Kepala
eksekutif Lockheed Martin Corp menjanjikan kepada Presiden Amerika Serikat (AS)
terpilih Donald Trump, pada Jumat 23 Desember, akan berkomitmen menurunkan
harga jet tempur F-35 buatan perusahaannya. Janji muncul sehari setelah Trump
menyinggung mahalnya F-35 di postingan Twitter.
CEO Marillyn
Hewson berkata dia berbicara dengan Trump pada Jumat sore dan meyakinkannya
bahwa dirinya mendengar pesan "keras dan jelas" soal mengurangi biaya
F-35.
Trump, dalam tweet yang diposting pada Kamis 22 Desember, menyarankan sebuah pesawat yang
lebih tua buatan perusahaan kedirgantaraan Boeing bisa menawarkan
alternatif yang lebih murah untuk F-35.
"Berdasarkan
dana dan harga mahal luar biasa dari F-35 Lockheed Martin, saya telah meminta
Boeing untuk menawarkan harga sebanding F-18 Super Hornet!" kata Trump,
seperti disitir Reuters, Sabtu (24/12/2016).
Hewson,
dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter, mengatakan telah
"berbicara sangat baik" dengan Trump. "Saya memberinya komitmen
pribadi untuk mendorong harga turun banyak," ucapnya dalam pernyataan.
Saham
Lockheed ditutup anjlok 1,3 persen, pada Jumat, mendekati level terendah sejak
pemilu 8 November. Mereka memiliki hambatan terbesar pada sekumpulan saham yang
terkait pertahanan. Saham Boeing terakhir menunjukkan tanda tidak berubah. Trump telah
bertemu dengan kepala eksekutif dari Lockheed dan Boeing, pada Rabu. Boeing
F-18 merupakan pesawat generasi lebih tua yang tidak memiliki kemampuan siluman
seperti F-35.
Seorang
pejabat AS mengatakan tidak mungkin mengerti apa yang dimaksud Trump dengan
tweet-nya, mengingat pentingnya teknologi siluman sebagai cara buat melawan
pertahanan canggih dari negara-negara seteru, seperti Rusia atau Tiongkok.
"Seseorang
perlu menanyakan Donald Trump bagaimana dia akan dapat menghadapi Tiongkok
tanpa pesawat yang mampu menembus sistem anti-akses dan penolakan wilayah,
termasuk pertahanan udara," tutur pejabat tersebut.
Sebagian
besar analis pertahanan tidak menganggap dua jet yang berbeda itu sebagai
pesawat setara. "Tidak praktis, kalau bukan tidak irasional," Richard
Safran, analis pertahanan di Buckingham Research, mengatakan lewat email.
"Pertama,
F/A-18 adalah pesawat tempur angkatan laut berbasis kapal induk. Tentu saja
tidak bisa memenuhi kebutuhan Korps Marinir AS untuk mengangkasa vertikal. Ini
tidak akan cocok untuk Angkatan Udara betapapun beban tambahan yang dibawa
kapal induk membuat pesawat itu kurang ideal untuk Angkatan Udara,"
pungkasnya.
"Kecuali
aturan fisika telah berubah, Anda tidak dapat menyamakan yang non-siluman,
bermesin dua, pesawat berbasis kapal induk dari tahun 1980 menjadi
bermesin-satu, multi-peran tempur siluman dari tahun 2000-an," tulis para
analis di Vertical Research Partners di sebuah catatan pada Jumat.
Namun, Trump
tetap tidak puas dengan program ini, yang telah dirundung masalah sementara
biayanya telah membengkak jadi sekitar US$379 juta, sebagai risiko yang jelas
menimpa Lockheed. Program F-35 merupakan generator penjualan penting bagi
perusahaan, terhitung 20 persen dari total pendapatan tahun lalu sebesar
US$46,1 miliar.
0 comments:
Post a Comment