Saturday, 31 December 2016

Pasukan Irak Hadapi Pertempuran Sengit di Mosul Selatan


Pasukan Irak menghadapi perlawan sengit dari kelompok militan ISIS di Mosul selatan pada hari Jumat. Itu adalah hari kedua dalam operasi terbaru untuk merebut kembali kota itu setelah sempat terhenti selama beberapa minggu.

Seorang perwira di kepolisian federal mengatakan ada bentrokan berat di kawasan distrik Palestina tenggara. Namun mereka telah membuat kemajuan di dua wilayah lainnya dan berhasil menjinakkan sejumlah bom mobil seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (31/12/2016). Tentara lain mengatakan pasukannya berhasil merebut wilayah di distrik Intisar meskipun bentrokan berat masih terjadi di sana.

Sejak serangan dimulai 10 minggu yang lalu, pasukan Irak yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) telah berhasil merebut kembali seperempat wilayah dari basis besar terakhir ISIS di negara itu. Ini adalah operasi militer darat terbesar di Irak sejak invasi yang dipimpin oleh AS yang menggulingkan Saddam Hussein pada 2003 lalu. 

Merebut kembali Mosul mungkin akan berarti akhir bagi khalifah gadungan ISIS. Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi mengatakan kelompok itu akan terusir dari Irak pada April mendatang.

Kapal Selam Gotland Class (Type A19) Swedia


Kockums mendapat kontrak pada Maret 1990 untuk membangun tiga kapal selam Gotland Class, yaitu HMS Gotland, Uppland dan Halland. Yang pertama dari kelas ini, HMS Gotland, ditugaskan pada tahun 1996. Yang kedua dan ketiga, masing-masing adalah HMS Uppland dan Halland, ditugaskan pada tahun 1997. Saat itu Kockums masih dimiliki oleh HDW Jerman.


Pada bulan November 2004, Pemerintah Swedia menyetujui proposal Angkatan Laut AS untuk menyewa HMS Gotland dan kru selama satu tahun untuk berpartisipasi dalam latihan angkatan laut. Gotland tiba di Naval Air Station North Island, San Diego pada bulan Juni 2005. Kapal selam akan berperan sebagai kekuatan lawan (opposing force: OPFOR). Pada bulan Juni 2006, sewa diperpanjang untuk satu tahun.
Pada bulan Juli 2007, HMS Gotland meninggalkan San Diego untuk kembali ke Swedia.

Sistem Manajemen Tempur


Sistem manajemen tempur kapal adalah 9SCS Mark 3 dari Saabtech Vectronics (sebelumnya Celsius Tech). Sistem ini disebut SESUB 940A dalam Swedish Royal Navy. Sistem ini menggunakan versi pengembangan dari perangkat lunak ADA dari sistem manajemen tempur kapal permukaan 9LV Mk 3 Saab tech Vectronics.

Sistem pengendali tembakan memiliki kapasitas untuk mengendalikan beberapa torpedo di dalam air secara bersamaan. Sistem Manajemen Tempur 9SCS Mark 3 memiliki tiga konsol multifungsi Type IID dari Terma. Terminal untuk komando dan kontrol, komunikasi serta kontrol senjata. Konsol terhubung melalui dual-Ethernet, copper-wire, dan Local-Area Network (LAN).

Pada bulan Januari 2006, pemerintah Swedia memesan kepada Saab Systems untuk melakukan upgrade sistem tempur. Sistem baru ini disebut SESUB 960. Navigasi, manajemen sensor dan sistem penanganan senjata juga ditingkatkan.

Terpedo


Kapal selam dilengkapi dengan empat tabung terpedo 533 mm dan dua tabung torpedo 400 mm. Terpedo Type 613 Bofors Underwater Sistem ditembakkan dari tabung 533 mm. Type 613 merupakan jenis terpedo berat antikapal permukaan.

Terpedo ini memiliki wire guidance dan homing pasif serta hulu ledak 240 kg. Peluncuran terpedo dengan swim-out discharge, kecepatannya adalah 40 knot dan memiliki jangkauan 20 km.

Terpedo 613 melengkapi semua kapal selam Swedia, A19 Gotland, A17 Vstergotland, A14 Nacken dan A12 Sjoorrmen.

Saab Bofors Underwater Systems telah mengembangkan terpedo kelas berat baru untuk Angkatan Laut Swedia, yaitu Terpedo 2000 (Angkatan Laut Swedia menggunakan nama Terpedo 62). Ini adalah torpedo anti-kapal selam/ anti-kapal permukaan kecepatan tinggi dengan jangkauan lebih dari 40 km dan kecepatan lebih dari 40 knot.

Kapal selam Gotland Class dilengkapi dengan Terpedo 2000, yang ditembakan dari tabung 21 in. Gotland memiliki kapasitas untuk membawa enam belas Terpedo 2000. Sistem tempur dari kapalselam kelas Gotland telah disesuaikan untuk mengakomodasi terpedo generasi baru, termasuk Torpedo 2000, yang menjadi senjata utama kapal selam.

Dua tabung peluncur 400mm dapat menembakan Saab Bofors Underwater Sistem Type 43 yang merupakan torpedo anti kapal selam ringan. Modifikasi sistem tempur kapal selam mengakomodasi terpedo ringan baru Saab Bofors Type 43×2 anti-kapal selam /anti-kapal permukaan. Type 43×2 menggunakan wire-guided dimana kemampuan pelacakannya telah ditingkatkan dibandingkan dengan terpedo standar Type 43. Setiap tabung 400 mm akan dilengkapi dua torpedo Type 43×2.

Gotland dapat menyebarkan ranjau type Mine 42 Saab Bofors Underwater Sistem. Mine 42, berasal dari terpedo Type 27, dalam perjalanannya mampu menuju lokasi yang telah ditentukan untuk berbaring di dasar laut. Kapal selam ini juga memiliki kapasitas untuk membawa 48 ranjau yang dipasang eksternal dalam girdle arrangement.

Sensor Suite


Kapal selam ini dilengkapi dengan CSU 90-2 integrated sonar sensor suite dari Atlas Elektronik. Ini termasuk passive cylindrical bow array, an intercept array dan dua passive flank array. Sistem sonar menggunakan software ADA.

Kapal selam ini dilengkapi dengan periskop pencarian dan serangan Kollmorgen dan radar navigasi Terma Scanter. Sistem electronic support measures menggunakan radar surveillance and warning system Manta dari Thales Defence Ltd. Manta melakukan pengawasan, deteksi, analisis, klasifikasi dan identifikasi ancaman radar musuh dari D-band sampai J-band.

Sistem Propulsi


Kapal selam ini dilengkapi dengan dua mesin diesel MTU dan dua unit Stirling Air Independent Propulsion (AIP) Kockums V4-275R. Mesin Stirling dipasang pada modul elastis dan kedap suara yang masing-masing menyediakan daya hingga 75 kW. 

