Monday, 26 December 2016

Rheinmetall Menang Kontrak Upgrade Challenger 2 Milik Inggris


Setelah Brexit, ini mungkin ironi yang menunjukkan bahwa Inggris tidak dapat hidup tanpa Uni Eropa secara militer. Seperti halnya ketika Inggris memutuskan bahwa pabrikan Jerman Heckler & Koch sebagai pabrikan yang ditunjuk untuk memperbaiki desain senapan serbu mereka yang kemudian terwujud dalam L85A2 yang jauh lebih baik dari SA80 versi awal, untuk penyempurnaan Main Battle Tank pun pada akhirnya Inggris juga berpaling ke Jerman. Hancur sudah industri pertahanan dalam negeri Inggris yang pernah berjaya selama tiga dekade mulai 1950an sampai 1980an.

Adalah Rheinmetall yang ditunjuk UK MoD sebagai pemenang untuk program Armour (MBT) 2025 atau yang lebih populer dikenal sebagai Challenger 2 Life Extension Programatau CR2 LEP. Kemenangan Rheinmetall-Thales UK ini dicapai setelah mengalahkan banyak perusahaan lain seperti Lockheed Martin UK-Elbit Systems, CMI Defense-Ricardo UK, RUAG Defence, dan British Aerospace Global Combat System.

Program ini bertujuan untuk memperpanjang umur MBT CR2 yang boleh dikata ‘unik’ karena Inggris menjadi satu-satunya negara anggota NATO yang mengoperasikan tank yang tidak kompatibel amunisinya dengan tank-tank NATO lain. CR2 masih menggunakan laras 120mm berulir dengan amunisi yang dipisahkan antara propelan dengan proyektilnya sementara tank-tank NATO menggunakan laras tanpa alur (smoothbore) dan amunisi yang menyatu proyektil dengan propelannya.

CR2 sendiri pada 1980an digadang-gadang sebagai tank yang paling kebal perlindungannya berkat racikan Chobham Armor yang menggabungkan antara pelat baja dan material komposit seperti keramik dan kevlar untuk menangkal serangan munisi kinetik maupun HEAT. Belakangan terbukti bahwa CR2 tak ada bedanya dibandingkan dengan tank lain, dan mampu dijebol oleh roket dengan hulu ledak ganda di Irak, bahkan dari arah depan. Hal ini menyebabkan CR2 yang ditugaskan di Irak menerima paket peningkatan proteksi dengan pemasangan kit ERA (Explosive Reactive Armor) dengan desainasi Challenger 2 TES (Theatre Enhancement Standard) buatan perusahaan Rafael Israel.

CR2 LEP diharapkan mampu memperpanjang usia pakai Challenger 2 sampai dengan tahun 2035 dimana diharapkan pada tahun tersebut sudah tersedia alternatif teknologi baru yang bisa diadopsi oleh AD Inggris. Sesuai dengan keterangan Ben Hudson, kepala Divisi Rheinmetall Vehicle Systems, “Tim kami telah menyusun proposal inovatif untuk mengatasi masalah Challenger 2 yang ketinggalan jaman, dan juga meningkatkan kemampuannya secara efisien. Salah satunya adalah dengan mengintegrasikan kanon 120mm L55 smoothbore sama seperti yang digunakan AD Jerman yang dapat menembakkan munisi kinetik atau munisi 120mm airburst kami yang unik.

”Selain penggantian sistem senjata utama berikut sistem kendali penembakannya, sistem optronik pun juga ditingkatkan kemampuannya. CR2 LEP akan menerima sistem optik independen dan panoramik SEOSS (Stabilized Electro Optical Sighting System) yang dilengkapi dengan kamera IR SAPHIR generasi ketiga, laser range finder, dan kamera CCD. Sementara untuk juru tembak, sistemoptik TOGS-2 (Thermal Observation & Gunnery Sight) buatan Pilkington Electronics (sekarang Thales UK) tetap dipertahankan.


Kontrak yang dimenangkan oleh Rheinmetall tersebut baru mencakup fase studi enjinering yang mencakup pembuatan proposal dan konsep jadi yang keseluruhannya bernilai 22 juta Euro. Rheinmetall sendiri menempatkan satu timnya di Inggris untuk mempelajari keseluruhan program upgrade atas Challenger 2.

Apabila prosesnya lancar, peluang pun terbuka untuk mengupgrade total 227 unit CR2 senilai 772 juta Euro, cukup signifikan dan dapat memperpanjang lini produksi Rheinmetall yang baru usai memodernisasi Leopard 2RI untuk TNI AD.

0 comments:

Post a Comment