Saturday, 24 December 2016

Kendaraan Masa Depan Angkatan Darat AS Itu Bernama AMPV


Berbeda dengan Angkatan Udara AS yang berani memaparkan beragam konsep pesawat intai, pesawat pembom, dan pesawat tanker masa depan, Angkatan Darat AS justru terus terseok-seok dengan program pengadaannya.

Jangankan bicara konsep infantri masa depan yang tidak kunjung beroperasi, untuk kendaraan angkut pasukan, Angkatan Darat AS mentok dengan GCV (Ground Combat Vehicle). Proyek inipun akhirnya dibatalkan karena anggaran yang dianggap berlebihan namun spesifikasi kendaraannya di bawah yang mereka harapkan.

Padahal sebenarnya GCV dimaksudkan sebagai pengganti definitif versi pendukung (mortir, komando, intai, dan resuplai) dari kendaraan angkut pasukan M113 yang jumlahnya masih ada sekitar 2.000-an unit di dalam Angkatan Darat AS. Varian yang hendak digantikan adalah M113A3 baseline, M1068A3 Mission Command, M1064 Mortar Carrier, M113A3 Medical Evacuation, dan M577 Medical Treatment.

Selain karena sudah tua dan usang, M113 memang secara proteksi sudah mencapai batas kemampuannya dan membutuhkan penggantian. Kendaraan angkut roda rantai memang masih menjadi preferensi bagi ABCT (Armored Brigade Combat Team) yang harus mendampingi manuver mekanis dari MBT M1A2 Abrams. Ini berbeda dengan SBCT (Stryker Brigade Combat Team) yang diarahkan lebih kepada perang intensitas rendah dan asimetrik.

Menyusul kegagalan GCV, AD AS berpaling kepada British Aerospace yang menyiapkan AMPV atau Armored Multi-Purpose Vehicle. BAE menawarkan AMPV setelah melakukan riset mendalam untuk meningkatkan kapabilitas proteksi dari M2 Bradley. BAE sendiri saat ini memegang paten dan fasilitas produksi M2 Bradley setelah pabrikan FMC pembuatnya bangkrut.

Nah, setelah riset dan pengembangan selama dua tahun, pada 15 Desember 2016 akhirnya British Aerospace menyerahkan purwarupa pertama AMPV kepada Angkatan Darat AS dalam upacara di fasilitas produksinya di Pennysylvania. BAE menerima kontrak fase EMD (Engineering & Manufacturing Development) sebanyak 29 kendaraan senilai US$382 Juta. Total yang ingin dibeli oleh Angkatan Darat AS mencakup 289 kendaraan dari berbagai varian dengan total nilai US$1,2 Miliar.

Pada bentuk dasarnya, AMPV adalah M2 Bradley yang dimodifikasi habis-habisan. Speknya ditingkatkan dengan penambahan volume internal dan penambahan paket perlindungan di sekujur tubuhnya.

Kulit asli kendaraan seluruhnya dilapisi panel-panel baja tambahan yang tebal. Kemudian paket-paket balok ERA (Explosive Reactive Armor) ditambahkan ke panel baja tersebut untuk membuat AMPV kebal dari hantaman roket antitank. Penambahan panel serupa ditemukan pada bagian bawah kendaraan berupa anti-mine kit untuk melindungi AMPV dari hantaman ranjau antitank.


Program AMPV sendiri bukannya tak menghadapi masalah. Pada awalnya sempat diikuti oleh General Dynamics sebagai pesaing, akhirnya AMPV hanya diikuti BAE. Angkatan Darat AS menolak proposal GDLS yang menawarkan platform ranpur roda ban sebelum menguji cobanya terlebih dahulu.

Saat inipun kelanjutan program AMPV akan sangat tergantung dari administrasi Presiden Trump yang akan naik tahta pada Januari 2017. Apabila dipandang tidak pas dengan program Presiden dari Partai Republik ini, bukan tidak mungkin AMPV juga akan disingkirkan.

0 comments:

Post a Comment