Kapal selam ini memiliki kapasitas menyelam selama dua minggu dengan air independent propulsion pada kecepatan 5 knot tanpa muncul ke permukaan. AIP menggunakan oksigen cair dan bahan bakar diesel dicontrolled inert (helium) environment. Tangki oksigen cair AIP terletak di dek bawah mesin. Sistem propulsi menyediakan kecepatan 11 knot ketika muncul di permukaan dan 20 knot ketika menyelam.

Spesifikasi :
- Crew : 28 crew, 5 officers
- Hull Length : 60,4 meter
- Beam : 6,2 meter
- Displacement, Surfaced : 1.240 ton
- Displacement, Dived : 1.490 ton
- Propulsion : 2 x MTU diesels, 2 x Kockums V4-275R Stirling, air independent propulsion
- Speed, Surfaced : 11 knot

Friday, 30 December 2016

POM TNI Tetapkan Laksma Bambang Sebagai Tersangka Kasus Suap Bakamla


Pusat POM TNI tetapkan Direktur Data dan Informasi Badan KeamananLaut (Bakamla) RI Laksamana Pertama (Laksma) TNI Bambang Udoyo sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan satelit pemantau di institusi tersebut.
“Hasil koordinasi secara terus menerus kepada KPK dan unsur lingkungan terkait di KPK, kami melaksanakan proses penyelidikan yang dalam dan teliti, dan kami sudah periksa beberapa saksi,” terang Komandan Puspom TNI Mayjen Dodik Wijanarko kepada para awak media, Jum’at (30/12/2016) di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Dodik mengungkapkan, dengan melihat keterangan saksi dan alat bukti yang sudah kami dapatkan, penyidik polisi militer TNI dari hasil penyelidikan yang kami sudah laksanakan kajian maka penyelidikan akan kami tingkatkan menjadi penyidikan. Dodik mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan segera memanggil Bambang selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam pengadaan surveillance system di Bakamla, dalam penyidikan kasus dugaan korupsi yang menggunakan dana APBN-P 2016 tersebut.

Menurut Dodik, Bambang akan dikenakan pasal terkait tindak pidana korupsi. “Kami akan panggil BU (Bambang Udoyo) sebagai tersangka tindak pidana korupsi,” ujarnya. Dodik menambahkan, dalam proses hukum di lingkungan militer ini, pihaknya akan melakukan penyidikan dengan sebaik-baiknya, sebenar-benarnya dan seadil-adilnya. Kami menghargai upaya penegakan hukum dari unsur manapun namun kami harus tetap memegang asas praduga tidak bersalah.

“Semua pihak saya harap bisa meyakini bahwa POM TNI akan melaksanakan tugas ini secara terbuka, transparan, tegas, dan tanpa intervensi dari pihak manapun,” tegasnya.

Sebelumnya KPK telah menetapkan empat tersangka yakni Deputi Informasi Hukum dan Kerja Sama Bakamla Eko Susilo Hadi yang diduga sebagai pihak penerima suap, Direktur PT Melati Technofo Indonesia (MTI) Fahmi Darmawansyah serta dua pegawai PT MTI yaitu Hardy Stefanus dan Muhammad Adami Okta, yang diduga memberikan suap.

Kasus ini bermula dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap Eko Susilo Hadi pada 14 Desember lalu. Dalam pengembangan yang dilakukan, Bambang sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam proyek pengadaan surveillance system di Bakamla diduga ikut menerima suap. Sebagai PPK, Bambang lah yang melakukan penandatangan perjanjian pengadaan satelit pemantauan Bakamla tersebut.

Rusia Mulai Merancang Kapal Selam Nuklir Generasi Kelima


Rusia saat ini sudah mulai merancang kapal selam nuklir generasi kelima dengan misil balistik, menurut Kepala Biro Desain Rubin yang membuat kapal selam proyek 955 (Borei Class) Igor Vilnit kepada wartawan.

“Desainnya sedang berlangsung”, katanya. Vilnit menekankan bahwa kapal selam nuklir generasi kelima akan dibedakan dari generasi keempat dalam hal persenjataan. Serangkaian kapal selam nuklir proyek 955A (Borei II Class) akan diselesaikan setelah Pangeran Pozharsky (unit kedelapan dari Borei Class) yang dibangun di Galangan Kapal Sevmash, kata Wakil Komandan Angkatan Laut Rusia, Laksamana Madya Viktor Bursuk.

“Seri Borei II Class dari 995A akan diselesaikan oleh kapal selam itu (Pangeran Pozharsky). Angkatan Laut bersama-sama dengan Biro Desain Rubin sedang menangani urusan ini”, katanya.

Hal itu diumumkan awal tahun ini bahwa Rusia sedang mengembangkan kapal selam rudal balistik (SLBM) baru untuk melengkapi kapal selam generasi kelima masa depan.

Bagaimana Enam Negara Asia Timur Bisa Mendapat Peringkat Angkatan Bersenjata Paling Kuat di Dunia?


China memiliki angkatan bersenjata terkuat di Asia Timur. Peringkat ini hanya di bawah Amerika Serikat dan Rusia. Tidak heran Kementerian Pertahanan Taiwan melakukan scramble dengan dua jet tempur F-16 dan dua pesawat pengintai untuk melacak kapal induk China yang masuk di wilayah perairan pulau terdekat negara tersebut pekan ini, dan melihat armada tersebut kembali ke pelabuhan di China.

Namun militer Taiwan masuk dalam peringkat ke 10 Angkatan Bersenjata Paling Kuat di Dunia dari wilayah Asia pada skala GlobalFirePower yang menempatkan China pada urutan ketiga. Di Asia, Jepang menempati peringkat No. 4 dan Korea Selatan No. 6. Indonesia berada di peringkat delapan sedangkan Vietnam di peringkat sembilan.
Semua peringkat angkatan bersenjata ini berada dalam database di atas posisi 20 dari 126 negara yang dianalisis di seluruh dunia, sebelum sebagian besar negara Eropa dan Timur Tengah dimasukkan dalam survei. Survei mengevaluasi negara berdasarkan pada kepemilikan senjata, jumlah pasukan (termasuk cadangan) dan potensi pasukan yang tersedia jika sebuah negara membutuhkan layanan militer. Posisi geografis juga dapat membantu meningkatkan peringkat suatu negara.


Dilansir dari Forbes (28/12), Mengapa negara-negara Asia Timur meningkatkan kekuatan angkatan bersenjata mereka dalam jumlah besar?, Jawabannya kembali ke kapal induk Liaoning China. Angkatan bersenjata terkuat di luar wilayah China sedang mempersiapkan sebagian besar kekuatannya untuk melawan China. “China adalah faktor utama yang mempengaruhi modernisasi dan pembangunan militer di kawasan itu,” kata Denny Roy, rekan senior di East-West Center, sebuah lembaga think tank Amerika Serikat.

