Washington
kembali menyokong Front al-Nusra dan siap untuk membantu setiap pasukan perusak
untuk mencapai perubahan rezim di Suriah. Sementara Moskow sedang dihukum
karena membantu pemerintah yang sah di negara itu. Begitu bunyi pernyataan
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia.
"Setelah
diamati dalam waktu yang lama bahwa pemerintahan di Washington saat ini siap
untuk membantu setiap kekuatan destruktif dalam usahanya untuk perubahan rezim
di Suriah," demikian pernyataan Kemlu Rusia seperti dikutip dari Russia
Today, Minggu (25/12/2016).
Moskow
mengatakan bahwa AS secara efektif melindungi kelompok teroris Front al-Nusra
(sekarang Jabhat Fatah al-Sham), yang tidak lain merupakan cabang dari
Al-Qaeda. Al-Qaeda adalah kelompok yang melaksanakan aksi terorisme paling
mengerikan dalam sejarah AS.
"Gedung
Putih tampaknya lupa bahwa menurut hukum Amerika, dukungan untuk teroris adalah
kekejaman, pelanggaran pidana yang harus diminta pertanggung jawabannya,"
demikian pernyataan Kemlu Rusia.
Pernyataan
itu dikeluarkan sebagai bagian dari reaksi Rusia untuk setumpuk sanksi terbaru
dari AS kepada Moskow atas krisis di Ukraina. Kemlu Rusia mengatakan alih-alih
fokus pada ancaman teror, Washington telah kehilangan perasaan terhadap
kenyataan. Sanksi itu merupakan upaya untuk menghukum Rusia yang mendukung
pemerintah Suriah dalam memerangi terorisme, yang mengancam seluruh dunia.
Pada bulan
September, seorang komandan al-Nusra mengatakan kepada surat kabar Koelner
Stadt-Anzeiger Jerman, bahwa kelompoknya menerima senjata dari AS. Mereka
mendapatkannya melalui negara-negara seperti Arab Saudi dan militan juga
menerima pelatihan.
"Ini
adalah permainan yang semua orang tahu. Ini sangat jelas bahwa Amerika tahu
jika senjata mereka akan pada akhirnya berada di tangan teroris," tulis jurnalis
Jerman Jurgen Todenhofer yang berbicara dengan komandan al-Nusra.
0 comments:
Post a Comment