Sunday, 19 February 2017

Semakin Aneh, Rusia Kembali Gunakan Rudal Kh-101 untuk Serang ISIS


Untuk melawan kelompok bersenjata bukan negara seperti ISIS, baik Amerika dan Rusia terus meggunakan senjata paling canggih di gudang mereka. Hal ini justru seperti meningkatkan pamor ISIS yang berkembang pesat sejak 2014 lalu.

Terakhir, Pasukan Aerospace Rusia mengirim pembom strategis yang telah teruji Tupolev Tu-95  yang dilengkapi dengan Rudal Raduga Kh-101, salah satu rudal jelajah  paling canggih di arsenal Rusia, untuk menghancurkan target ISIS  dekat kota Raqqa yang diklaim sebagai kekuatan penting ISIS.

Rudal Kh-101 dengan karakter siluman ini dikembangkan  oleh Biro Desain Raduga. Rudal  memiliki panjang 7,45 meter  dengan berat peluncuran maksimal 2.400 kilogram serta  membawa hulu ledak 400 kilogram. Varian  yang dikenal sebagai Kh-102 bisa  membawa hulu ledak nuklir 450 kiloton.

Rudal jelajah ini diyakini memiliki jangkauan hingga 5.500 kilometer  dan mampu berjalan pada kecepatan maksimum 270 meter per detik.  Rudal ini memiliki profil penerbangan ketinggian rendah, pada  30-70 meter  di atas tanah. Kh-101 menggunakan sistem navigasi satelit GLONASS Rusia, untuk mengkoreksi lintasan dan dilaporkan memiliki akurasi 5-6 meter.

Kh-101 kemungkinan dibangun untuk menggantikan rudal subsonic Kh-55 yang telah digunakan Rusia sejak tahun 1983.

Pembom Tu-160 Blackjack akan mampu membawa 12 rudal Kh-101 sedangkan  Tupolev Tu-95 Bear  mampu membawa maksimal delapan rudal.

Kh-101 ada di  pelayanan sejak 2013, pertama kali diuji pada 1990-an. Rudal itu adalah salah satu yang terbaru dan paling berteknologi canggih  yang membuat debut mereka di Suriah. Rudal ini  pertama kali digunakan dalam pertempuran pada tanggal 17 November 2015 di Suriah. Operasi ini juga menandai pertama kalinya  Tu-160 dan Tu-95 mengambil bagian dalam operasi tempur.

Tu-160 melepaskan total 32 rudal Kh-101  pada 19-20 November 2015. Dua rudal Kh-101 juga digunakan untuk menyerang target ISIS di dekat kota Idlib dan Homs pada 17 November 2016.

Sementara misi terakhir dilakukan pada  tanggal 17 Februari 2017 yang  menandai untuk kelima kalinya  Rusia telah menggunakan Kh-101 dalam pertempuran.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut serangan ini telah menghancurkan salah satu unit pusat komando ISIS, serta beberapa kamp militan dan pusat-pusat pelatihan.

Lagi-lagi muncul pertanyaan kenapa untuk melawan ISIS yang bukan negara, harus menggunakan senjata super canggih dan super mahal? Dan anehnya kenapa ISIS tetap saja belum bisa dikalahkan? Atau memang perang ini terus dipelihara untuk menguji senjata-senjata terbaru?


0 comments:

Post a Comment