Inilah sebagian negara di Asia Timur dengan kekuatan militernya, tidak termasuk China :

1. Jepang 

Meskipun Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji pada peringatan Perang Dunia II di Hawaii pekan ini bahwa Jepang tidak akan mencetuskan perang lain, pasukan pertahanan diri Jepang memiliki tiga kapal induk dan 287 pesawat tempur. Negara ini melakukan patroli laut yang mencapai ribuan kilometer dari pantai selatan yang merupakan jalur penerbangan dan pergerakan kapal China. Kedua negara memperebutkan pulau Senkaku atau Diaoyudao, dan China telah menggunakan gerakan militer untuk menunjukkan ketidak senangan atas kontrol efektif Jepang dari delapan pulau tandus tersebut.

2. Korea Selatan

Militer yang berkantor pusat di Seoul dengan 406 jet tempur dan 214 sistem peluncur roket khawatir dengan Korea Utara, yang menempati peringkat ke-25 dan telah menunjukkan kemampuan nuklirnya. Tapi China berada di belakang Korea Utara, sehingga Korea Selatan secara efektif membangun sebuah perlawanan terhadap Beijing.

3. Indonesia

Militer Indonesia juga tidak melewatkan isu naiknya kekuatan militer China. Indonesia adalah negara Asia Tenggara dengan lebih dari 13.000 pulau dan memiliki 66 kapal pertahanan pesisir serta 12 unit kapal perang penyapu ranjau yang menangani pembajakan dan illegal fishing. Tapi sejak tahun lalu, Indonesia bersikap lebih keras terhadap kapal China yang melewati perairan yang mereka klaim, dekat dengan gugusan kepulauan Natuna. Beijing menganggap bahwa itu adalah wilayah perairannya sendiri sebagai bagian dari klaim sekitar 95% wilayah Laut Cina Selatan, yang membentang dari Taiwan ke Singapura.

4. Vietnam

Merupakan negara Asia Tenggara dengan suara paling kuat dalam menentang ekspansi Beijing di Laut Cina Selatan. Negara yang juga terlibat perang dengan China pada 1970-an memiliki 73 pesawat tempur dan lima kapal selam hasil pembelian awal tahun ini. Pemerintah AS mencabut larangan penjualan senjata mematikan pada tahun ini. “Pengadaan kapal selam Vietnam akan menaikkan biaya China untuk melakukan operasi maritim dalam 200 sampai 300 mil laut di sepanjang pantai Vietnam,” kata Bonnie Glaser, penasihat senior untuk Asia di Strategic and International Studies, sebuah think tank di Washington.

5. Taiwan

China adalah satu-satunya ancaman bagi taiwan, namun itu adalah ancaman yang sangat besar. Menurut database, Taiwan memiliki empat kapal selam dan 287 jet tempur. Hubungan Taiwan-China menjadi sangat tegang sejak presiden baru menjabat tahun ini di Taipei. Latihan militer diumumkan di Taiwan yang biasanya dirancang untuk menangani skenario perang dengan China.

"Disepakati" Gencatan Senjata Baru di Suriah Yang Dimediasi Rusia dan Turki


Berbagai pihak yang berkonflik di Suriah kemarin menyepakati gencatan senjata yang dimediasi Rusia dan Turki. Militer Suriah menyatakan akan menghentikan seluruh operasi militer sejak kemarin malam. Kubu oposisi yang diwakili Koalisi Nasional juga mendukung kesepakatan tersebut. 

”Jenderal Militer Suriah mengumumkan penghentian seluruh serangan di wilayah Suriah sejak pukul 00.00 tepat pada 30 Desember,” demikian pernyataan militer Suriah. 

Sebelumnya Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kesepakatan gencatan senjata telah ditandatangani kelompok oposisi bersenjata dan rezim Suriah. Kelompok Koalisi Nasional, entitas politik berbasis di Turki, juga membenarkan gencatan senjata tersebut. ”Koalisi Nasional mendukung kesepakatan dan menyarankan semua pihak untuk mematuhinya,” kata juru bicara Koalisi Nasional Ahmed Ramadan kepada AFP. Dia mengatakan, kelompok bersenjata yang ikut dalam kesepakatan itu adalah Ahrar al-Sham dan Army of Islam.

Sebelumnya kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan rencana gencatan senjata telah dikirim ke berbagai pihak yang bertikai di Suriah. Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dan beberapa kelompok gerilyawan anti-Presiden Bashar al-Assad lainnya telah menerima draf kesepakatan tersebut.

”Kita menerapkan kesepakatan gencatan senjata sebelum Tahun Baru2017,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam wawancara dengan stasiun televisi A Haber dilansir AFP. Kabar itu setelah sehari sebelumnya Turki-Rusia mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata.

Namun, banyak pihak yang berkonflik di Suriah belum memberikan konfirmasi mengenai gencatan senjata tersebut. Jika kesepakatan gencatan senjata sukses, menurut Cavusoglu, negosiasi politik antara Presiden Bashar al- Assad dan oposisiakan dilaksanakan di ibu kota Astana, Kazakstan.

Dia bersikeras perundingan Astana hanya dimediasi Turki dan Rusia, bukan sebagai perundingan tandingan yang dimediasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang biasanya dilaksanakan di Jenewa dalam beberapa tahun terakhir. ”Ini (negosiasi politik) bukan perundingan alternatif Jenewa. Ini hanya langkah tambahan,” kata Cavusoglu.

”Perundingan di Astana akan di bawah pengawasan kita,” ujarnya. Dia menambahkan, kelompok yang ikut ambil bagian dalam perundingan itu masih didiskusikan. Cavusoglu juga menjelaskan Ankara dan Moskow masih melanjutkan upaya intensif untuk mengamankan gencatan senjata. Rusia akan bertindak sebagai”penjamin” rezim Assad dan Turki akan menjalankan peran yang sama yakni penjamin dari kelompok gerilyawan anti- Assad.

Iran belum ada kabar apakah akan dijadikan penjamin atau tidak dalam perundingan tersebut. Kata Cavusoglu, Ankara ingin seluruh kelompok pejuang asing di Suriah termasuk Hizbullah harus meninggalkan negara itu. ”Seluruh pejuang asing harus meninggalkan Suriah. Hizbullah harus kembali ke Libanon,” pintanya. Tuntutan agar Hizbullah meninggalkan Suriah sepertinya tidak akan diterima Iran sebagai pendukung utama Assad.

Pasukan Hizbullah telah berperang bersama pasukan Pemerintah Suriah melawan gerilyawan anti-Assad. Meskipun Moskow-Ankara berseberangan pandangan dan sikap di perang sipil Suriah di mana Rusia tetap mendukung Assad dan Turki memintanya untuk mundur. Tetapi, mereka mulai menjalin hubungan lebih erat dalam isu Suriah sejak beberapa bulan lalu.

