Monday, 13 March 2017

Jika Membeli Su-30, Apakah Iran Bisa Mengubah Keseimbangan Timur Tengah?


Kabar tentang rencana Iran untuk membeli jet tempur Su-30 dari Rusia terus timbul tenggelam. Beberapa waktu lalu Iran kembali menyatakan akan membeli jet tempur ini, tetapi sejumlah pihak tetap ragu mengingat jet tempur menjadi salah satu item yang masih dilarang untuk dijual ke Iran berdasarkan kesepakatan nuklir dengan beberapa negara besar tahun 2016 lalu.

Jika memang rencana itu terwujud, pesawat multirole dua kursi ini diyakini akan membangkitkan kekuatan angkatan udara mereka yang nyaris lumpuh karena sanksi puluhan tahun.

Pertanyaannya apakah jika nanti benar mendapatkan Su-30, peta kekuatan udara di Timur Tengah akan berubah?

Belum jelas versi Su-30 mana yang akan dibeli Iran. Bisa jadi adalah varian Super Flanker yang mirip dengan pesawat yang dioperasikan oleh India, Malaysia, Aljazair dan Rusia sendiri.

Namun, tidak tertutup kemungkinan bahwa Iran bisa memilih varian yang lebih mendasar Su-30M2, yang juga dalam pelayanan dengan Angkatan Udara Rusia. Varian yang agak murah dan lebih masuk akal mengingat situasi ekonomi Iran.

Varian Su-30M2, yang dibangun di Komsomolsk-na-Amur di Timur Jauh Rusia, ada di bawah kemampuan Su-30SM terutama dalam manuver dan memiliki avionik kurang komprehensif.

Tetapi penambahan Su-30 varian apapun akan sangat meningkatkan kemampuan angkatan udara Iran, yang sebagian besar dilengkapi dengan pesawat campuran tua dari AS, Rusia dan China.

Pesawat paling canggih Iran hanyalah segelintir Grumman F-14A Tomcat dan MiG-29 yang diperoleh baik dari Uni Soviet atau pesawat udara yang membelot dari Irak.

Sisa arsenal terdiri dari F-4 Phantom II, F-5 yang diubah sendiri dan F-6 dan F-7 pesawat-turunan dari MiG-19 dan MiG-21 yang dibangun China. Sebagian besar pesawat yang diklaim dikembangkan sendiri oleh Iran tidak lebih dari modifikasi Northrop F-5 yang kemudian dikatakan sebagai Qaher-313.

Militer Iran tidak terlalu mampu dalam pertarungan konvensional. Jika Iran mengandalkan strategi anti-access/area denial dan kerumuman kapal kecil ke kelompok tempur kapal induk AS  sebenarnya kemungkinan justru dapat menyebabkan beberapa masalah bagi militer AS dan sekutunya.

Membeli sistem rudal permukaan ke udara canggih seperti S-300 atau Buk untuk mendukung strategi mereka sebenarnya menjadi investasi yang lebih baik untuk Iran daripada membeli jet tempur baru.

Penambahan sejumlah besar Su-30 memang akan meningkatkan kemampuan kekuatan udara Iran. Tidak ada keraguan soal ini. Tetapi belum akan mampu mengubah keseimbangan kekuatan dengan negara tetangga yang didukung sepenuhnya oleh Amerika dan sekutunya.

Singkatnya dengan Su-30 atau tidak, angkatan udara Iran benar-benar kalah oleh semua tetangga Teluknya yang mengoperasionalkan pesawat canggih. Arab Saudi terus memperkuat dirinya dengan F-15SA serta Eurofighter Typhoon. Israel akan segera menerima F-35, Kuwait baru-baru ini mendapat lampu hijau untuk mengakuisi F/A-18 Super Hornet, demikian juga Qatar diperbolehkan membeli F-15 untuk melengkapi Eurofighter Typhoon yang dibeli sebelumnya.


0 comments:

Post a Comment