Kabar
tentang rencana Iran untuk membeli jet tempur Su-30 dari Rusia terus timbul
tenggelam. Beberapa waktu lalu Iran kembali menyatakan akan membeli jet tempur
ini, tetapi sejumlah pihak tetap ragu mengingat jet tempur menjadi salah satu
item yang masih dilarang untuk dijual ke Iran berdasarkan kesepakatan nuklir
dengan beberapa negara besar tahun 2016 lalu.
Jika memang
rencana itu terwujud, pesawat multirole dua kursi ini diyakini akan
membangkitkan kekuatan angkatan udara mereka yang nyaris lumpuh karena sanksi
puluhan tahun.
Pertanyaannya
apakah jika nanti benar mendapatkan Su-30, peta kekuatan udara di Timur Tengah
akan berubah?
Belum jelas
versi Su-30 mana yang akan dibeli Iran. Bisa jadi adalah varian Super Flanker
yang mirip dengan pesawat yang dioperasikan oleh India, Malaysia, Aljazair dan
Rusia sendiri.
Namun, tidak
tertutup kemungkinan bahwa Iran bisa memilih varian yang lebih mendasar
Su-30M2, yang juga dalam pelayanan dengan Angkatan Udara Rusia. Varian yang agak
murah dan lebih masuk akal mengingat situasi ekonomi Iran.
Varian
Su-30M2, yang dibangun di Komsomolsk-na-Amur di Timur Jauh Rusia, ada di bawah
kemampuan Su-30SM terutama dalam manuver dan memiliki avionik kurang
komprehensif.
Tetapi
penambahan Su-30 varian apapun akan sangat meningkatkan kemampuan angkatan
udara Iran, yang sebagian besar dilengkapi dengan pesawat campuran tua dari AS,
Rusia dan China.
Pesawat
paling canggih Iran hanyalah segelintir Grumman F-14A Tomcat dan MiG-29 yang
diperoleh baik dari Uni Soviet atau pesawat udara yang membelot dari Irak.
Sisa arsenal
terdiri dari F-4 Phantom II, F-5 yang diubah sendiri dan F-6 dan F-7
pesawat-turunan dari MiG-19 dan MiG-21 yang dibangun China. Sebagian besar
pesawat yang diklaim dikembangkan sendiri oleh Iran tidak lebih dari modifikasi
Northrop F-5 yang kemudian dikatakan sebagai Qaher-313.
Militer Iran
tidak terlalu mampu dalam pertarungan konvensional. Jika Iran mengandalkan
strategi anti-access/area denial dan kerumuman kapal kecil ke kelompok tempur
kapal induk AS sebenarnya kemungkinan
justru dapat menyebabkan beberapa masalah bagi militer AS dan sekutunya.
Membeli
sistem rudal permukaan ke udara canggih seperti S-300 atau Buk untuk mendukung
strategi mereka sebenarnya menjadi investasi yang lebih baik untuk Iran
daripada membeli jet tempur baru.
Penambahan
sejumlah besar Su-30 memang akan meningkatkan kemampuan kekuatan udara Iran.
Tidak ada keraguan soal ini. Tetapi belum akan mampu mengubah keseimbangan
kekuatan dengan negara tetangga yang didukung sepenuhnya oleh Amerika dan
sekutunya.
Singkatnya
dengan Su-30 atau tidak, angkatan udara Iran benar-benar kalah oleh semua
tetangga Teluknya yang mengoperasionalkan pesawat canggih. Arab Saudi terus
memperkuat dirinya dengan F-15SA serta Eurofighter Typhoon. Israel akan segera
menerima F-35, Kuwait baru-baru ini mendapat lampu hijau untuk mengakuisi
F/A-18 Super Hornet, demikian juga Qatar diperbolehkan membeli F-15 untuk
melengkapi Eurofighter Typhoon yang dibeli sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment