Saat santer
berita TNI AU akan membeli Su-35 Super Flanker, banyak pihak termasuk pejabat
pemerintah menyebutkan bahwa TNI AU dan Indonesia akan menjadi launch customer
dari Su-35 di luar Rusia.
Karena negosiasi yang berlarut-larut, pada akhirnya justru PLAAF (People’s
Liberation Army Air Force) Tiongkok yang menjadi Angkatan Udara dan negara
pertama yang mengoperasikan pesawat tempur canggih ini.
Setelah para
pilot dan teknisi dari Tiongkok menjalani latihan keras di Gromov Rusia, empat
Su-35 dikabarkan sudah tiba di Tiongkok pada taggal 26 Desember 2016, atau
meleset satu hari dari jadwal. Sejumlah foto pendaratan Su-35 di Tiongkok yang
diambil oleh spotter dengan nomor seri yang dikaburkan menguatkan dugaan
tersebut.
Tiongkok
memesan 24 Su-35 Flanker-E pada November 2015 dengan kontrak senilai $2 miliar
dolar AS termasuk kontrak perawatan sepanjang umur pesawat, dan juga mesin
cadangan. Uniknya, Su-35 yang dipesan ini menggunakan konfigurasi yang sama
dengan milik Rusia, artinya sistem antarmuka yang digunakan masih menggunakan
karakter Cyrilic dan bukan aksara Putonghua, karena layar LCD yang terpasang
pada Su-35 tidak dapat menampilkan karakter tersebut dalam ukuran yang bisa
terbaca dengan jelas. Maka seluruh pilot dan teknisi yang ditugaskan ke Rusia
pun terpaksa belajar bahasa Rusia.
Perubahan
lain yang dibenamkan pada Su-35 termasuk sistem komunikasi satelit Beidou
buatan Tiongkok menggantikan GloNASS Rusia, serta sistem datalink yang
spesifikasinya dibuat oleh Tiongkok sendiri.
Penyerahan empat Su-35 pada akkhir
tahun 2016 ini akan diikuti dengan penyerahan 10 unit pada 2017, dan 10 unit
lagi pada tahun 2018. Tiongkok sendiri dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk
menambah jumlah pesanan Su-35nya setelah kondisi di Laut Cina Selatan menghangat
dan Presiden AS terpilih Donald Trump yang ambil sikap berseberangan dengan
Tiongkok.
Su-35
sendiri, seperti pembaca sudah banyak tahu, adalah pesawat tempur generasi 4++
yang merupakan penyempurnaan dari Su-27/30. Material pembuatan Su-35 banyak
memanfaatkan titanium dan komposit dengan desain airframe yang lebih rigid,
membuat pesawat tempur ini jauh lebih ringan dibandingkan pendahulunya. Sistem
radar yang digunakan tertanam pada bagian hidung, leading edge, dan pada
ekor sehingga Su-35 dalam varian tertingginya akan memiliki jangkauan dan
sapuan radar sampai 360 derajat.
0 comments:
Post a Comment