Hubungan antara Ankara dan Moskow kembali normal pada Juni lalu. Padahal, hubungan dua negara sempat memanas saat pesawat Rusia ditembak jatuh di perbatasan Suriah pada November 2015. Kemesraan Turki-Rusia sebenarnya buah kekecewaan diplomasi Ankara dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang tidak memberikan buah yang manis.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bahkan menuding AS mendukung organisasi teroris di Suriah. Ankara relatif diam ketika pasukan militer Suriah didukung Rusia berhasil menguasai Aleppo. Itu menjadi kekalahan terbesar bagi gerilyawan anti-Assad dalam perang sipil sejauh ini. ”Itu di luar pertanyaan bagi Turki untuk menggelar perundingan denganAssad,” kata Cavusoglu.

Sumber resmi yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Anadolu bahwa ”organisasi teroris” tidak akan diikutsertakan dalam kesepakatan. Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah dan Jabhat Fateh al-Sham atau Front al-Nusra dipastikan tidak ikut dalam perundingan.

Lockheed Martin Terima Kontrak Rp6 Triliun untuk Bangun F-35 Korea Selatan


Lockheed Martin telah mendapat kontrak untuk mengembangkan dan memberikan jet tempur F-35A Lightening II untuk Korea Selatan.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam siaran pers Kamis 29 Desember 2016 menyebutkan kontrak yang diberikan ke Lockheed Martin senilai US$450 juta atau hampir Rp6 triliun.

“Lockheed Martin Corp, Lockheed Martin Aeronautics Co, Fort Worth, Texas, diberikan kontrak US$ 450.042.458 guna produksi awal tingkat rendah 10 F-35 Lightning II,” bunyi pengumuman tersebut.

“Modifikasi ini melanjutkan pekerjaan integrasi untuk melaksanakan pengembangan dan pengiriman F-35A Air System untuk Republik Korea di bawah program Penjualan Militer Luar Negeri.

”Kekuatan dari pesawat F-35 adalah prosesor inti yang dapat melakukan operasi lebih dari 400 miliar per detik dan fuse data. Prosesor inti mengumpulkan data dari suite peperangan elektronik untuk mengidentifikasi radar dan emisi peperangan elektronik musuh dan kemudian merekomendasikan kepada pilot target untuk diserang dan jenis senjata apa yang digunakan.

Data yang dikumpulkan oleh sensor F-35 ini bersifat real times dan ditampilkan kepada komandan di darat, laut dan udara.

Rheinmetall Submarine Command Team Trainer: Sarana Simulasi Tempur Awak Kapal Selam TNI AL


Nama Rheinmetall Defence tak hanya kondang sebagai pemasok kendaraan lapis baja dan kanon PSU (Penangkis Serangan Udara), lebih dari itu perusahaan yang berbasis di Bremen, Jerman ini nyatanya juga dipercaya oleh TNI AL untuk memasok Submarine Command Team Trainer (SCTT) untuk pelatihan awak Korps Hiu Kencana. Seiring dengan rencana kedatangan kapal selam Nagapasa Class (Changbogo Class) dari Korea Selatan, beragam persiapan dikebut, termasuk instalasi pendukung untuk pelatihan awak kapal selam.

SCTT yang ditempatkan di Komando Latihan Armada RI Kawasan Timur (Kolatarmatim), Dermaga Ujung, Surabaya. Untuk mewujudkan fasilitas simulator untuk awak kapal selam, proyek SCTT dibagi ke dalam tiga tahap. Rheinmetall Defence pernah menampilkan solusi SCTT pada ajang Indo Defence 2014. Diantara bagian dari SCTT pada tahap satu adalah Cubicle Sonar, yang tidak lain adalah simulator perangkat navigasi sonar. 


Pada Cubible Sonar ini terdapat beberapa peralatan berupa satu unit server simulator, dua unit Instructor Control Console, serta 12 display monitor yang berfungsi untuk mengendalikan jalannya skenario latihan dalam berbagai misi tempur. Selain itu, ada enam unit Sonar Console Simulator yang berfungsi sebagai console operator sonar dalam mendeteksi dan menganalisa propagasi bawah air.

Fasilitas di SCTT juga terdapat satu unit Simulator SCS (Submarine Control Simulator) untuk mengendalikan pergerakan kapal sendiri (Own Ship) untuk mengubah halu, cepat dan kedalaman, serta satu unit Periscope Simulator SERO 400. Hasil visual dari periskop dengan moda panorama dapat divisualkan Combat Information Center, atau yang akrab di TNI AL disebut Pusat Informasi Tempur (PIT). 

Dalam suatu latihan, prajurit Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim dipimpin oleh Letkol Laut (P) Widya Poerwandanu selaku Komandan KRI Nanggala-402 menampilkan latihan analisa kontak sonar dengan skenario kapal selam menyelam pada kedalaman 30 meter. Kemudia kapal selam Type 209 itu mendapatkan kontak sonar dari beberapa baringan yang berbeda, lalu dilaksanakan analisa terhadap kontak tersebut sehingga akan diperoleh data tentang baringan, jarak, cepat, halu, jumlah shaft, jumlah blades dan dapat diidentifikasi jenis dari kontak tersebut, kemudian akan dinyatakan sebagai sasaran atau target.


Rheinmetall Defence menawarkan SCTT dengan konsep fleksibilitas tinggi, memungkinkan desain khusus untuk perangkat latihan dan aplikasi yang digunakan. Semua sensor, termasuk optronic (optical electronic) dan efektor pada kapal selam dalam disimulasikan dalam SCTT, sehingga adaptasi awak pada sistem teknologi baru dan pelatihan dapat dilakukan dengan aman, dan dapat mengurangi biaya operasional pelatihan.



Rheinmetall Defence telah menggeluti solusi SCTT sejak 35 tahun lalu, selain digunakan oleh Indonesia, solusi SCTT Rheinmetall juga telah diadaptasi oleh AL Jerman, AL Inggris, dan AL Thailand. Pada 22 Desember lalu, proyek SCTT Tahap II telah diselesaikan dan diserahkan langsung dari Asisten Logistik (Aslog) Kasal, Laksamana Muda (Laksda) TNI Mulyadi. Dalam implementasi STCC melibatkan PT Pustaka Strategik sebagai representasi dari Rheinnmetall Defence Electronic di Indonesia.

Alvis Stormer HVM: Kasta Tertinggi Peluncur Rudal Hanud Starstreak


Indonesia punya ranpur (kendaraan tempur) Alvis Stormer, dan juga punya rudal MANPADS (Man Portable Air Defence System) HVM Starstreak, dan bila di padukan maka jadilah sosok Self Propelled Stormer HVM (High Velocity Missile), kasta tertinggi dari keluarga APC (Armored Personnel Carrier). Meski varian Stormer HVM tak dimiliki Indonesia, namun kombinasi sistem senjata ini cukup menarik disimak, terlebih konsep gelaran self propelled rudal hanud dengan ranpur roda rantai (tracked vehicle) belum pernah hadir di etalase alutsista TNI.

