Saturday, 24 December 2016

Kepala Eksekutif Lockheed Janjikan Pada Trump Harga Jet Tempur F-35 Turun


Kepala eksekutif Lockheed Martin Corp menjanjikan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump, pada Jumat 23 Desember, akan berkomitmen menurunkan harga jet tempur F-35 buatan perusahaannya. Janji muncul sehari setelah Trump menyinggung mahalnya F-35 di postingan Twitter.

CEO Marillyn Hewson berkata dia berbicara dengan Trump pada Jumat sore dan meyakinkannya bahwa dirinya mendengar pesan "keras dan jelas" soal mengurangi biaya F-35.

Trump, dalam tweet yang diposting pada Kamis 22 Desember, menyarankan sebuah pesawat yang lebih tua buatan perusahaan kedirgantaraan Boeing bisa menawarkan alternatif yang lebih murah untuk F-35.

"Berdasarkan dana dan harga mahal luar biasa dari F-35 Lockheed Martin, saya telah meminta Boeing untuk menawarkan harga sebanding F-18 Super Hornet!" kata Trump, seperti disitir Reuters, Sabtu (24/12/2016).

Hewson, dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter, mengatakan telah "berbicara sangat baik" dengan Trump. "Saya memberinya komitmen pribadi untuk mendorong harga turun banyak," ucapnya dalam pernyataan.

Saham Lockheed ditutup anjlok 1,3 persen, pada Jumat, mendekati level terendah sejak pemilu 8 November. Mereka memiliki hambatan terbesar pada sekumpulan saham yang terkait pertahanan. Saham Boeing terakhir menunjukkan tanda tidak berubah. Trump telah bertemu dengan kepala eksekutif dari Lockheed dan Boeing, pada Rabu. Boeing F-18 merupakan pesawat generasi lebih tua yang tidak memiliki kemampuan siluman seperti F-35.

Seorang pejabat AS mengatakan tidak mungkin mengerti apa yang dimaksud Trump dengan tweet-nya, mengingat pentingnya teknologi siluman sebagai cara buat melawan pertahanan canggih dari negara-negara seteru, seperti Rusia atau Tiongkok.

"Seseorang perlu menanyakan Donald Trump bagaimana dia akan dapat menghadapi Tiongkok tanpa pesawat yang mampu menembus sistem anti-akses dan penolakan wilayah, termasuk pertahanan udara," tutur pejabat tersebut.

Sebagian besar analis pertahanan tidak menganggap dua jet yang berbeda itu sebagai pesawat setara. "Tidak praktis, kalau bukan tidak irasional," Richard Safran, analis pertahanan di Buckingham Research, mengatakan lewat email.

"Pertama, F/A-18 adalah pesawat tempur angkatan laut berbasis kapal induk. Tentu saja tidak bisa memenuhi kebutuhan Korps Marinir AS untuk mengangkasa vertikal. Ini tidak akan cocok untuk Angkatan Udara betapapun beban tambahan yang dibawa kapal induk membuat pesawat itu kurang ideal untuk Angkatan Udara," pungkasnya.

"Kecuali aturan fisika telah berubah, Anda tidak dapat menyamakan yang non-siluman, bermesin dua, pesawat berbasis kapal induk dari tahun 1980 menjadi bermesin-satu, multi-peran tempur siluman dari tahun 2000-an," tulis para analis di Vertical Research Partners di sebuah catatan pada Jumat.

Namun, Trump tetap tidak puas dengan program ini, yang telah dirundung masalah sementara biayanya telah membengkak jadi sekitar US$379 juta, sebagai risiko yang jelas menimpa Lockheed. Program F-35 merupakan generator penjualan penting bagi perusahaan, terhitung 20 persen dari total pendapatan tahun lalu sebesar US$46,1 miliar.

0 comments:

Post a Comment