Dari 36
negara pengguna keluarga F-5 Tiger termasuk AS dan Indonesia, Iran merupakan
pengguna terbanyak pesawat buatan Northrop ini. Terdiri dari 104 F-5A, 23 F-5B
Freedom Fighter, 15 RF-5A, 140 F-5E, dan 28 F-5F Tiger II. Pesawat ini
didatangkan semasa Syah Reza Pahlevi berkuasa.
Dengan
terjadinya revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini, rezim Shah Iran
terguling pada Februari tahun 1979. Puncak dari pergolakkan ini adalah dengan
putusnya hubungan diplomatik AS-Iran.
Bagi AU Iran
(IIAF) yang berubah menjadi Islamic Republic of Iranian Air Force (IRIAF),
kejadian ini menjadi pukulan berat. Semua pesawat yang diimpor dari Barat
praktis mengalami kekurangan suku cadang. Lebih-lebih setelah setahun revolusi,
Iran berseteru dengan negara tetangganya Irak. Peperangan yang memakan waktu
hampir sembilan tahun ini (1980-1988) memaksa IRIAF siaga. Khususnya barisan
penempur F-5 yang dimilikinya.
Embargo
senjata dari AS dan sekutunya memaksa IRIAF menuju swasembada militer. Khusus
F-5 Tiger, awalnya hanya berfokus pada perawatan agar armada F-5 mereka tetap
bisa terbang. Beruntung bagi Iran, semasa hubungan mesra dengan AS, Northrop
Corp sempat membangun fasilitas perbaikan, pemeliharaan, dan pembuatan beberapa
suku cadang F-5 serta pelatihan teknisi lokal Iran tahun 1970 yang berlokasi di
Bandara Mehrabad.
Komponen
yang sulit dibuat di dalam negeri tetap harus didatangkan dari luar. Untuk itu
mereka mendirikan perusahaan fiktif di beberapa negara Barat.
Modus ini
ada yang terdeteksi. Salah satunya yang terjadi bulan Februari 1993 ketika Bea
Cukai Inggris menyita 7.500 bilah mesin General Electric J-85-21B dari
perusahaan DBI.Ltd dengan perkiraan nilai sebesar 1 juta dolar AS. Lalu bulan
Juli 2003 instansi Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS mencurigai dan
menyelidiki 18 perusahaan berlokasi di AS yang mengekspor komponen pesawat dan
rudal ke Multicore Ltd yang merupakah perusahaan terdepan Iran di London untuk
pengadaan sistem senjata rahasia.
Proyek
Azarakhsh
Di awal
tahun 1990-an IRIAF memerlukan pesawat latih lanjut baru menggantikan Lockheed
T-33A. Dengan banyaknya pesawat F-5A Freedom Fighter yang dimilikinya, dan juga
tersedianya fasilitas pembangunan beserta SDM, maka diputuskan pesawat latih
baru akan dikembangkan dari pesawat F-5A ini.
HESA
dipercaya untuk menjalankan proyek yang diberi nama Simorgh pada tahun 1993
untuk mengonversi F-5A menjadi tipe tempat duduk ganda. Instrumen kokpit
diambil secara kanibal dari pesawat F-5 lain yang masih layak.
Setidaknya
tahun 2002 sudah tujuh pesawat latih Simorgh tersedia. Diperkirakan saat ini
total 20 unit telah lengkap megisi satu skadron.
Berbekal
pengalaman membangun Simorgh, kali ini HESA melakukan tindakan reverse
engineering sekaligus upgrading. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja
pesawat agar bisa menandingi pesawat tempur modern generasi terkini serta memiliki
usia pakai yang lebih lama.
Proyek
Azarakhsh (Lightning) resmi diumumkan oleh Brigjen Arasteh, Wakil Kepala Staf
Umum Angkatan Bersenjata Iran pada bulan April 1997. Dilihat dari
penampilannya, prototipe pertama Azarakhsh dikembangkan dari F-5E dengan
mengubah posisi sayap dari lower type menjadi middle type. Namun belakangan
tipe produksi massalnya tetap menggunakan sayap rendah.