Merujuk sistem rudal Startstreak, rudal ini lahir dari kompetisi ketat antara Thunderbolt MANPADS buatan BAe Systems dengan Starstreak yang diusung oleh Short tahun 1984. Keunggulan Starstreak bukan hanya terletak pada soal kecepatan yang spektakuker (Mach 3.5), metode penyergapan rudal ini pun terbilang unik. Starstreak dikemas dalam tabung tersegel yang bebas perawatan sepanjang umur pakainya (maintenance free). Artinya, rudal tidak perlu diinspeksi secara berkala, cukup disimpan sesuai petunjuk pabrikan hingga tanggal kadaluwasa, dalam hal ini masa pakai Starstreak hingga 15 tahun.

Tabung peluncur terisi rudal yang terintegrasi dengan unit pembidik yang dilengkapi stabilizer otomatis. Sementara juru tembak membidik target, aiming unit secara simultan mangalkulasi trayaktori target agar diperoleh jalur lintasan yang paling tepat untuk mengarahkan rudal menuju sasaran. Berkat akselerasi yang tinggi, kecepatan supersonic tersebut dapat dicapai hanya dalam jarak 4000-an meter dari posisi juru tembak.


Segera setelah motor roket utama membakar habis semua propelannya, maka tiga anak panah (dart) akan melesat dari bagian depan rudal. Ketiganya melesat menuju target dalam formasi melingkar dengan diameter sekitar 1,5 meter. Setiap dart (oleh pabriknya disebut hittiles) punya panjang 396 mm, diameter 22 mm, dan beratnya 900 gram. Masing-masing hittiles terdiri dari dua bagian. Bagian depan terdapat dua canard yang berotasi saat melesat. Bagian ini tersambung dengan bagian belakang yang tak berputar yang memiliki empat sirip. Di bagian belakang inilah terdapat perangkat elektronik yang berperan memandu rudal.

Sementara tentang ranpur Stormer HVM, ditempatkan kubah peluncur pada bagian belakang. Dalam satu kubah terdiri dari delapan peluncur Starstreak, serta membawa bekal 12 rudal cadangan. Dalam satu gelaran tempur, konfigurasi peluncur dan dukungan supply ini menjadi sajian yang lethal, terutama jika dibandingkan peluncur Starstreak yang menggunakan platform rantis jip Land Rover Defencer 4×4 LML (Lightweight Multiple Launcher), platform yang digunakan Arhanud TNI AD.


Dalam kesatuan sistem, Stormer HVM dapat beroperasi mandiri, ini artinya dalam ranpur sudah dilengkapi perangkat sensor pendeteksi sasaran. Teknologi yang diusung adalah Air Defence Alerting Device (ADAD) yang disematkan pada bagian depan kendaraan. ADAP mencakup pembidik berbasis thermal dan optical. ADAP di Stormer HVM berjalan di sistem STAIRS C besutan Thales. Meski disebut bisa beroperasi mandiri, dalam gelar operasinya sistem Stormer HVM Inggris diintegrasikan dengan radar intai CONTROL Master 200.

Stormer HVM Starstreak mulai masuk kedinasan AD Inggris pada tahun 1997, sayangnya Stormer HVM tidak laris dipasaran, di luar Inggris hanya Oman yang memakai sistem arhanud ini.


Debut Stormer HVM pernah dilibatkan Inggris saat Perang Teluk. Meski rudal Starstreak masih digunakan sampai saat ini, namun sistem Stormer HVM tak lagi dioperasikan sejak tahun 2009.

Pada tahun 1999 dilakukan uji tembak Starstreak, target pengujian bukanlah drone, melainkan ranpur lapis baja FV432 APC. Karena dilepaskan ke sasaran permukaan sehingga trayektori rudal cenderung datar, kecepatan lesatnya pun melebihi spesifikasi standar, yakni 1.200 meter per detik dan terbukti mampu menjebol lapisan baja ranpur tersebut. Karena kecepatannya, Starstreak diklaim mampu menguber target yang bermanuverlincah hingga 9G sekalipun.

Spesifikasi Stormer HVM :
-Entered service: 1997
-Crew: 3 men
-Weight: 13,5 ton
-Length: 5,6 meter
-Width: 2,8 meter
-Height: 3,4 meter
-Missile length: 1,39 meter
-Missile diameter: 0,27 meter
-Missile weight: 20 kg
-Warhead weight: 3 x 0.9 kg
-Missile speed: Mach 3.5
-Range of fire: up to 5.5 km
-Guidance system: Laser Mobility
-Engine: Perkins T6 3544 diesel
-Engine power: 250 hp
-Maximum road speed: 80 km/h
-Range: 600 km Maneuverability
-Gradient: 60%
-Side slope: 30%
-Vertical step: 0,6 meter
-Trench: 2 meter
-Fording: 1,1 meter

Angkatan Laut China Kembali Terima Frigat Siluman


Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China memasukkan ke layanan sebuah kapal perang baru, Type 054A Kelas Binzhou Jiangkai II. Kapal menjadi bagian dari Armada Timur Laut China dan pada Kamis 29 Desember 2016.

Menurut gambar yang muncul di Weibo, situs microblogging China, ini adalah fregat Type 054A kesembilan yang masuk dinas aktif dengan Armada Timur Laut. Salah satu tanggung jawab utama armada ini adalah untuk mendukung invasi amfibi ke Taiwan dalam hal perang. Frigat Type 054A juga andalan Angkatan Laut China untuk pendamping dan misi patroli di Laut Cina Selatan.

Binzhou adalah kapal ke-23 dari Type 054A kapal bertugas aktif dengan Angkatan Laut China dan merupakan tulang punggung peperangan permukaan China. Angkatan Laut China berencana akan menambah empat frigat baru jenis ini pada 2018. Menurut perkiraan biaya yang diterbitkan The Diplomat, harga per unit diperkirakan sekitar US$34,8 juta atau sekitar Rp463 miliar.

Frigat Type 054A melakukan berbagai misi. Kapal kelas ini telah dikerahkan untuk operasi anti-pembajakan di Teluk Aden sejak tahun 2009. Frigat Type 054A juga berpartisipasi dalam latihan maritim Sino-Rusia pada tahun 2015 dan 2016, di samping sejumlah latihan angkatan laut unilateral dan bilateral lainnya. 

Fregat siluman ini dipersenjatai dengan rudal pertahanan udara jarak menengah HQ-16 dan meningkatkan vertikal launching system (VLS) 32 sel di bagian depan. Kapal ini mampu menembakkan rudal anti-kapal dan rudal pertahanan udara serta torpedo anti kapal selam. Selain itu kapal ini juga memiliki senapan AK-630 buatan Rusia dan varian AK-176 76 milimeter untuk sistem senjata jarak pendek.

