Sunday, 19 February 2017

Menyusuri Jalan Panjang Asal Usul Nama Indonesia


Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa, negeri elok nan kaya, tanahnya subur, alamnya indah dan menawan, menjadikan Indonesia negeri gemah ripah loh jinawi.

Istilah tersebut dimaknai kesuburan, kekayaan dan keindahan yang dinikmati oleh seluruh anak bangsa.

Pada masa purba, negara kita ini mempunyai banyak sebutan. Bangsa India menamai negara kita dengan nama Dwipantara atau Kepulauan Tanah Seberang, nama tersebut berasal dari bahasa sansekerta dwipa, yang berarti pulau luar atau seberang. Bangsa Tionghoa memberi nama Nan-Hai atau Kepulauan Laut Selatan.

Sementara itu, Bangsa Arab menyebut negara kita dengan sebuata Jaza’ir al-Jawi. Kata 'Jawi' sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu luban jawi (kemenyan Jawa).

Saat bangsa Eropa mulai datang ke Asia, mereka menganggap Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India dan China. Bagi mereka, wilayah yang terbentang antara China dan Persia, semua adalah Hindia. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut dengan Hindia Muka, sedangkan daratan Asia Tenggara mereka sebut Hindia Belakang.

Negara kita dinamakan Kepulauan Hindia (Indische Archipel atau Indian Archipelago) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies). Namun bisa disebut juga Kepulauan Melayu (Maleische Archipel).

Negara kita mendapat nama yang berbeda ketika Belanda mulai menjajah, yaitu Hindia Belanda atau disebut Nederlandsch-Indie, sedangkan saat penjajahan Jepang, negara kita mendapat julukan Hindia Timur atau To-Indo.

Setelah itu, banyak usulan nama yang direkomendasikan untuk negara kita. Edward Douwes Dekker yang sering disebut Multatuli mengusulkan nama spesifik untuk negara kita yaitu 'Insulinde' yang berarti Kepulauan Hindia. Namun, nama ini kurang dikenal oleh rakyat. Insulinde hanya dikenal sebagai nama toko buku di Jalan Otista.

Istilah Indonesia sendiri untuk pertama kalinya ditemukan oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama James Richardson Logan pada tahun 1850 dalam ilmu bumi. Lalu, Istilah Indonesia digunakan juga oleh G.W. Earl dalam bidang etnologi. G.W. Earl menyebut Indonesians dan Melayunesians bagi penduduk Kepulauan Melayu.

Kata Indonesia berasal dari kata Latin 'indus' yang berarti Hindia dan kata Yunani 'nesos' yang berarti pulau. Dengan demikian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia.

Dipopulerkan Akademisi Jerman

Pada tahun 1884, guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke Tanah Air kita pada tahun 1864-1880.

Buku Bastian inilah yang mempopulerkan istilah 'Indonesia' di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah Indonesia itu ciptaan Bastian.

Putra pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Indonesia menjadi nama yang berbau politis karena menjadi identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan. Belanda mulai curiga dan mulai waspada dengan nama Indonesia itu.

Istilah Indonesia untuk pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908.

Organisasi tersebut pertama kali bernama Indische Vereeniging. Kemudian berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922. Selanjutnya berganti lagi menjadi Perhimpunan Indonesia yang didirikan oleh Moh Hatta.

Dalam satu tulisannya, Bung Hatta menegaskan, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang mustahil disebut Hindia Belanda. Juga tidak Hindia saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan."

Sampai puncaknya, pada 28 Oktober 1928 pemuda pemudi Indonesia menyatakan bahwa nama Indonesia adalah nama Tanah Air kita yang sampai sekarang disebut Sumpah Pemuda.

Lalu pada 1939, Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo dan Sutardji Kartohadikusumo mengajukan kepada Pemerintah Belanda, nama Indonesia diresmikan sebagai pengganti nama 'Nederlandsch-Indie'.


0 comments:

Post a Comment