Produksi
massal Azarakhsh baik versi tempat duduk tunggal maupun ganda dimulai akhir
tahun 1997 dan pada tahun 2001 sudah enam unit tersedia. Kedua tipe Azarakhsh
mulai terlihat debutnya saat berpartisipasi pada National Army Day dengan
flypass di langit Teheran pada 17 April 2008.
Namun belakangan
beredar rumor, proyek ini telah dibatalkan di bulan Agustus 2010. Proyek ini
kemudian dialihkan ke proyek Azarakhsh-2, atau dikenal juga dengan proyek
Saegheh yang juga masih menggunakan platform F-5E sebagai acuannya.
Proyek
Saegheh
Secara kasat
mata pesawat Saegheh/Saeqeh (Thunderbolt) tak berbeda jauh dengan Azarakhsh.
Perbedaan nyata terlihat pada penggunaan ekor tegak ganda. Kehadiran pesawat
ini awalnya diduga sebagai platform pengembangan pesawat latih tempur canggih
bernama Shafagh yang dikenal dengan proyek ‘Integral’ kerjasama antara Iran dan
Rusia.
Dalam
pengembangan Saegheh, HESA dibantu oleh MATSA Air Force Technology &
Elektronic Center serta Shahid Sattari Air Force University of Teheran yang
dimulai pada tahun 1998.
Saegheh
berhasil melakukan penerbangan pertama pada tanggal 30 Mei 2004. Faktanya,
proyek Integral tak berlanjut karena Rusia menarik diri tanpa alasan. Pengembangan Saegheh sendiri berlanjut hingga masuk jalur produksi. Prototipe
pertama sempat unjuk gigi dalam latihan bersandi ‘Blow of Zolfaqar’ pada
tanggal 19 Agustus 2006 dengan melaksanakan misi serangan bersenjata
menembakkan multiple rocket launcher.
Tiga pesawat
versi produksi awal telah bergabung dengan IRIAF pada 22 September 2007 dan
mendapat kesempatan melakukan flypass di depan publik pada perayaan National
Army Day dengan berlabur warna ala tim aerobatik Blue Angels Angkatan Laut AS.
Satu skadron
Saegheh resmi dibentuk pada 24 Februari 2010, dimana penempur ini akan berperan
sebagai pesawat pertahanan udara dan serangan darat ringan. Hingga tahun 2013
skadron ini lengkap diisi 24 pesawat. Meski tergolong penempur baru, Saegheh
masih dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi 4 karena belum memiliki
kemampuan stealth.
Banyak pihak
meyakini kinerja dan manuver pesawat ini hanya sedikit lebih baik ketimbang
F-5E Tiger II, terutama karena telah menggunakan teknologi fly by wire serta
radar yang lebih baik dari aslinya. Sedang jenis pesenjataan yang diusungnya
tak berbeda dengan pesawat F-5E yang lama.
Untuk meningkatkan
penciuman sang Harimau, diluncurkan proyek Offogh (Horizon) pada tahun 1999.
Jangkauan radar bawaan APQ-159 untuk pengendalian penembakkan bertambah dari 32
ke 64 km dalam modus pencarian, dan 16-40 km dalam modus pelacakan.
Ada pula
proyek Raad yakni pengembangan sistem kompatibilitas untuk bisa menembakkan
rudal udara ke udara CATIC PL-7 buatan China, R-60 (AA-8 Aphid) buatan Rusia,
AIM-9P Sidewinder buatan AS, serta rudal dalam negeri Fatter. Dengan
proyek-proyek ini membuat kehadiran Harimau Persia akan disegani lawan, apalagi
dengan gigi taring yang sudah berkilau diasah.
0 comments:
Post a Comment