Beberapa frigat kelas ini juga diketahui telah dilengkapi dengan variabel sonar kedalaman dan sistem array sonar diderek. Selain itu, kapal dilengkapi dengan sistem radar bertahap Type 382 dan sistem radal kontrol penembakan multifungsi Type 344 dan Type 345 yang mampu menargetkan di luar cakrawala.

Type 054A juga memiliki hanggar yang mampu mengakomodasi helikopter Kamov K-27 dan Harbin Z-9 atau kendaraan udara tak berawak (UAV). Kapal memiliki rentang operasi standar dari sekitar 3.800 mil laut atau 7.037 kilometer pada kecepatan 18 knot, dan radius maksimal tanpa pengisian bahan bakar adalah 12.000 kilometer atau 8.000 mil.

Namun sejumlah analis menyebut Type 054A tetap menjadi desain yang terbatas dalam hal ukuran, persenjataan, dan elektronik dan dipandang sebagai desain perantara untuk memainkan peran terbatas khusus dalam pertahanan armada.

Kapal ini hampir pasti akan menjadi bagian dari kelompok tempur kapal induk China, di mana ia kemungkinan besar akan dikerahkan untuk peperangan anti-kapal selam dan pertahanan terhadap ancaman udara atau rudal yang membuatnya akan berada pada perimeter pertahanan luar.

Situs Peluncuran Rudal Baru Korea Utara Terdeteksi


Citra satelit terbaru menunjukkan Korea Utara mungkin memiliki situs peluncuran rudal baru di sebuah desa yang diduga memiliki fasilitas nuklir. Gambar, yang dianalisis Strategic Sentinel, sebuah perusahaan yang berhubungan dengan pengolahan citra geospasial, analisis intelijen dan penelitian geopolitik, menyebut silo rudal itu ada di pegunungan Geumchang-ri, Provinsi Pyongan Utara, di mana komunitas intelijen AS mengatakan pada akhir tahun 1990 ada situs senjata nuklir di wilayah tersebut.

Silo, yang merupakan sebuah ruang bawah tanah untuk menyimpan dan menembakkan rudal, tampaknya merupakan analog dengan silo yang ada di sebuah pangkalan rudal di Tabriz, Iran, dengan penutup geser selebar 7,4 meter.


Strategic Sentinel mengatakan kepada VOA pada Selasa 27 Desember 2016 bahwa struktur berbentuk persegi panjang ini muncul cukup besar untuk rumah rudal Korea Utara yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan bisa menyerang negara-negara tetangga, seperti Korea Selatan dan Jepang.

“Jika situs Iran ini adalah kompleks rudal dan situs Korea Utara yang kami ungkap memiliki dimensi yang sama persis, maka sangat mungkin bahwa situs yang telah kami ungkap ini juga kompleks rudal,” kata Ryan Barenklau, pendiri Strategic Sentinel. Dia juga memperkirakan ada kemungkinan kerjasama nuklir antara kedua negara.


Citra satelit juga menunjukkan di utara silo ada tiga struktur yang diduga adalah check-out poin dan jalur akses bawah tanah, yang terdiri dalam formasi segitiga, dan mungkin pos jaga juga.



Sementara situs lain, seperti peluncuran satelit Sohae Launching Station dan Tonghae Launching Ground yang juga dikenal sebagai penampung Musudan-ri memiliki ruang yang sangat besar untuk kendaraan peluncur rudal atau rudal jenis Taepodong.

Menunggu Kapal Selam Kelas Borei dan Yasen Paling Canggih di 2017


Dua kapal selam nuklir paling canggih Rusia akan diluncurkan pada tahun 2017. Vice Adm. Viktor Bursuk, Wakil Komandan Angkatan Laut Rusia mengatakan pekan lalu bahwa kapal selam rudal balisik Kelas Borei kelas Knyaz Vladimir dan kapal selam serang Kelas Yasen-M, Kazan “akan melayang keluar” pada akhir tahun depan. 

Istilah “diluncurkan” dan “melayang keluar” tidak selalu berarti kapal selam akan siap untuk uji coba laut dan commissioning. Setelah mereka pindah dari galangan kapal ke dermaga mereka, sistem kapal selam baru akan diinstal.

Kapal Selam Kelas Borei dan Yasen mengalami siklus pengembangan yang berliku-liku setelah runtuhnya ekonomi pasca runtuhnya Uni Soviet. Meskipun kapal selam kelas Borei pertama Yury Dolgoruky, dibaringkan pada tahun 1996, kapal selam ini tidak bergabung dengan armada Rusia sampai tahun 2013. Demikian pula, kapal selam Kelas Yasen pertama, Severodvinsk, yang mulai dibangun pada tahun 1993 baru masuk layanan 20 tahun kemudian. Meskipun dua kapal selam kelas Borei lainnya telah memasuki layanan mengikuti Dolgoruky, Knyaz Vladimir akan menjadi yang pertama dari empat Kelas Borei, yang dikenal sebagai Kelas Borei-A, yang akan memasuki armada Rusia.

Konstruksi Knyaz Vladimir dimulai pada tahun 2012, dan dalam beberapa tahun mendatang, delapan kapal selam kelas Borei, lima jenis A dan tiga varian awal, akan ada di laut. Pada Jumat 23 Desember 2016, pembangunan kelas Borei Terakhir, Knyaz Pozharsky dimulai.

Sebuah artikel 2013 yang ditulis oleh seorang perwira angkatan laut AS Letnan Cmdr. Tom Spahn untuk majalah Proceedings membahas pentingnya kapal selam Borei dan Yasen. Tom Spahn berpendapat bahwa kelas Borei dan Yasen akan menjadi tulang punggung armada kapal selam Rusia. Angkatan Laut akan mengkonsolidasikan berbagai jenis kapal selam yang ada sekarang ini hanya menjadi dua kelas ini.

Kelas Borei yang berarti Angin Utara menelan biaya sekitar US$890 juta, menurut Spahn memiliki teknologi propulsi siluman seperti kapal selam Kelas Virginia Amerika. Borei juga mampu membawa 16 rudal balistik, sedangkan kelas Borei-A dikabarkan bisa membawa 20 rudal.

Kelas Yasen, atau Ash Tree, dirancang terutama untuk menyerang kapal selam lainnya, kapal permukaan dan mengumpulkan data intelijen. Kapal ini hanya membutuhkan 90 awak, jauh di bawah Virginia yang membawa 134 personel. Spahn mengatakan bahwa ukuran awak relatif kecil menunjukkan tingkat otonomi kapal selam Rusia. Kru kecil dan sistem teknologi tinggi mungkin ada hubungannya dengan harga, Kelas Yasen awal, Severodvinsk, membutuhkan biaya sekitar $ 1,5 miliar. Kapal kedua, Kazan kemungkinan akan membutuhkan dana dua kali lipat.

