Sebuah foto yang menunjukkan lima pesawat E-2D Advance Hawkeye milik Angkatan Laut Amerika tiba di Marine Corps Air Station Iwakuni, Jepang, 2 Februari, 2017. Pesawat yang membawa radar udara paling maju di dunia ini akan menjadi tambahan kekuatan penting Amerika untuk mengawasi udara Jepang dari berbagai ancaman termasuk jet tempur siluman China dan ancaman rudal dari Korea Utara.
Washington mengumumkan awal bulan Januari 2017 ini bahwa Angkatan Laut AS, dalam hitungan minggu akan mengerahkan Carrier Airborne Early Warning Squadron (VAW) 125 ke Iwakuni Air Base di Jepang dengan pesawat E-2D Advanced Hawkeye. Mereka akan menggantikan VAW 115 yang dilengkapi dengan E-2C Hawkeye .
E-2 Hawkeye adalah sebuah pesawat yang memiliki kemampuan setara dengan E-3 Sentry yang jadi ikon Angkatan Udara AS dan dikenal sebagai AWACS.
Seperti E-3, Hawkeye membawa array komunikasi dan radar besar di atas pesawat tersebut. Pesawat memiliki bank workstation sehingga aircrew dapat memberikan secara real-time data dan situasi kepada pesawat lain atau komando pusat.
Pesawat juga menjadi komando dan kontrol udara untuk pesawat lain, dan bertindak sebagai relay data dan penghubung antara platform maritim dan udara yang berbeda. Dalam istilah sederhana, E-2 Hawkeye adalah mata dan telinga udara US Navy.
E-2D adalah lompatan besar untuk Angkatan Laut AS dalam hal deteksi, pelacakan dan penargetan jarak jauh terhadap dua sasaran. Target pertama adalah peswat tempur yang menggunakan teknologi siluman di mana China telah memasukkan ke dalam layanan jet tempur J-20 dan terus mengembangkan pesawat siluman lain J-31. Selain itu Beijing juga mengembangkan drone siluman rahasia Lijian ‘Sharp Sword’.
Deteksi dini terhadap ancaman tersebut akan sangat penting untuk menjaga survivability kapal perang permukaan Angkatan Laut AS dalam konflik di masa depan dengan China. Apalagi J-20 dikabarkan membawa rudal jarak jauh untuk menghancurkan kapal.
Demikian pula, radar A/N-APY9 menawarkan secara signifikan peningkatan kemampuan deteksi dan pelacakan terhadap ancaman kecil, rudal jelajah supersonik dan hipersonik dan hulu ledak rudal balistik.
Mengingat proliferasi rudal jelajah anti-kapal supersonik dan rudal balistik anti kapal selam China DF-21d kemampuan untuk menyediakan peringatan dini dan data target-tracking over the horizon menjadi penting untuk kelompok tempur kapal induk Amerika Serikat, untuk dapat beroperasi dalam zona anti access/area denial (A2/AD) di masa depan.
E-2D memang tidak dapat menghancurkan ancaman sendiri, melainkan mengirimkan data target ke pesawat lain yang membawa rudal untuk membereskannya.
Oleh karena itu, upgrade dari E-2C ke E-2D di Jepang akan menjadi kekuatan sendiri yang bisa mengubah peta permainan di Asia Pasifik.
0 comments:
Post a Comment