Pasukan
Pembebasan Suriah (FSA), salah satu faksi pemberontak yang didukung oleh
Amerika Serikat (AS) menyambut baik keputusan terbaru Washington. AS baru saja
memutuskan untuk melonggarkan pembatasan pengiriman senjata kepada pemberontak
Suriah.
Juru bicara
FSA, Talal Silo mengatakan, dengan adanya kebijakan baru ini, pihaknya berharap
AS akan mengirimkan sejumlah senjata canggih. Salah satu senjata yang
diinginkan FSA adalah senjata anti-pesawat.
"Meskipun
ISIS tidak memiliki jet tempur, tapi FSA ingin sistem anti-pesawat untuk
melindungi pasukannya dari potensi musuh di masa depan," kata Silo dalam
sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (27/12/2016).
Namun,
ketika diminta penjelasan mengenai musuh yang dimaksud, Silo enggan memberikan
penjelasan lebih lanjut. Namun, bila melihat situasi di Suriah, kemungkinan
besar musuh yang dimaksud adalah Rusia dan pemerintah Suriah.
Sebelumnya,
Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam keputusan terbaru AS tersebut. Moskow
menyebut hal itu adalah tindakan berbahaya.
"Kami
melihat keputusan AS untuk mengurangi pembatasan pada pasokan senjata ke
pemberontak Suriah sebagai tindakan bermusuhan. Keputusan ini menimbulkan
ancaman yang cukup serius bagi pesawat tempur dan personel militer kami yang
berada di Suriah," kata Kemlu Rusia.
0 comments:
Post a Comment