Yasen, menurut Spahn, memiliki delapan tabung torpedo, mampu meluncurkan proyektil bawah laut yang bisa mencapai kecepatan sekitar 230 mph. Kelas Yasen juga dapat membawa berbagai macam rudal jelajah. Pada bulan April, Severodvinsk berhasil menguji menembakkan rudal jelajah Kalibr.

Kegiatan kapal selam Rusia telah terus meningkat sejak Rusia mengambil alih Crimea dari Ukraina pada 2014. Pada bulan Februari, laksamana NATO dari Angkatan Laut Inggris Vice Adm. Clive Johnstone, mengatakan bahwa komandan kapal selam NATO melaporkan “kegiatan kapal selam Rusia sekarang ini merupakan yang tertinggi sejak zaman Perang Dingin.

Awal bulan Desember 2016, laporan berita mengindikasikan bahwa dua kapal selam rudal balistik kelas Oscar-II Rusia beroperasi di dekat kapal induk AS dan Prancis di Mediterania timur.

Angkatan Laut Rusia memiliki puluhan kapal selam, mayoritas merupakan kapal selam nuklir dan konvensional era-Soviet. Selain membangun kapal selam baru, Angkatan Laut Rusia juga memodernisasi beberapa kapal tua. Sebagai perbandingan US Navy saat ini memiliki sekitar 50 kapal selam yang semuanya adalah kapal selam nuklir. Mereka akan membangun enam kapal selam kelas Virgnia baru hingga 2019.

Thursday, 29 December 2016

7 Pos Perbatasan Dengan Negara Tetangga Dipercantik Tahun Ini


Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertekad mengubah wajah kawasan perbatasan. Selain memperbaiki akses jalan ke perbatasan, Jokowi juga melakukan perbaikan kawasan terluar dengan membangun ulang 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang bersebelahan langsung dengan negara tetangga.

Ketujuh PLBN ini tiga di antaranya di Kalimantan, yakni PLBN Entikong di Sanggau, PLBN Aruk di Sambas, dan PLBN Nanga Badau di Kapuas Hulu. Tiga di NusaTenggara Timur (NTT), yakni PLBN Motamassin di Malaka, PLBN Motaain di Belu, dan PLBN Wini di Timor Tengah Utara. Dan satu lainnya terletak di Papua, yakni PLBN Skouw di Jayapura.

Denah PLBN Entikong

Dengan biaya sebesar Rp 973 miliar, ketujuh PLBN ini mulai dilakukan pemugaran oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya pada Desember 2015 dan ditargetkan selesai dalam setahun. 

Pembangunannya pun terbilang cepat lantaran koordinasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat, pembebasan lahan tak menemui kendala. Dan tepat pada minggu-minggu akhir Desember ini, Jokowi meresmikan dua PLBN yang telah rampung pengerjaan fisik dan operasionalnya. Kedua PLBN tersebut adalah PLBN Entikong di Kalimantan dan PLBN Motaain di NTT.

PLBN Motaain NTT

Kedua PLBN ini masing-masing diresmikan pada tanggal 21 Desember dan 28 Desember 2016, langsung oleh Presiden Jokowi. Dalam pembangunan tahap I ini, bangunan utama PLBN yang baru, fasilitas imigrasi dan bea cukai, gedung pemeriksaan kendaraan, hingga power house telah rampung dikerjakan.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, kelima PLBN lainnya juga telah rampung bangunannya secara fisik, namun belum dapat dioperasikan karena ada beberapa dukungan teknis yang belum rampung.

"Seluruh pekerjaan fisik kita sudah selesai.Tinggal koordinasi untuk operasionalisasi PLBN ini yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)," kata Basuki saat ditemui di PLBN Motamassin, Kabupaten Malaka, NTT, Rabu (29/12/2016).

Ketujuh PLBN ini pun akan kembali dilanjutkan pembangunannya ke tahap II, dan diharapkan bisa rampung paling tidak hingga 2018 nanti. Diharapkan pembangunan ini akan menjadi kawasan terpadu di daerah perbatasan, lengkap dengan mess pegawai, wisma Indonesia, helipad, lapangan voli, pos polisi, convenience store, food court, rest area, mushalla hingga pasar yang akan menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi di daerah perbatasan.

"Sehingga perputaran uang yang lebih banyak. Untuk pergerakan ekonomi yang lebih baik di perbatasan," ujar Jokowi saat ditemui di acara peresmian PLBN Motaain beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, pengembangan kawasan PLBN merupakan pelaksanaan dari amanat Presiden Jokowi untuk melakukan pembangunan dari pinggiran yang tertuang dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan 7 (tujuh) pos lintas batas negara terpadu dan sarana prasarana penunjang di kawasan perbatasan.

Langkah ini penting untuk dilakukan mengingat dengan kondisi yang ada sebelumnya, kegiatan keimigrasian di kawasan perbatasan ini tak bisa dilakukan dengan maksimal. "Kementerian PUPR diberi tugas khusus untuk PLBN. Ini juga spesial order, dengan Inpres ditugaskan kepada PUPR, dan pengelolaannya oleh BNPP," kata Basuki.

Sebelumnya gedung PLBN terdiri dari beberapa gedung terpisah, dengan ukuran yang kecil dan tak semuanya bisa dimanfaatkan. Pemandangan ini Jauh berbeda dengan pemandangan yang nampak di PLBN negara yang berbatasan langsung, yang tampak megah seperti bangunan baru.

Selain melakukan pembangunan PLBN, Kementerian PUPR juga melakukan pengembangan infrastruktur permukiman di kawasan perbatasan di Provinsi NTT. Program Pengembangan Infrastruktur Permukiman (PIP) juga terus dilakukan sejak Desember 2015 hingga September 2017.

Pengembangan Infrastruktur Permukiman di Motaain contohnya, berupa penyediaan air minum melalui pembangunan sumur bor dengan kapasitas 5 liter per detik. Pengadaan atau pemasangan pipa HDPE sepanjang 98.831 km bagi 1.494 Sambungan Rumah (SR). Pembangunan reservoir kapasitas 100 m3 9 unit dan groundwater tank 500 m3 1 unit. Pengelolaan Air Limbah melalui Pembangunan septic tank komunal modul 5, 10 & 20 KK melayani 304 SR. Dan untuk pengelolaan sampah dibangun landasan kontainer sebanyak 10 unit dan pengadaan Truk Arm Roll 2 unit serta pelatihan pemilahan dan composting sampah. Melengkapi hal di atas, dilakukan juga peningkatan jalan lingkungan dengan total panjang 10,17 km.

Dengan seluruh perbaikan yang dilakukan ini, diharapkan rasa minder yang selama ini menyelimuti warga Indonesia di kawasan perbatasan bisa dihilangkan. Selain itu, diharapkan pelayanan imigrasi di sisi Indonesia diharapkan lebih terpadu dan bisa diandalkan, dan pengembangannya menjadi kawasan terpadu bisa memacu pertumbuhan di daerah perbatasan.

