Untuk
melawan kelompok bersenjata bukan negara seperti ISIS, baik Amerika dan Rusia
terus meggunakan senjata paling canggih di gudang mereka. Hal ini justru
seperti meningkatkan pamor ISIS yang berkembang pesat sejak 2014 lalu.
Terakhir,
Pasukan Aerospace Rusia mengirim pembom strategis yang telah teruji Tupolev
Tu-95 yang dilengkapi dengan Rudal Raduga
Kh-101, salah satu rudal jelajah paling
canggih di arsenal Rusia, untuk menghancurkan target ISIS dekat kota Raqqa yang diklaim sebagai
kekuatan penting ISIS.
Rudal Kh-101
dengan karakter siluman ini dikembangkan
oleh Biro Desain Raduga. Rudal
memiliki panjang 7,45 meter
dengan berat peluncuran maksimal 2.400 kilogram serta membawa hulu ledak 400 kilogram. Varian yang dikenal sebagai Kh-102 bisa membawa hulu ledak nuklir 450 kiloton.
Rudal
jelajah ini diyakini memiliki jangkauan hingga 5.500 kilometer dan mampu berjalan pada kecepatan maksimum
270 meter per detik. Rudal ini memiliki
profil penerbangan ketinggian rendah, pada
30-70 meter di atas tanah. Kh-101
menggunakan sistem navigasi satelit GLONASS Rusia, untuk mengkoreksi lintasan
dan dilaporkan memiliki akurasi 5-6 meter.
Kh-101
kemungkinan dibangun untuk menggantikan rudal subsonic Kh-55 yang telah
digunakan Rusia sejak tahun 1983.
Pembom
Tu-160 Blackjack akan mampu membawa 12 rudal Kh-101 sedangkan Tupolev Tu-95 Bear mampu membawa maksimal delapan rudal.
Kh-101 ada
di pelayanan sejak 2013, pertama kali
diuji pada 1990-an. Rudal itu adalah salah satu yang terbaru dan paling
berteknologi canggih yang membuat debut
mereka di Suriah. Rudal ini pertama kali
digunakan dalam pertempuran pada tanggal 17 November 2015 di Suriah. Operasi
ini juga menandai pertama kalinya Tu-160
dan Tu-95 mengambil bagian dalam operasi tempur.
Tu-160
melepaskan total 32 rudal Kh-101 pada
19-20 November 2015. Dua rudal Kh-101 juga digunakan untuk menyerang target
ISIS di dekat kota Idlib dan Homs pada 17 November 2016.
Sementara
misi terakhir dilakukan pada tanggal 17
Februari 2017 yang menandai untuk kelima
kalinya Rusia telah menggunakan Kh-101
dalam pertempuran.
Kementerian
Pertahanan Rusia menyebut serangan ini telah menghancurkan salah satu unit
pusat komando ISIS, serta beberapa kamp militan dan pusat-pusat pelatihan.
Lagi-lagi
muncul pertanyaan kenapa untuk melawan ISIS yang bukan negara, harus
menggunakan senjata super canggih dan super mahal? Dan anehnya kenapa ISIS
tetap saja belum bisa dikalahkan? Atau memang perang ini terus dipelihara untuk
menguji senjata-senjata terbaru?
0 comments:
Post a Comment