Setelah 27
tahun mengawal dirgantara Indonesia, hari Selasa (14/3/2016), jet tempur
strategis (latih) F-16B Fighting Falcon dengan nomer TS-1603 mengakhiri masa
pengabdiannya. Sayangnya akhir dari masa pengabdian jet tempur yang ikut
mengusir black flight F/A-Hornet di atas Bawean tahun 2003 ini tidak mulus,
pesawat mengalami kecelakaan over run akibat brake malfunction di runway 36
Lanud Roesmin Nurjadi, Pekanbaru. Meski tidak ada korban jiwa dari kedua pilot
(Mayor Pnb Andri dan Lettu Pnb Marko), pesawat yang berjasa mencetak puluhan
fighters TNI AU telah berstatus total lost, dan berdampak langsung pada tingkat
kesiapan tempur TNI AU, terlebih pada area yang berbatasan dengan Singapura.
Dirunut dari
sejarahnya, F-16B (tandem seat) TS-1603 resmi digunakan TNI AU sejak Mei 1990.
Pesawat ini didatangkan dengan cara ferry flight dari Amerika Serikat. Proyek
pengadaannya disebut sebagai Bima Sena I yang mencakup total pengadaan 12 unit
F-16 A/B dengan nilai per unit pesawat mencapai US$32 juta. Berbeda dengan F-16
C/D Block 52ID yang menggunakan mainframe Block 25, maka F-16 A/B yang awalnya
menjadi arsenal Skadron Udara 3 ini mengusung Block 15 OCU (Optional Capability
Upgrade).
Dengan label
OCU, F-16 A/B Block 15 OCU berbeda dengan versi awal dari F-16 produksi awal.
F-16 A/B Block 15 OCU dibuat dengan memenuhi standar Operational Capability
Upgrade yang mencakup mesin F100-PW-220 turbofans dengan kontrol digital,
kemampuan menembakkan AGM-65, AMRAAM, dan AGM-119 Penguin, serta pembaruan pada
kokpit, komputer, dan jalur data. Berat maksimum lepas landasnya bertambah
menjadi 17.000 kg. Meski begitu, F-16 A/B Block 15 OCU yang diterima TNI AU
belum punya kemampuan untuk menembakkan rudal canggih seperti AIM-120 AMRAAM atau rudal BVR (Beyond Visual
Range). Kemampuan bisa melepaskan rudal AMRAAM baru saat ini bisa dilakukan
pada generasi pesawat hibah upgrade F-16 C/D Block 52ID.
Ikut dalam
paket OCU juga terdiri dari kelengkapan radar Westinghouse AN/APG-66
Pulse-doppler, mesin Pratt & Whitney F100-PW-200 turbofan, dengan 14.670
lbf (64.9 kN), 23.830 lbf (106,0 kN) dengan afterburner. Hadirnya F-16 A/B
Block 15 untuk TNI AU membawa titik pembaharuan tersendiri, meski tetap masih
tertinggal dari F-16 milik Singapura, F-16 A/B memperkenalkan TNI AU pada
adopsi jet tempur fly by wire yang punya kapabilitas meluncurkan rudal AGM-65G
Maverick dan rudal udara ke udara AIM-9P4 Sidewinder yang mampu menguber
sasaran dari segala arah.
Kini, F-16
TS-1603 yang berada di shelter Skadron Udara 16 tengah dalam inspeksi dan
penyelidikan terkait sebab musababnya, sebagai jet tempur yang berperan dalam
program latih (konversi), F-16 TS-1603 juga beberapa kali ditumpangi tamu VIP
dalam joy flight, diantara yang pernah dibawa terbang dengan TS-1603 adalah
mantan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Walau telah mengalami total
lost, besar harapan beberapa komponennya bisa dimanfaatkan sebagai suku cadang
untuk F-16 lainnya. Selamat jalan F-16 TS-1603!
0 comments:
Post a Comment