AS Usir 35 Diplomat Rusia, Kremlin Bersumpah Membalas


Kremlin bersumpah untuk membalas keputusan Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang mengusir 35 diplomat Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan Moskow tidak punya pilihan lain kecuali bertindak atas prinsip “timbal balik”.

Pemerintah Presiden Barack Obama memberi waktu 72 jam bagi 35 diplomat Rusia untuk angkat kaki dari AS. Keputusan Obama ini diambil sebagai respons atas tuduhan bahwa Rusia ikut campur pemilu AS dengan melakukan peretasan email Komite Nasional Demokrat (DNC) yang dokumennya dibocorkan WikiLeaks. Tindakan itu dianggap membantu Donald Trump yang akhirnya terpilih sebagai presiden AS.

Peskov mejanjikan pembalasan dari Rusia akan menyebabkan ”ketidak nyamanan yang signifikan” bagi AS.

AS tak hanya mengusir 35 diplomat Rusia, tapi juga menutup dua kantor Rusia di New York dan Maryland. Selain itu, lima entitas dan empat pejabat Rusia dijatuhi sanksi terbaru oleh Departemen Keuangan AS.

”Sementara ini saya tidak bisa mengatakan apa responnya, meskipun kami tahu di sini, kami tidak memiliki alternatif lain untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip timbal balik,” kata Peskov, seperti dikutip RIA Novosti, Jumat (30/12/2016).

“Tidak ada urgensi segera untuk bertindak, tetapi dalam hal apapun, keputusan yang berkaitan dengan langkah-langkah tersebut akan diambil oleh presiden Rusia,” imbuh juru bicara Presiden Vladmir Putin itu.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Konstantin Dolgov mengatakan, pemerintahan Obama berusaha merusak setiap restorasi hubungan baik antara Washington dan Moskow.

”Saya hanya bisa menegaskan kembali bahwa sanksi histeria ini menunjukkan bagaimana hal yang tidak mengerti pemerintah AS sudah keluar,” ujarnya.

Rusia membantah tuduhan ikut campur pemilu AS dengan serangan cyber yang dilakukan para hacker. Moskow menyebut tuduhan Washington tidak berdasar.

Pesawat Angkut An-132D Ukraina-Arab Saudi Roll Out


Perusahaan Antonov meluncurkan prototipe pertama pesawat angkut An-132 multifungsi baru, An-132D aircraft demonstrator, pada tanggal 20 Desember lalu. Proses pembuatan pesawat angkut An-132 akan dilakukan dengan bekerjasama dengan King Abdulaziz City Science and Technology (KACST) dan Тaqnia Aeronautics Co. Dalam program ini, Antonov akan mewakili Ukraina sebagai integrator kerjasama internasional tersebut.

Dalam upacara roll out, Petro Poroshenko, Presiden Ukraina, mengucapkan terima kasih kepada tim Antonov untuk pekerjaannya yang baik dan mengatakan secara khusus, "Acara ini adalah hasil dari kerja enerjik dan produktif perusahaan Antonov dan puluhan perusahaan lainnya dari industri pesawat penerbangan Ukraina, ini adalah kemenangan kita bersama! An-132 adalah proyek internasional yang nyata. Untuk pertama kalinya begitu banyak perusahaan terkemuka dibidang penerbangan dunia mengambil bagian dalam pengembangan pesawat angkut serbaguna. Kita bertanggungjwab kepada mitra kami dari Kanada, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Perancis dan negara-negara lain, yang berpartisipasi dalam penciptaan pesawat kompetitif baru ini. Jadi, pada platform An-132 kami mengumpulkan perusahaan-perusahaan terbaik dari industri penerbangan dunia".

Sesuai dengan kontrak, Antonov sebagai pengembang akan membangun An-132 pertama, dan proses manufaktur selanjutnya akan berlangsung di Arab Saudi. Dua perusahaan menandatangani kontrak pada bulan Februari untuk mendirikan sebuah kompleks pembuatan pesawat terbang untuk pesawat Antonov dan produksi pesawat angkut An-132 di Kerajaan Arab Saudi.

Usai Jalani Hardepo, Tujuh Kapal TNI AL Siap Beroperasi


Usai menjalani pemeliharaan tingkat depo (Hardepo) tahun 2016, sebanyak tujuh unit kapal milik TNI Angkatan Laut siap beroperasi melaksanakan tugas pokok sebagai penegak kedaulatan negara di laut. Ketujuh kapal tersebut yaitu: 

KRI Pulau Rusa (PRA-726), 
KRI Krait (KRT-827), 
KRI Silea (SLA-858), 
Patkamla Sadarin II.3-02, 
Patkamla Salmaneti II.3-03, 
Patkamla Samadar II.3-04 dan 
Patkamla Sawangi II.3-05.

Penyerahan ketujuh kapal tersebut dipimpin Kepala Dinas Materiel Angkatan Laut (Kadismatal) Laksamana Pertama TNI Ir. Aziz Ikhsan Bachtiar, M.Tr.(HAN) kepada Koarmabar dan Lantamal III selaku pembina operasi di ruang TFG gedung Satkorarmabar Pondok Dayung, Jakarta Utara, Kamis (29/12/2016).

Menurut Kadismatal pemeliharaan oleh Dismatal dengan pelaksana Satuan Pemeliharaan Materiel Armabar (Satharmatbar) meliputi sistem pendorong (repowering), sistem badan kapal (bakap) dan sistem bantu. “Hardepo ini dilaksanakan karena kapal-kapal tersebut usia pakainya sudah cukup tinggi sehingga memerlukan upaya untuk mengembalikan kemampuannya guna mendukung tugas pokok TNI AL,” lanjutnya.

Hasil yang dicapai setelah Hardepo dan repowering adalah sebagai berikut: KRI PRA-726 kecepatan maksimum sebelum Hardepo adalah 12 knot setelah Hardepo meningkat menjadi 15 knot, KRI KRT-827 sebelumnya 11 knot menjadi 13,5 knot dan kecepatan KRI SLA-858 sebelumnya 16 knot menjadi 20,4 knot. Sementara Patkamla Sadarin kecepatan meningkat dari 12 knot menjadi 21,5 knot, kecepatan Patkamla Salmaneti dari 12,3 knot meningkat menjadi 20,8 knot, Patkamla Samadar sebelumnya 12,5 knot menjadi 17,9 knot dan Patkamla Sawangi kecepatan meningkat dari 10 knot menjadi 19,2 knot.

Sedangkan pada sistem bakap diperoleh hasil kondisi bangunan kapal dan fasilitas akomodasi meningkat sehingga layak melaksanakan operasi. Demikian juga pada sistem bantu terjadi peningkatan kemampuan peralatan bantu dan kelengkapan peralatan keselamatan. Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut.