Saturday 11 February 2017

Apa Sebenarnya Keunggulan R80 Rancangan Habibie?


Pesawat terbang  R80 buatan PT Regio Aviasi Industri (RAI) ditargetkan bisa mengudara pada 2019 atau dua tahun lagi. Tahun ini diharapkan desain rinci akan selesai termasuk menentukan pengintegrasian semua sistem, dan penentuan mesin apa yang akan digunakan.

R80  telah melewati uji terowongan angin di Puspiptek LIPI, di Serpong, Banten tahun 2016 lalu. Dewan Komisaris PT RAI, Ilham Habibie  beberapa waktu lalu yang membangun RAI mengatakan R80 memiliki sejumlah keunggulan pesawat rancangan Habibie itu ketimbang pesaing terdekatnya, seri ATR-72 dari ATR Italia-Prancis. Di antaranya adalah kelas yang berbeda, desain lebih maju, dan lebih efisien untuk dioperasikan.

Sisi aerodinamika lebih baik dan memakai teknologi fly by wire. Walau pada awalnya lebih mahal, namun setelah itu bisa menjadi lebih murah.

Untuk mesin  PT RAI masih menimbang-nimbang apakah akan memakai Pratt&Whitney PW-150 atau Rolls Royce AE-2100.

Walau belum menggelinding dari hanggar produksi PT RAI yang dinyatakan akan dibangun di Kertapati, Majalengka, Jawa Barat, namun  145 pesawat sudah dalam pesanan. Jumlah itu menurut Habibie adalah  100 untuk NAM Air, 25 untuk Kalstar Asia, dan 20 untuk Trigana Air.

R80 akan menjadi pesawat dengan balutan teknologi tinggi. Dikembangkan oleh PT Ragio Aviasi Industri (RAI), perusahaan perancang pesawat terbang komersil milik Habibie.Diharapkan kelahiran R80 mampu mengangkat pamor industri dirgantara nusantara, setelah tenggelam hampir 17 tahun lebih. Benarkah pesawat ini begitu hebat? Mari kita lihat fakta-faktanya

Kapasitas Besar

Sebagai pesawat yang didasarkan pada N250 pesawat ini mengalami sejumlah perubahan. Salah satunya badan pesawat yang dibuat lebih besar tetapi tetap ringan. Jika N250 hanya berkapasitas 50-60 kursi, maka R80 akan berkapasitas 80-90.

Lebih Efisien Dibanding Boeing dan Airbus

Pesawat ini juga menawarkan biaya penerbangan yang efisien dan murah serta pemeliharaan yang rendah. Dengan mesin baling-baling (turboprop) pesawat ini akan hebat bahan bakar.

Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire. R80 memiliki perbandingan antara angin yang dingin dihasilkan dari udara di body pesawat dengan angin yang dikeluarkan pada engine di belakang pesawat lebih tinggi (Bypass ratio) sebesar 40. Airbus atau Boeing memiliki bypass rationya 12, makin tinggi bypass ratio makin sedikit konsumsi bahan bakar dan lebih cepa. Bahkan pesawat R80 ini diyakini akan lebih hemat bahan bakar hingga 30%.

Baling-Baling Baru

Baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi ini pesawat dapat melaju dengan kecepatan tinggi.

Landasan Pendek

Didesain untuk rute pendek dengan jarak tempuh kurang dari 600 km dan mampu diakomodasi oleh bandara dengan landasan pendek. Sangat cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Diharapkan R-80 ke depan bisa menghubungkan pulau-pulau terpencil.

0 comments:

Post a Comment