak tertentu, penyerang
bersenjata pisau memiliki keunggulan ketimbang petugas polisi bersenjata
pistol.
Hal ini
disebabkan kenyataan bahwa REAKSI akan selalu lebih lambat daripada AKSI. Dalam
serangan dadakan, dikenal dengan istilah "Reaction Gap" dimana reaksi
membela diri / usaha melumpuhkan penyerang tidak serta merta dimulai saat
penyerang melakukan aksi. Selain reflek berbagai pertimbangan di sisi petugas
polisi membuat reaksi akan lebih lama. Dari situ kepolisian Amerika Serikat
menyimpulkan "21 Foot Rules" yaitu jarak aman dalam mendekati suspect
yang diduga menyembunyikan senjata.
Jaraknya
adalah 21 kaki (6,4m) berdasarkan uji coba dengan simulasi. Dalam jarak 6,4m
rata-rata petugas akan sempat melepaskan 2 kali tembakan sebelum penyerang
berhasil mendekat di jarak fatal. Untuk jarak kurang dari 6,4m kemungkinan
besar petugas terpaksa harus mengandalkan tangan kosong untuk menetralisir
penyerang.
Semoga info diatas bermanfaat dan memberikan informasi agar kita tidak meremehkan betapa
berbahayanya senjata tajam. Dan kita memahami situasi yang dihadapi aparat
penegak hukum dalam menjalankan tugas sehari hari. Bagi rekan-rekan penegak
hukum, Stay Safe & Selalu Waspada dalam bertugas.
0 comments:
Post a Comment